Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, December 29, 2002

Beberapa Petunjuk tentang Kaki

Oleh Man

KAKI kita merupakan salah satu bagian tubuh yang tentu saja sangat berguna sebagaimana anggota tubuh lainnya. Sekalipun kaki hanya mengalami luka kecil seperti lecet, kegiatan sehari-hari kita akan terganggu. Oleh karena itu, makin mengetahui kaki, jauh lebih baik dibanding tidak mengetahuinya sama sekali. Di sini ada beberapa hal tentang kaki yang mungkin cukup menarik untuk diketahui.
1. Makan makanan pedas sering menyebabkan bau kaki. Solusinya, kurangi makanan pedas dan minum banyak air.
2. Kaki melakukan perjalanan rata-rata 115.000 km sepanjang hidup.
3. Pada kaki terdapat 250.000 kelenjar keringat yang menghasilkan hampir satu cangkir lembab setiap hari.
4. Sekira satu perempat dari tulang tubuh kita terdapat pada kaki.
5. Konsisten mengenakan sepatu tumit tinggi merupakan salah satu kunci masalah penyakit kaki perempuan.
6. Sekira 70% lebih dari masyarakat akan mengalami sakit kaki pada tempat yang sama dalam kehidupan mereka.
7. Saat usia Anda bertambah, kuku kaki makin keras dan makin tebal.
8. Saat Anda berdiri tegak, 50% dari berat Anda berada pada tumit, 25% pada dasar empu kaki, dan 25% menyebar sekitar bola kaki Anda.
9. Kaki anak-anak berusia 16 hingga 25 bulan tumbuh rata-rata setengah ukuran sepatu mereka setiap tiga bulan dan yang berusia 25-36 bulan tumbuh rata-rata setengah ukuran sepatu mereka setiap empat hingga enam bulan. Dengan demikian, sering mengecek sepatu mereka adalah hal baik agar kaki mereka dibungkus oleh ukuran sepatu yang tepat.
10. Saat kaki digunakan untuk sepak bola selama dua jam, membakar energi tubuh 3.129 kilojoules, sedangkan apabila kaki dipergunakan hanya untuk menonton sepak bola, itu akan membakar energi tubuh 840 kilojoules (kJs). Naik tangga selama lima menit membakar 42 kJs, sedangkan naik lift 10,5 kJs. Bagi yang lagi diet, naik tangga lebih baik daripada naik lift. (Sumber: Pikiran Rakyat/Woman's Day)***

Ingin Tampil Modis, Jangan Terjebak Mode

Oleh Johnny Irwan

KALAU kita jalan-jalan di pusat-pusat keramaian seperti mall, kita akan menjumpai anak baru gede (ABG) -- terutama perempuannya -- juga mereka yang sudah termasuk dewasa bahkan punya anak, mengenakan busana mengikuti tren mode yang lagi "in". Namun, apakah yang dipakainya itu sudah pas atau sesuai dengan dirinya? Jangan-jangan sudah menjadi korban mode, hanya karena ingin tampil gaya seperti layaknya para selebriti atau public figure yang sering kita saksikan di layar-layar televisi.
Ingat, yang dipakai para selebriti maupun public figure, belum tentu pas untuk Anda, baik itu busana, sepatu, perhiasan (aksesori) ataupun potongan rambut, termasuk tata rias wajah (make-up). Coba Anda perhatikan, apakah diri Anda layak berpakaian dan berhias seperti itu? Anda jangan sampai terjebak oleh tren mode yang sedang "in". Memang tidak ada larangan dan sah-sah saja Anda mengikuti tren mode, tapi yang penting diperhatikan adalah cocok tidaknya bagi diri Anda.
Jadi, Anda jangan sampai terjebak dan menjadi korban mode. Untuk apa membeli busana dan juga perlengkapan lainnya yang serbamahal bila apa yang Anda pakai menjadikan diri Anda norak. Belilah pakaian yang sesuai, tapi modis dan tidak ketinggalan zaman. Nah di bawah ini, ada beberapa tips yang mungkin bermanfaat bagi Anda yang ingin tampil modis:

1. Pilihlah busana atau pakaian berwarna netral seperti putih, biru, coklat, hitam, atau krem, karena warna-warna tersebut dengan mudah bisa dipadu-padankan warnanya dengan aksesori lainnya. Tidak perlu busana yang bermerek terkenal di dunia karena hasil karya perancang kita juga tidak kalah dengan desainer luar negeri. Yang terpenting, apa yang Anda beli dan pakai itu pas dan serasi untuk Anda, jangan hanya mengikuti tren yang sedang "in".

2. Usahakan apa yang Anda pakai itu tidak lebih dari dua item. Jangan hanya melihat selebriti memakai beberapa item, lalu Anda ikut-ikutan memakainya hanya karena ingin tampil gaya, layaknya seorang selebriti. Ingat, apa yang dipakai selebriti belum tentu cocok untuk Anda.

3. Kalau Anda bukan seorang selebriti atau public figure dan Anda memang suka mengoleksi busana, tahan nafsu untuk membeli busana dalam jumlah banyak. Sebaiknya, tidak lebih dari dua item setiap bulannya. Yang terpenting sesuaikan dengan keuangan yang Anda miliki. Kalau tidak memungkinkan, jangan sampai memaksakan keinginan, lalu ngutang sana-sini.

4. Busana yang sudah ada dan sudah Anda miliki, cobalah dipadu-padankan. Di sinilah diperlukan daya kreativitas Anda untuk bisa memadu-padankannya. Warna hitam paling netral, selain memberi kesan mahal juga mudah dipadu-padankan dengan beberapa item yang akan memberi kesan wah dan tidak ketinggalan zaman.

Apa yang akan Anda beli atau miliki berikut perlengkapannya harus modis, menarik, dan enak dipakainya. Jadi, belilah busana dan aksesori yang benar-benar sesuai dengan yang Anda inginkan. Dengan demikian, penampilan Anda tetap terjaga dan terhindar dari ketertinggalan zaman. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Persoalan di Usia 40-50 Tahun

Oleh Syae

SECARA normal, setiap orang akan mengalami tahap perkembangan dalam kehidupannya, sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia. Satu proses dalam perkembangan tersebut adalah masa-masa setengah baya.
Masa setengah baya -- antara usia 40-50 tahun -- hampir identik dengan masa remaja. Jika masa remaja boleh kita katakan sebagai peningkatan fisik, masa setengah baya merupakan tahap dari kemunduran yang keduanya memengaruhi sikap dan tingkah laku biasanya, salah tingkah, canggung, dan kadangkala bingung.
Dalam periode ini terjadi proses penuaan secara gradual yang berbeda antara setiap individu. Banyak orang menganggap sebagai saat yang rawan karena pada masa ini -- baik laki-laki maupun perempuan -- menghadapi berbagai persoalan, baik dalam kehidupan, seksualnya, pekerjaannya maupun penampilannya.
Secara psikologis, umumnya mereka takut bahwa kehidupan seksualnya menurun. Ketakutan ini semakin besar karena beberapa kondisi fisik, seperti kesehatan dan daya ingat juga menurun.
Kaum pria mengalami perubahan dalam kejantanan (vertility), sedangkan wanita mengalami perubahan dalam kesuburan (fertulity). Perubahan ini tentu saja membuat mereka yang berada dalam masa setengah baya selalu berusaha dan menampilkan dirinya dengan berbagai cara yang justru sering membuat ketidakwajaran dan kejanggalan dalam sikap dan tingkah lakunya.
Perubahan fisik memang akan terjadi. Umumnya kaum lelaki akan bertambah berat badannya -- khususnya di bagian tengah (membuncit) -- karena adanya penimbunan gumpalan lemak dan perubahan komposisi tubuh pada beberapa otot dan jaringan tubuh.
Pada laki-laki dan wanita, rambut juga mulai rontok bahkan kebotakan sering terjadi pada pria. Kulit mengerut atau mengendur, ketajaman mata mulai berkurang, dan daya tangkap melemah yang dapat memengaruhi kondisi lainnya.
Masa setengah baya dapatlah kita katakan sebagai masa transisi kedua yaitu saat orang berada pada usia yang tidak muda dan tidak tua. Mereka seperti masa remaja yang seolah-olah kebingungan akan posisinya.
Untuk menutupi kebingungan ini, banyak pria yang berusaha tampil seperti anak muda -- mengenakan pakaian yang rapi -- tetapi seringkali mereka konservatif dalam hal model hingga membuat tampak janggal, kaku, dan canggung. Mereka ingin menunjukkan bahwa dia masih muda dan kemampuannya tidaklah selemah yang diduga orang.
Dalam masa ini sering terjadi gangguan dalam bentuk pemberontakan atau perceraian atau percekcokan antarsuami-istri, penyalahgunaan narkotika, penyakit mental, dan bunuh diri. Selain dalam penampilan, perubahan yang tampak adalah terjadi pergeseran minat dan motivasi baik dalam pekerjaan maupun pandangan hidupnya.
Mereka cenderung mengalami penyempitan minat, bahkan seringkali cenderung ke arah minat yang membutuhkan energi lebih sedikit dalam bentuk yang tenang. Pandangan hidup pun mulai bergeser, tetapi hal ini sangat bergantung pada pengalaman. Mereka yang memperoleh banyak pengalaman pahit akan tampak lebih dewasa menghadapi segala permasalahan, sedangkan mereka yang sedikit mengalami pahit, cenderung menjadi sombong atau lupa diri. Bila menghadapi suatu permasalahan, ia cenderung sulit menghadapinya.
Pandangan terhadap uang sangat tergantung kebutuhan masing-masing orang yang berbeda-beda. Akan tetapi, kecenderungan orang yang paling menonjol adalah keinginan untuk meningkatkan status. Pada masa ini, orang sedang berada dalam puncaknya bekerja atau dalam posisi karier menguntungkan. Keinginan tersebut cukup tinggi. Kondisi yang bertolak belakang antara perubahan psikologis, fisik, dan keinginan bekerja yang tinggi maka orang sering tetap menampilkan kemampuan dirinya.
**
BAGAIMANA sebaiknya orang bersikap sehingga ia tampil wajar? Faktor yang paling mendasar sebenarnya pemahaman yang kuat bahwa setiap orang akan mengalami periode tersebut. Dengan demikian, ia akan berusaha sedini mungkin melakukan penyesuaian baik terhadap fisik maupun psikisnya. Penyesuaian terhadap fisik biasanya mudah dilakukan daripada penyesuaian terhadap psikis.
Dengan memahami masa setengah baya ini, ia mengetahui bahwa dia sedang berada dalam periode ini sehingga harus meninggalkan masa mudanya dengan penuh keindahan dengan segala dinamikanya. Dengan cara ini, orang tetap bersikap wajar di mana pun ia berada.
Pada hakikatnya, orang yang melakukan penyesuaian ini berada dalam tahap keseimbangan. Wanita yang memasuki masa ini memiliki keinginan untuk hidup tenang dan damai di rumah. Ia ingin melakukan kegiatan-kegiatan rumah tangga. Sayangnya, tahap keseimbangan ini berada antara laki-laki dan perempuan. Wanita biasanya lebih cepat memasuki tahap keseimbangan -- sekira usia 50 -- dibandingkan pria. Padahal, pada saat itu bagi pria justru merupakan tahap keseimbangan.
Walaupun masa setengah baya tampak lebih memperlihatkan sifat negatifnya, sebenarnya hal positif yang dapat dikembangkan adalah terbukanya peluang untuk berprestasi. Mereka yang memasuki usia ini telah banyak memiliki pengalaman baik dalam pergaulan, pekerjaan maupun kehidupan rumah tangganya.
Oleh karena itu, ketakutan akan datangnya usia setengah baya dapat diatasi jika seseorang mau menerima datangnya usia tersebut dengan berbagai tantangan. Masa transisi setengah baya memang mengandung banyak tuntutan, baik penyesuaian terhadap fisik maupun perubahan peran. Akan tetapi, tak ada salahnya sejak dini belajar mengendalikan emosional dan meningkatkan kepercayaan sehingga kita tampil secara wajar. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Bayam, Bisa Bikin ”Mencrang” Otak

Oleh Yuga Pramita

ADA 2 jenis bayam yang biasa dikonsumsi orang: bayam putih (amaranthus tricolor) yang memunyai daun bulat berdaging serta bayam kakap (amaranthus hybridus) yang ujung daunnya runcing. Sementara 2 lainnya: bayam duri (amarantrhus spiosus) dan bayam itik (amaranthus blitum), nasibnya sering dicuekin lantaran rasanya kurang sedap.
Bayam dapat dibudidayakan di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl (tidak menyukai air berlebihan karena perakarannya mudah busuk) dengan cara menyebar benih di bedengan dalam bentuk barisan, dengan jarak lebih kurang 20 cm.
Pemupukan dilakukan pada waktu benih sudah tumbuh seluruhnya, biasanya setelah 7 hari. Selain nitrogen (pupuk N), yang paling baik digunakan adalah ZA atau urea dengan dosis 10 gr urea/m2 atau 36-48 gram per bedengan (ZA = 20gr/m2 atau 72-96gr per bedengan).
Setelah berumur 25 hari, tanaman yang telah besar dapat dicabut sebagai pungut hasil pertama. Bayam kecil dibiarkan tumbuh sampai waktunya dipungut kemudian hari (dilakukan 3 hari sekali). Dengan cara mencabut "individu" besar saja, bayam akan dapat dipungut hasil terus-menerus.
Saat umurnya 50 hari, semua tanaman sudah harus selesai dipungut. Tanaman yang terlalu tua, di samping jaringannya banyak mengandung serat, rasanya sudah tidak sedap.

Bikin "mencrang" otak
Pada penyuluhan gizi sehari-hari, bayam sering disebut sebagai pencegah kebutaan dan pengendalian anemi. Hal ini karena bayam kaya akan karoten -- bakal vitamin A -- dan besi, yang memang andal menangkal situasi tersebut. Namun orang sering lupa, bahwa tanaman ini pun sebetulnya memiliki unsur lain yang juga bisa dijagokan, yaitu vitamin C dan K (menadion). Terutama pada fase perkembangan, unsur-unsur tersebut akan berkolaborasi, bikin mencrang otak.
Jika karoten -- yang keaktifannya disamakan dengan vitamin A -- terkait dengan sintesis protein dan DNA, sedangkan besi merupakan microelement esensial, berperan penting pada beragam reaksi biokimia. Terdapat dalam enzim-enzim yang bertangung jawab untuk pengangkutan elektron (sitokrom), pengaktifan oksigen (oksidase dan oksigenase) dan pengangkutannya (hemoglobin, mioglobin), rupanya memiliki pengaruh dalam proses nyelinasi, "pembungkusan" urat saraf, serta fungsi neurotransmitter, melalui "pemolesan" reseptor saraf dopamine, yang berperan dalam kepekaan, daya konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan lainnya.
Webb dan Oski (1973) dalam Almatsier (1989) yang melakukan penelitian terhadap 193 siswa sekolah menengah pertama berumur 12-14 tahun di Philadelphia, Amerika Serikat (terdiri dari 92 siswa anemik, dan sisanya normal) menjumpai siswa anemik yang ternyata memiliki skor lebih rendah dalam tes daripada kelompok nonanemik. Begitu juga ketika anak-anak tersebut diuji dalam kemampuan menceritakan kembali hal-hal yang secara visual diperlihatkan mereka. Kelompok anemik membutuhkan waktu lebih lama (4,08 detik) daripada kelompok nonanemik (1,81 detik) untuk dapat menceritakan kembali apa yang sebelumnya telah diperlihatkan itu.
Hasil studi lain yang dilakukan Rebecca Stoltzfus dan koleganya dari John Hopkins University Schoool of Public Health, di Pulau Pemba, kepulauan Zanzibar, pada 614 anak usia prasekolah, 6-59 bulan, tentang efek pemberian suplemen besi (ferrous sulphate 10 mg per hari), seperti diwartakan Walgate dalam Bulletin of the World Health Organization (2002, 80 (2)), memperlihatkan pula, anak yang diberi suplemen memiliki keterampilan bercakap lebih cepat dibanding yang diberi placebo (suplemen bohong-bohongan), dengan tingkat perbedaan sebanyak 0,8 hingga 20 poin skala (diindikasikan juga ada pengaruh terhadap perkembangan motorik lainnya).
Sementara peran vitamin C, selain dalam reaksi mendukung otak memanfaatkan protein dan B kompleks untuk pembentukan sel, myelin, dan neurotransmitter, bermanfaat juga dalam kemampuan tubuh menyerap besi. Dalam pengobatan Alzheimer, Nurachman (2002) melaporkan, vitamin ini pun bisa dijadikan "kuda trojan" tanpa menimbulkan efek samping. Penderita Alzheimer pada stadium ringan akan menunjukkan kelambanan diikuti penurunan daya ingat, terutama nama orang, benda, atau peristiwa.
Adapun vitamin K, ternyata merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam glutamat (glu) menjadi gama-karboksiglutamat (gla). Gla-protein diduga memiliki peran dalam metabolisme sulfatida yang diperlakukan untuk pengembangan otak.
Sayangnya besi bayam bersifat nonheme hingga sulit diserap tubuh, di samping juga mengandung asam fitat. Guna mengakalinya, konsumsilah bayam bersama daging, ayam, atau ikan.
Ketiga bahan tersebut memiliki asam amino yang pintar mengikat besi dan membantu penyerapannya. Serta jangan menyelinginya dengan minuman mengandung tannin, misalnya teh. Tannin dapat menghambat absorpsi besi.
Selain itu, perhatikan pula pengolahannya. Kekeliruan mengolah bisa berdampak pada penurunan nilai gizinya. Hasil analisis Direktorat Bina Gizi Masyarakat bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan RI menunjukkan, bayam seupan (kukus) yang asyik dijadikan coel sambal memiliki nilai gizi lebih tinggi dibanding bayam rebus, yang disajikan dalam bentuk sayur bening.(Sumber: Pikiran Rakyat)***

Beban Penyakit Jantung Dalam Kehamilan

Oleh dr. Budi RST

KEHAMILAN menimbulkan beberapa perubahan pada fungsi jantung dengan jaringan pembuluh darahnya (cardio vasculer). Ini mengakibatkan meningkatnya kerja jantung.
Bila seorang wanita penderita sakit jantung mengandung, kesehatan ibu dan janinnya akan terancam. Hal ini disebabkan perubahan peredaran darah sewaktu hamil yang menambah beban jantung yang terganggu dan memperburuk cacat yang ada serta menyebabkan si ibu lebih cepat meninggal.
Pengadaan oksigen yang tidak memadai ke rahim dan janin menyebabkan kelainan pada pembentukan organ dan kematangannya atau kematian janin dengan akibat keguguran. Ibu dengan penyakit jantung bawaan cenderung melahirkan anak dengan kelainan jantung bawaan pula.
Perubahan peredaran darah akan selalu terjadi sewaktu ibu hamil. Keadaan ini akan menambah beban fisik pada jantung. Kalau Anda menderita sakit jantung, beban ini menjadi dua kali lipat karena ia harus memenuhi kebutuhan kehamilan dan penyakit jantung itu sendiri. Kehamilan juga akan menyebabkan retensi garam dan air yang biasanya mulai terjadi pada awal kehamilan dan mencapai tingkat maksimum pada trimester kedua. Peningkatan volume darah ini sekira 1 sampai 1,5 kali keadaan normal (tidak hamil).
Untuk menampung peningkatan volume ini, denyut jantung dan curah jantung (cardiac output) me-ningkat secara bersamaan. Perubahan peredaran darah ini bisa menimbulkan gejala susah napas, pergelangan kaki membengkak, jantung berdebar, dan kelelahan. Gejala ini juga bisa muncul pada wanita yang tidak menderita sakit jantung.
Meningkatnya gejala akan dialami wanita yang menderita sakit jantung. Stres yang dialami sewaktu proses persalinan merupakan periode bebas gejala dan tidak ada kelumpuhan fisik. Bila sudah sampai ke kelas IV, akan terjadi kesulitan bernapas dengan tanda-tanda kelumpuhan fisik. Beberapa hari setelah melahirkan, perubahan peredaran darah mulai kembali ke kondisi sebelum hamil, kecuali kalau komplikasi meningkat selama kehamilan. Perubahan kelas fungsional menjadi tingkatan yang lebih tinggi merupakan indikasi kemunduran keadaan jantung. Kategori kelas fungsional ini merupakan petunjuk yang sangat berguna dalam memberikan penanganan medis, pembedahan atau kebidanan.

Jenis gangguan
Gangguan pada katup jantung merupakan gangguan jantung yang paling sering terjadi pada waktu hamil. Rusaknya katup (biasanya akibat demam rematik pada waktu kanak-kanak), mengakibatkan luka, penebalan, dan disorganisasi katup. Hal ini menyebabkan menyempitnya lubang katup (stenosis), kebocoran katup atau kombinasi keduanya.
Umumnya, bagian yang terserang adalah katup mitral dan aorta. Karena perubahan struktural pada katup jantung, terjadilah perubahan kecepatan aliran darah, tekanan, dan volume darah dalam bilik jantung. Akibatnya pada kehamilan, bergantung pada tingkat parahnya perubahan tersebut dan bagaimana jantung beradaptasi sebelum dan selama kehamilan.
Gangguan jantung bawaan seperti Atrial Septal Defect (ASD), Ventricular Septal Defect (VSD) dan Pulmonary Stenosis (PS) merupakan gangguan lain yang sering terjadi selama kehamilan. Bagaimana Anda dapat mengatasinya selama mengandung, bergantung pada tingkat gangguannya.
Keadaan gangguan bawaan yang lebih parah disertai sianosis (tubuh membiru) jarang terjadi pada waktu hamil. Bila seseorang dengan gangguan tersebut hamil, umumnya jarang berlanjut hingga kelahiran karena tingkat risiko keguguran spontan yang tinggi. Angka kematian ibu dan janinnya sangat tinggi pada wanita yang menderita gangguan jantung sianosis.
Jika sewaktu anak-anak, gangguan jantung bawaan sudah bisa diatasi dan diharapkan menjalani kehamilannya dengan normal. Bila muncul kesulitan, kemungkinannya masih ada kelainan, seperti pulmosary hypertensi (tekanan darah tinggi pada peredaran paru-paru).
Wanita dengan katup jantung buatan membutuhkan perawatan khusus. Akan tetapi, ini pun bergantung pada kelas fungsional dan jenis katup yang dicangkokkan. Bila ia menggunakan anti-coagulant (obat untuk mencegah penggumpalan darah pada katup buatan), ia harus menghentikannya karena sifat teratogeniknya (menyebabkan abnomalitas perkembangan janin) dan perdarahan pada janin.

Yang perlu diperhatikan secara umum
Komplikasi sakit jantung bisa terjadi selama hamil. Bila terjadi cardiac arhytias (kelainan irama jantung), si penderita memerlukan penanganan dengan obat, bergantung pada tingkat keparahannya. Kompilasi yang paling sering terjadi ialah atrial fibrilasi (denyut serat otot jantung yang tidak beraturan) yang bisa segera diatasi dengan digoxin, obat yang aman digunakan sewaktu hamil. Gangguan jantung terjadi jika tuntutan kehamilan melebihi kemampuan jantung untuk mengatasi beban tambahan.
Faktor yang bisa memperburuk keadaan adalah infeksi dan anemia. Gangguan irama jantung, gangguan tekanan darah tinggi, dan diabetes militus perlu ditangani dengan cepat. Wanita yang menderita kelainan bawaan dan katup jantung membutuhkan perawatan khusus untuk mengatasi infeksi endocarditis (infeksi pada katup jantung dan pada dinding jantung bagian dalam) pada waktu mengalami perawatan gigi dan selama proses kehamilan.
Kapasitas fungsional wanita yang sedang mengandung merupakan petunjuk yang sangat berharga dalam meramalkan kondisinya. Kapasitas fungsional yang mengalami kemunduran merupakan indikasi adanya suatu komplikasi atau kegagalan jantung mengimbangi kehamilan lebih lanjut. Bila gejala tersebut tidak bisa diatasi dengan obat, kemungkinan perlu dilakukan penghentian kehamilan (pengguguran) atau tindakan pembedahan.
Seorang wanita yang menderita sakit jantung sebaiknya melengkapi keluarganya (melahirkan) secara dini. Yang paling baik ialah sebelum usia 30 tahun. Usaha mengoreksi gangguan jantung dengan pembedahan yang bisa menimbulkan masalah selama hamil sebaiknya dilakukan sebelum si ibu tersebut hamil.
Seringkali gangguan jantung baru pertama kali terdeteksi pada waktu si ibu hamil. Bila pembedahan dianggap perlu, saat yang dianggap baik ialah antara bulan ke-4 hingga ke-6 kehamilan. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Sunday, December 22, 2002

Diet Ketat Agar Langsing Bisa Terkena Anoreksia

Oleh Muhtadi Puradinata, Dipl. Ing.

JIKA Anda sedang menjalani program diet ketat, khususnya dalam rangka menjaga kerampingan tubuh (dan bukannya diet tertentu dalam rangka penanggulangan suatu penyakit), maka sebaiknya Anda hati-hati terhadap anoreksia (anorexia nervosa).
Anoreksia adalah suatu perilaku gizi yang menyimpang. Ditandai dengan penolakan terhadap segala jenis makanan. Sebagai konsekuensinya, muncul tanda-tanda kekurangan gizi dan penurunan berat badan yang drastis, sampai 25 persen. Selanjutnya berbagai komplikasi kesehatan pun timbul.
Pada kenyataannya para penderita anoreksia tidak sepenuhnya kehilangan selera makan. Mereka hanya dihinggapi rasa takut akan kegemukan secara berlebihan sehingga menghindari segala jenis makanan yang sebetulnya mereka sukai. Konsekuensi biologis dari anoreksia berkaitan dengan akibat-akibat kekurangan energi protein serta kekurangna zat gizi lainnya. Akibat umum dari kekurangan energi dan protein berdasarkan hasil penelitian para ahli medis dan gizi dari Universitas Johns Hopkins Amerika adalah berkurangnya massa otot, menyusutnya lapisan lemak cadangan di bawah kulit, dan pada organ-organ tubuh yang lain.
Para peneliti juga menemukan anemia dan menurunnya kekebalan tubuh terhadap penyakit. Pada wanita penderita anoreksia ditemukan ketidaknormalan sistem endokrin (kelenjar hormonal) khususnya yang berhubungan dengan sistem reproduksi yaitu rendahnya produksi gonadotropin, estrogen, dan LH (Luteinizing Hormone), masing-masing adalah hormon yang erat kaitannya dalam proses reproduksi.
Beberapa peneliti juga menemukan ketidaknormalan siklus menstruasi sampai tingkat amenorrhaea (tidak menstruasi).

Karakteristik calon penderita
Para peneliti — seperti dikemukakan oleh Arnold E. Andersen dari Universitas Johns Hopkins Amerika — sepakat bahwa sekira 85-95 persen kasus anoreksia terjadi pada wanita. Selanjutnya Morton, Gull, dan Lasegue — ketiganya adalah ahli medis dari Inggris dan Prancis — memberikan gambaran karakteristik individu yang berpeluang terkena anoreksia. Mereka biasanya sensitif, perfeksionis, dan cenderung bersifat introver. Seringkali mereka adalah gadis usia remaja yang memasuki masa pubertas yang sering mengalami konflik-konflik internal sehubungan dengan bentuk tubuhnya dan daya tarik seksual terhadap lawan jenis.

Pendorongnya
Faktor paling umum adalah keputusan untuk menjalani diet. Keputusan untuk diet itu diambil sebagai akibat dari perasaan bahwa berat badan tidak seimbang, kompetisi dengan teman sebaya dalam rangka pencapaian tubuh ideal, tuntutan profesional seperti pada peragawati misalnya.
Meskipun demikian, diet bukan satu-satunya faktor pendorong. Anoreksia juga dapat tercetus akibat susutnya berat badan setelah sakit atau karena patah hati! Kebanyakan penderita anoreksia berlatar belakang sosial ekonomi menengah ke atas. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan ahli gizi sebelum mengambil keputusan untuk menjalani diet sehingga takaran diet yang akan Anda jalani tidak merugikan secara gizi dan kesehatan.Penanggulangan anoreksia sebaiknya dilakukan secara kombinasi multidisiplin yang mencakup perbaikan gizi dan konsultasi psikologis. Urutannya adalah perbaikan gizi, konsultasi psikologis, pemeliharaan, dan tindak lanjut.
Kerja sama yang terkoordinasi antara ahli gizi, ahli medis, psikolog, dan keluarga, mutlak diperlukan. Peran keluarga — terutama dalam tahap pemeliharaan dan tindak lanjut — sangat penting untuk menjaga agar tidak tercetus kembali iklim yang kondusif bagi timbulnya anoreksia juga penyakit lainnya. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Jamblang, Senjata Penangkal Diabetes

Oleh Eko Pramudi
(alumni Fak. Pertanian Unpad, tengah menempuh program pascasarjana)

SIAPA sangka, tanaman jamblang (dalas, plum Jawa, anggur sepet, duwet, dan entah apalagi namanya), memiliki setumpuk manfaat. Buahnya yang bercita rasa eksotis, bukan cuma sedap untuk kita buat manisan, tetapi juga berkhasiat untuk melibas beragam penyakit. Demikian pula dengan kulit pohon dan daunnya, sedangkan batang pohonnya yang kokoh berguna untuk bahan bangunan.
Penampilan tanaman jamblang (syzygium cuminii) lumayan ”berwibawa”. Pohonnya yang besar dan perkasa dengan helai-helai daun yang memadati bagian atas, bisa menjadi penahan serangan panas matahari. Pohon yang sudah dewasa, biasanya memiliki batang dengan garis tengah sekira 70 cm dan tingginya mencapai 15 meter. Varietas yang liar, jenis jamblang kerikil, biasanya tumbuh di tepian hutan jati dataran rendah atau daerah iklim kering Jawa Tengah dan Timur, yang tingginya kurang dari 300 m dpl. Orang menyebutnya kerikil karena buahnya memang serbakecil, ibarat batu kerikil, kira-kira sebesar 1,5 cm.
Varietas yang sudah dibudidayakan memunyai buah yang lebih besar, sebesar biji rambutan (sekira 2,5 cm). Warnanya biru keunguan (jamblang biasa) atau hitam (jamblang ireng). Di samping yang berbuah hitam dan biru, ada pula varietas yang buahnya ungu (jamblang daging) atau putih (jamblang bawang).
Jamblang bawang, si putih, punya keistimewaan lain. Kalau hanya mengandalkan warna, kematangan varietas ini sulit terdeteksi. Mestinya kalau sudah matang, ya putih tua. Namun, mana ada warna putih tua! Karenanya untuk mengetahui tingkat kematangan jamblang bawang, kita harus menyentuhnya dengan jari tangan. Kalau sudah lunak, berarti ia sudah matang.
Jamblang bawang memang tidak ditanam untuk diambil buahnya, melainkan bijinya. Ia merupakan jamu mujarab untuk mengganyang penyakit kencing manis.
Anti ngompol
Jamblang yang dipelihara di halaman rumah biasanya jenis biasa, berwarna biru keunguan. Rasa buahnya manis-manis sepet. Sepetnya karena mengandung zat penyamak tannin. Untuk menghilangkan rasa sepet, kocoklah buah yang kita hendak makan dengan sedikit garam di antara dua cawan yang saling ditelungkupkan, maka getahnya yang bertannin sepet itu akan terserap garam sehingga manisnya bisa dinikmati. Ingat, jangan terlalu banyak makan plum jawa. Masalahnya, si tannin yang sudah kita lahap bisa mengganggu juga karena bersifat astringen (mengerutkan) saluran air kencing dan menghambat pengeluarannya. Dalam kondisi tertentu bisa menimbulkan demam.
Namun, justru karena sifat inilah para peracik jamu memanfaatkannya untuk obat beser (sering kebelet kencing) pada orang dewasa dan penyakit ngompol pada anak-anak. Untuk mencegah beser, makan saja buah jamblang agak banyak, sedangkan untuk mencegah ngompol, pergunakan bijinya. Selain punya tannin, si biji juga mengandung asam galat.
Caranya:
Giling 7 butir biji jamblang sampai halus, lalu rebus dalam 2 cangkir air bersama gula jawa, sampai air rebusan tinggal setengahnya. Minumkan ramuan jamblang ini pada anak yang suka ngompol setiap sore, sampai sembuh.
Anti mencret
Berkat kandungan tannin dan asam galat yang bersifat astringen tadi, kulit dahan jamblang juga punya manfaat obat. Ia bisa jadi senjata ampuh untuk meredam mencret karena masuk angin, yang bukan disebabkan oleh bakteri atau parasit lain, atau bisa juga penyakit sering buang air besar karena perbedaan suhu, gara-gara kebanyakan minum es, misalnya.
Untuk itu, rebuslah kulit dahan yang sudah dikeringkan, sebanyak 6 cm, dengan 3 gelas air. Angkat rebusan air setelah tinggal 1 gelas. Saring ampasnya, lalu minum.
Reguklah obat ini 3 kali sehari, selama 2-3 hari, sampai sembuh. Ketahuilah, mencret yang disebabkan oleh amuba disentri, tidak mungkin disembuhkan oleh jamu jamblang ini.
Phytomelin dan phytosterol
Jamblang lebih terkenal sebagai jamu antidiabetes ketimbang jamu ngompol dan mencret. Diabetes atau gangguan kencing manis, muncul karena tubuh tak menghasilkan hormon insulin yang cukup sehingga kadar gula glukosa dalam darah meningkat pesat.
Insulin ini bertugas mengubah kelebihan gula dalam darah menjadi glikogen yang bisa ditimbun dalam hati. Tugas darah — yang membebani glukosa itu — jadi terganggu. Padahal, darah wajib mengangkut oksigen baru ke seluruh bagian tubuh yang memerlukannya dan mengeluarkan sisa metabolisme berupa karbondioksida ke luar badan. Akibatnya, tubuh jadi lekas lelah, kekurangan tenaga dan ketika mengalami luka, sulit sembuh, keringat dan air kencing menjadi barbau amis karena kelebihan glukosa tadi.
Biji jamblang mampu mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes. Diduga ini berkat kehadiran zat glukosida phytomelin dalam biji jamblang itu, yang mampu mengurangi kerapuhan pembuluh darah kapiler.
Berkat phytomelin biji duwet, kerapuhan tubuh pun bisa diatasi dan luka yang ada bisa cepat sembuh. Biji jamblang dengan kandungan alpha phytosterol ini juga mampu melibas gejala lekas capai dan kekurangan tenaga. Alpha phytosterol merupakan sejenis sterol yang bersifat anticholesteremik, mencegah kelebihan kolesterol.
Lantas, apa hubungannya kolesterol dengan kencing manis?
Penderita diabetes yang berkolesterol rendah saja bisa parah karena kandungan glukosa itu membuat seolah darah sudah kebanyakan kolesterol meskipun sebenarnya tidak demikian. Akibatnya, pembangkitan tenaga hasil oksidasi (pembakaran) zat makanan jadi energi mengalami kemacetan. Akibatnya, ya itu tadi, tenaga jadi jauh berkurang dan lekas capai.
Untuk memberantas keadaan seperti demikian, manfaatkan saja biji jamblang. Ambil 7 biji jamblang bawang (15 biji jamblang biasa), lalu tumbuk hingga halus dan rebuslah dalam 2 gelas air. Air rebusan ini diminum sedikit-sedikit. Jumlah yang ada harus dihabiskan sepanjang hari. Boleh diangsur dengan minum 3 kali sehari. Boleh juga 2 kali sehari. Pemberian jamu berlangsung selama 2-3 hari. Selanjutnya pengobatan dihentikan kalau badan sudah merasa segar, tidak lesu kekurangan tenaga lagi.
Jelas sasaran pengobatan ini hanya gejala penyakit saja, sedangkan kekurangan insulin, yang menjadi dalang penyakit itu sendiri tidak bisa diberantas dengan biji buah sepet itu. Oleh karena itu, selama masa pengobatan, penderita kencing manis harus mengurangi makan bahan makanan sumber gula glukosa, seperti gula, nasi, dan makanan karbohidrat lainnya. Kelak kalau produksi hormon insulin oleh tubuh sudah normal kembali, jamu jamblang dan diet karbohidrat boleh dihentikan. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Cara Aman Mengonsumsi Gadung

Oleh Kabelan Kunia

DI tengah kemarau mencekam, krisis pangan mencekik, sontak kita dikejutkan dengan berita memilukan dari saudara kita di Depok yang meninggal gara-gara memakan gadung rebus. Seperti yang diungkapkan oleh seorang warga, meski korban memakan gadung yang direbus hingga matang, tak urung menyebabkan beberapa korban mengalami keracunan, bahkan dua orang meninggal dunia (”PR”, 6/8).
Masalahnya, kenapa gadung yang termasuk jenis umbi-umbian dengan kandungan karbohidrat cukup tinggi ini dapat menyebabkan keracunan bahkan mematikan bagi yang mengonsumsinya?
Gadung dalam bahasa botaninya dikenal sebagai Dioscorea hispida atau yang lebih dikenal dengan umbi hutan. Seperti halnya umbi-umbi yang lain, gadung merupakan sumber pangan yang mengandung karbohidrat tinggi. Sebenarnya, umbi ini kalah populer sehingga seringkali dijadikan alternatif terakhir dari sekian banyak sumber pangan lain, padahal kandungan karbohidratnya cukup tinggi.
Berita rawan pangan makin kerap datang dari berbagai penjuru Tanah Air. Alam tak bersahabat, sawah kering kerontang, padi pun layu tak berkembang. Berita kekeringan dan paceklik begitu mengiris. Daya beli masyarakat menurun, beras sebagai makanan pokok sudah tak terjangkau. Lantas masyarakat makan apa?
Opini yang telanjur merebak mengkaitkan makan gadung dan umbi-umbi lainnya dengan rawan pangan, sungguh tidak mendidik dan kontradiktif dengan upaya diversifikasi pangan. Ironis, Indonesia yang dikenal memiliki keanekaan umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat, nyatanya tidak cukup ampuh memalingkan ketergantungan konsumsi kita terhadap beras.
Tidak pantas kiranya mengakitkan makan gadung dengan krisis pangan saat ini. Di tengah upaya diversifikasi pangan, selayaknya gadung dikedepankan dan terus digali potensinya sebagai sumber pangan pokok pengganti beras.
Berdasarkan pada kandungan karbohidratnyanya, gadung dapat memenuhi kebutuhan energi tubuh. Seperti umbi-umbian lain, karbohidrat dalam gadung didominasi oleh pati. Jumlah pati yang terkandung dalam umbi gadung memang kurang dibandingkan sumber karbohidrat lain seperti beras, jagung maupun umbi kayu. Kandungan karbohidrat dari nasi, jagung, ubi kayu, dan gadung dalam setiap 100 gram secara berurutan adalah 40,6; 34,8; 38,0; dan 29,7 gram.
Meski kandungan karbohidratnya cukup tinggi, ternyata gadung mengandung senyawa racun berbahaya, yaitu asam sianida (HCN) yang dapat menyebabkan keracunan bahkan dapat mematikan. Asam sianida dalam gadung dapat berbentuk bebas sebagai asam sianida (HCN) atau berbentuk terikat sebagai prekursornya.
Sebenarnya asam sianida —yang kadang disebut asam biru, karena dalam jumlah tinggi tampak berwarna kebiru-biruan atau dikenal dengan sebagai asam prusik— baru timbul saat jaringan umbi gadung dirusak, misalnya dikupas atau diiris.
Hal ini dimungkinkan karena apabila jaringan umbi dirusak, akan terjadi kontak antara senyawa prekursor (bakal racun), yaitu linamarin dan lotaustralin yang terkandung di dalamnya dengan enzim linamarase dan oksigen sehingga terbentuk glukosa dan sianohidrin. Nah, sianohidrin ini pada suhu kamar dan pada kondisi basa (pH>6,8) akan terpecah dengan cepat membentuk HCN dan aseton (CH3COCH3)
HCN yang terbentuk sulit larut dalam air dan relatif stabil terhadap pemanasan. Oleh karena itu, pengolahan yang kurang sempurna (malproses) dapat mengakibatkan terbentuknya residu HCN dalam gadung. Jadi, residu HCN inilah yang merupakan biang penyebab keracunan atau gangguan kesehatan.
Oleh karena itu, solusi yang terbaik adalah dengan mengolah gadung dengan hati-hati hingga residu HCN di dalamnya hilang atau serendah mungkin. Umumnya yang terjadi di masyarakat adalah mengolah gadung dengan tergesa-gesa sehingga residu HCN di dalamnya relatif masih tinggi.

Menghilangkan racun
Paling tidak, ada beberapa tingkatan proses untuk menghilangkan residu HCN dalam gadung atau mengolahnya untuk meminimalkan kadar racun berbahaya ini. Proses ini dilakukan dengan merebus, mengupas, mengiris kecil-kecil, merendam dalam air, menjemur hingga kemudian dimasak.
Cara yang paling mudah dan paling efektif untuk dapat mengonsumsi gadung dengan aman yaitu gadung dibersihkan tanpa dikupas terlebih dahulu, lalu langsung direbus dalam air mendidih selama 30 menit. Setelah dingin, dikupas dengan ketebalan 2 mm, kemudian direndam dengan air bersih selama 3 hari dalam ember plastik. Setelah itu, dicuci hingga bersih dan keringkan atau dijemur hingga kadar air mencapai 14 persen. Gadung siap diolah menjadi berbagai jenis makanan atau dimasak langsung dengan aman.
Setelah melewati rangkaian proses ini, residu HCN dalam gadung tertinggal lebih kurang 1-10 mg dalam setiap kilogram gadung yang diolah. Namun, dengan proses pemanasan yang cukup pada saat gadung dimasak untuk dikonsumsi, sisa residu ini dapat dihilangkan. Dengan demikian, gadung menjadi aman untuk dikonsumsi dan layak sebagai bahan pangan pokok pengganti beras. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Sunday, December 15, 2002

Hass, Avokad ”Berjerawat” Australia

Oleh Saeful Ridwan
(mahasiswa Program Pascasarjana Unpad)

TENTU, jerawat yang bertonjolan pada hass atau avokad Australia ini tak ada hubungannya dengan masa puber. Yang pasti, penampilan buah yang satu ini memang lain dari yang lain. Berbentuk bulat lonjong dan pada kulitnya yang berwarna ungu kehitaman, bermunculan bintil-bintil tumpul seperti jerawat.
Sesungguhnya, ia bukan buah asli Australia, melainkan hanya barang impor dari sana. Kenapa ia dinamakan avokad Australia, ini tak lain karena ”ulah” pasar-pasar swalayan yang kerap mencantumkan nama ”avokad Australia” pada label buah istimewa ini.
Faktanya, dalam data Biro Pusat Statistik, negara benua itu memang merajai pasokan avokad ke Indonesia. Bahkan, tahun 1998 lalu hampir seluruh avokad ”asing” datang dari Negeri Kanguru. Pemasok lain seperti Amerika Serikat, Belanda, Thailand, dan Selandia Baru, hanya menguasai pasokan sekira 2.9%.
Di pasar-pasar swalayan harga si ”lonjong berjerawat” ini berkisar Rp 58.000,00-Rp 63.000,00/kg, hampir 10 kali lipat harga avokad ”pribumi”. Meski begitu, penggemarnya — yakni kalangan menengah ke atas — cukup banyak. Bagaimana tidak, selain kualitasnya meyakinkan, ukurannya pun kecil mungil. Satu kilo terdiri dari 5-6 buah atau 150 g-200 g/buah.
Bobot ”habis sekali makan” itulah yang memang dicari kalangan penganut kepraktisan. Karena begitu dikonsumsi, buah ini bisa langsung tandas, tak bersisa.

Berbagai varietas
Hass adalah varietas avokad impor yang paling banyak beredar di pasaran. Tiga jenis lainnya yang juga mulai merangsek ke pasar buah Indonesia adalah reed, fuerte, dan sharwil.
Hass termasuk ras Guatemala. Jenis ini termasuk avokad ”umum” karena penanamannya paling luas. Lokasi perkebunannya tersebar di berbagai wilayah Australia, di antaranya Queensland, New South Wales, Victoria, Australia Selatan, dan Australia Barat. Ia berkulit tebal, berwarna hijau gelap saat muda, dan ungu tua kehitaman saat matang. Persentase daging mencapai 66% dari bobot buah. Pada suhu penyimpanan 5 derajat celcius tahan hingga 4 minggu tanpa efek chilling injury (kerusakan akibat suhu dingin).
Selain kualitas, jenis ini juga banyak ditanam karena dapat melakukan penyerbukan sendiri. Walaupun mulai berproduksi sejak Mei, panen raya berlangsung dari Juli hingga Desember. Reed juga termasuk jenis avokad Guatemala. Penanamannya terbatas di daerah beriklim mediteran seperti Queensland dan wilayah Selatan Australia. Bentuk buah reed ini bulat, berkulit tebal, mulus, dan berwarna hijau. Dagingnya kuning, tebal, gurih, dan lembut seperti krim. Persentase daging 71% dengan kondisi biji agak kecil. Ketahanan penyimpanan cukup baik. Ia kuat hingga 4 minggu pada suhu 7 derajat celcius. Panen raya berlangsung September sampai Desember.
Bagaimana dengan fuerte? Kebanyakan hanya ditanam di wilayah Queensland dan Australia Barat. Bentuknya klasik, mirip lonceng. Kulit tipis, hijau tua mengkilap. Daging tebal, tekstur lembut dengan persentase 75% dari bobot buah. Produksi terbaik jatuh pada Maret-Juli. Sementara itu, bentuk dan penampilan kulit sharwil mirip fuerte, hanya saja lebih lonjong. Seperti kedua ”kerabat”-nya tadi, sharwil berdaging cukup tebal dengan persentase 71% dari bobot buah. Musim berbuah pada Mei hingga September.

Manajemen avokad
Di Australia, avokad ditanam oleh sekira 1.300 pekebun dengan jumlah populasi mencapai sekira 740.000 tanaman pada saat ini. Semuanya tergabung dalam organisasi ”peravokadan” Australian Avocado Grower’s Federation.
Dari semua sentra produksi avokad, perkebunan di Queensland merupakan yang terbesar. Produksinya mencapai 60% dari total avokad di Australia yang mencapai nilai 50 juta dolar Australia per tahun. Di negara bagian ini area penanamannya tersebar di Atherton Tablelands, Bundaberg Childers, Gympie, Sunshine Coast Hinterland, dan wilayah Tamborine Mountains. Semua areal ini memiliki temperatur dan jenis tanah yang ideal untuk avokad.
Mengamati potensi pasar buah ”jerawat” ini pemerintah Australia mulai mengembangkan produksi avokad secara serius sejak 8 tahun silam lewat sistem komputerisasi manajemen avokad atau disebut juga Avoman. Projek ini merupakan hasil kerja sama Australian Avocado Grower’s Federation dengan DPI’s Queensland Hoticulture Institute dan Hortikultural Research and Development Corporation (HDRC), dan Department of Agriculture in new South Wales and Western Australia.
Avoman mampu menyebar informasi tentang berbagai aspek pertumbuhan avokad, termasuk hama, penyakit, nutrisi, pengairan, pengawasan kualitas, serta analisis tanah dan daun. Dia juga memberikan fasilitas laporan dan catatan komprehensif, misalnya merekomendasi agronomis tanaman maupun ”cetak biru” informasi tentang pertumbuhan beberapa varietas penting di setiap area. Semua berguna bagi pekebun dalam melakukan aktivitas manajemen kebunnya. Bagaimana Indonesia, berniat meniru? (Sumber: Pikiran Rakyat).***

Hidup Sehat dengan Avokad

Oleh Kabelan Kunia

BUAH avokad (alpukat-red) yang kita kenal karena memiliki daging buah yang tebal dan enak dinikmati ketika dibuat jus ternyata menyimpan berbagai khasiat penyembuhan sebagai obat. Buah ini dengan mudah dapat dijumpai di pasar tradisional, pedagang buah di pinggiran jalan, hingga di supermarket dengan harga yang terjangkau.
Pada daging buah yang tebal dan lunak dengan warna kekuningan ini dijumpai mineral zat besi yang berfungsi mencegah anemia dan untuk regenerasi darah. Terdapat juga magnesium dan kalsium yang membantu pertumbuhan tulang dan gigi. Kandungan vitamin E membantu mencegah penuaan dini, ”penyakit” yang sangat ditakuti manusia modern. Begitupun dengan vitamin C-nya yang memperkuat pertahanan tubuh, sedangkan kandungan vitamin B6 membantu metabolisme dalam tubuh.
Berbagai manfaat bisa didapat dari avokad, baik buah maupun daunnya. Para peneliti dari Shizuoka University, Jepang misalnya, menemukan manfaat buah avokad dalam mengurangi kerusakan hati, termasuk juga kerusakan akibat virus hepatitis.

Lemak tak jenuh
Buah avokad (persea americana) dengan ukuran sedang mengandung 30 gram lemak. Karenanya buah yang menggiurkan ini seringkali dituding sebagai penyebab gemuk karena meningkatkan kolesterol darah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa lemak yang terkandung dalam buah avokad aman dan malah menyehatkan. Kenapa? Karena sekira 63 persen unsur penyusunnya adalah asam lemak tidak jenuh, terutama asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA, monounsaturated fatty acids).
Dengan kandungan asam lemak tak jenuh tunggal dalam avokad, sama sekali tidak membuat tubuh menjadi gendut bila mengonsumsinya. Bahkan, asam lemak ini memiliki efek positif bagi tubuh. Menyisipkan asam lemak tak jenuh tunggal dalam program diet sehari-hari dapat menghemat kalori dan mengurangi lemak jenuh dari dalam tubuh. Diet rendah lemak sering menurunkan kolesterol HDL (high density lipoprotein), namun diet dengan avokad yang kaya MUFA dapat menurunkan kadar kolesterol ”jahat”, LDL (low density lipoprotein) yang merugikan kesehatan darah, tanpa menurunkan kadar HDL. Lemak MUFA juga memunyai aktivitas antioksidan yang menjaga tubuh dari kerusakan arteri akibat keganasan kolesterol LDL. Avokad dapat melindungi arteri dari kerusakan oksidatif dan mengamankan kolesterol sehingga tidak menjadi ganas dan berbahaya.

Avokad dan HIV/AIDS
Dari berbagai manfaat yang terkandung dalam avokad, khasiat yang cukup mengejutkan adalah manfaat avokad sebagai penyembuh penyakit HIV/AIDS. Ada beberapa faktor yang membuat buah avokad sehat untuk orang-orang yang terserang HIV/AIDS. Pertama, sumber energi, terutama lemak yang aman. Avokad merupakan salah satu buah yang tinggi kadar lemaknya (sekira 16 persen).
Kedua, orang-orang dengan HIV/AIDS memerlukan masukan vitamin dan mineral yang kuantitasnya cukup dan kualitasnya baik. Avokad mengandung vitamin A dan karoten yang baik. Dalam 100 gram buah avokad terkandung sekira 300-400 IU vitamin A dan sekira 165 mikrogram karoten. Terkandung pula tiamin, riboflavin, dan niasin, yang tergolong vitamin B-kompleks. Kadar vitamin C avokad cukup baik, sekira 14 mg per 100 gram buah avokad.
Ketiga, buah avokad mengandung kadar glutationtertinggi di antara buah-buahan, yaitu 21 mg per 100 gram buah segar. Senyawa glutation tersebut berfungsi sebagai unsur pertahanan tubuh dari berbagai serangan zat penghancur di dalam tubuh. Ia berfungsi sebagai antioksidan, bersama vitamin C, E, dan karoten, dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Glutation dilaporkan berfungsi sebagai zat antikanker yang dapat menonaktifkan sedikitnya 30 zat penyebab kanker. Glutation juga membantu menghambat kerusakan tubuh akibat senyawa beracun, misalnya bahan pencemar lingkungan seperti pestisida, logam-logam berat (timah), yaitu dengan cara menawarkan racun tersebut lalu membuangnya lewat sistem pembuangan (feses, urin, atau keringat).
Hal yang menggembirakan adalah diketahui bahwa glutation berfungsi sebagai penyembuh AIDS. Kenyataan ini terungkap berdasarkan hasil penelitian Dr. Alton Meister dari Universitas Cornell, AS. Meister yang menemukan bahwa glutation menghentikan penyebaran atau reflikasi virus HIV secara in vitro. Makin banyak senyawa glutation yang ditambahkan, makin besar efeknya mengurangi penggandaan virus.
Berdasarkan ketiga alasan di atas, avokad cukup baik digunakan sebagai menu harian bagi penderita HIV/AIDS ini. Pemenuhan sumber energi, vitamin, dan mineral yang terkandung dalam avokad dapat membantu meringankan beban penderita penyakit yang menguras energi dan menghambat kerja antibodi tubuh ini.
Demikianlah sekelumit ragam manfaat avokad untuk memelihara kesehatan kita. Tingginya kandungan zat berguna dalam buah ini serta rasanya yang memang enak, terutama saat dibuat jus, maka tidak diragukan lagi buah ini menjadi salah satu buah primadona yang mesti dikembang dan dibudidayakan secara serius.(Sumber: Pikiran Rakyat)***

Sunday, December 01, 2002

Cara Memilih dan Menyimpan Kentang

Oleh Asri W. Setiaji

KENTANG (Solanum tuberosum L.) digemari oleh hampir semua orang. Selain rasanya enak, kentang dapat diolah menjadi bermacam-macam sayur dan makanan kecil, misalnya sambal goreng kentang, rendang, kering kentang, perkedel, kroket, kue talam, keripik (chips) dan kentang goreng (french fries).
Kandungan gizi yang terdapat dalam setiap 100 gram umbi kentang adalah 83 kalori; 0,2 g protein; 0,1 g lemak; 19,1 g karbohidrat; 11 mg kalsium; 56 mg fosfor; 0,7 mg besi, 77,8 g air; 17 mg vitamin C; 0,11 mg vitamin B1, dan sedikit vitamin A.
Kentang berasal dari batang yang mengalami metamorfosis menjadi umbi. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1995) dalam bukunya Sayuran Dunia 1, pembentukan umbi kentang diawali dengan terhentinya perpanjangan stolon dan terjadinya penumpukan pati.
Proses ini terdiri dari tiga tahapan. Tahap pertama disebut inisiasi, yaitu tunas pada stolon mengalami diferensiasi menjadi primordia umbi. Tahap yang kedua adalah proses pembesaran umbi karena terjadi pembelahan sel dan penumpukan pati. Tahap selanjutnya adalah pematangan umbi, umbi kentang memasuki fase dorman yang diikuti oleh pelayuan (senescence) pada daun sebagai tanda kentang siap untuk dipanen.
Pada saat panen, kandungan air umbi kentang harus diturunkan untuk memperkecil kerusakan selama penanganan. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memotong ujung-ujung tanaman seminggu sebelum dipanen atau membiarkan umbi-umbi di tanah setelah digali. Perlakuan ini dapat dilangsungkan selama 15-60 menit bergantung pada cuaca waktu itu.
Pemanenan dapat menggunakan alat panen mekanik atau digali dengan tangan. Tahap pascapanen selanjutnya adalah curing, yaitu kentang dibiarkan dalam suatu tempat atau ruangan bersuhu 15-25 derajat celcius, berkelembaban tinggi selama kurang lebih 10 hari. Tujuannya untuk pembentukan lapisan peridermis dan penyembuhan luka-luka yang berfungsi sebagai penghalang masuknya bakteri dan jamur parasit. Kentang kemudian siap untuk dipasarkan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menyimpan kentang khususnya untuk keperluan konsumsi rumah tangga, antara lain:

1. Pilih kentang yang bersih, tidak luka atau cacat, karena adanya luka dapat menjadi jalan masaknya mikroorganisme penyebab pembusukan. Ukuran kentang bervariasi, dari yang besar sampai kecil dipengaruhi oleh kondisi budi dayanya. Bentuk kentang juga bervariasi tergantung varietasnya.

2. Pilih kentang yang mempunyai lapisan peridermis yang cukup tebal. Adanya lapisan ini ditandai oleh gurat-gurat kecokelatan pada kulit kentang. Lapisan ini penting untuk mencegah infeksi mikroorganisme dan mengurangi kehilangan air sehingga dapat memperpanjang umur simpannya.

3. Pilih kentang yang kulitnya berwarna kuning muda atau putih kekuningan. Sebaiknya jangan memilih kentang yang kulitnya mempunyai bercak-bercak hijau. Timbulnya warna hijau (greening) pada kentang merupakan salah satu tanda menurunya kualitas.
Di pasar tradisional maupun swalayan biasanya kentang dihamparkan pada suatu wadah atau dikemas dalam kantung jaring dengan berat tertentu sehingga kentang dapat terkena cahaya matahari atau lampu secara langsung. Adanya cahaya menyebabkan kentang berwarna hijau karena terbentuknya klorofil dan atau solanin.
Senyawa alkaloid solanin ini rasanya pahit dan dapat menyebabkan keracunan. Pengupasan memang dapat mengurangi sebagian besar senyawa ini tetapi tidak seluruhnya. Panas tidak dapat menghancurkan senyawa ini, walaupun sebagian dapat terlarut selama perebusan.

4. Pilih kentang yang teksturnya masih keras dan belum bertunas. Tekstur kentang yang lunak saat ditekan serta munculnya tunas merupakan tanda menurunnya kualitas kentang.

5. Simpanlah kentang di tempat yang tidak terlalu lembab serta terlindung dari cahaya, misalnya dalam kantung plastik berwarna hitam, kantung tidak tembus cahaya (kantung kertas semen) agar tidak terjadi penghijauan (greening), pertunasan, dan pembusukan. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Kalau Bisa, Isi Parsel Kita yang Pilih

Oleh Yuga Pramita

”SAKIT kepala” menjelang hari raya tidak hanya dialami oleh ibu-ibu rumah tangga, melainkan pengusaha parsel pun kerap pula merasakannya. Bedanya, yang satu pusing mikir kenaikan harga tidak ketulungan, satunya lagi lantaran terlalu sibuk menghitung keuntungan.
Isi parsel biasanya diambil langsung dari pedagang besar, kadang juga dari pabrik sehingga harganya bisa lebih miring. Selain berisi berbagai makanan, konon ada juga parsel yang berisi angpao, atau barang-barang seperti tea set, dinner set. Bahkan, ada juga parsel berisi perhiasan atau STNK dan kunci mobil. Parsel beginian harganya ”gila-gilaan” dan tentu pula fungsinya tidak sekadar menyambung silaturahmi semata. Cuma pemberinya yang paling mengetahui fungsi ini.
Sayangnya, karena umumnya isi parsel sudah sedemikian terbungkus rapi, pembeli sering merasa kecewa. Banyak isi parsel yang tanggal kedaluwarsanya mepet, di samping ada juga yang kemasannya lecet, bagian bawahnya berkarat, hingga isinya rusak. Di muka relasi, tentunya ini bisa menjatuhkan gengsi.
Akan tetapi, masalah sebetulnya bukan cuma terletak pada ”runtuhnya” harga diri. Isi parsel yang rusak bisa jadi masalah bagi kesehatan, bahkan mungkin menyebabkan kematian. Oleh karena itu, kalau bisa, untuk isi parsel sebaiknya konsumen memilih sendiri.

Makanan rusak
Ada beragam bahan kemasan makanan, yaitu kaleng atau aluminium, gelas, plsatik, dan karton. Selain guna menjaga makanan agar tetap bersih, terlindung dari kotoran dan kontaminasi bahan lain, kemasan juga berfungsi memudahkan dalam penyimpanan, pengiriman dan pendistribusian. Fungsi lainnya adalah sebagai iklan atau promosi —dalam bentuk gambar dan tulisan serta tata warna yang menarik—.
Informasi yang seharusnya ada pada kemasan meliputi nama produk, nama, dan alamat produsen, jenis isi, jumlah atau besar isi, komposisi bahan yang digunakan, nomor MD, SNI, informasi cara penyajian dan tanggal kedaluwarsa. Hal lain yang tak kalah penting terutama bagi konsumen Muslim adalah label halalnya.
Penentuan tanggal kedaluwarsa erat hubungannya dengan umur simpan produk (shelf life). Makanan kemasan yang telah melewati tanggal kedaluwarsa berarti makanan yang telah melewati batas waktu yang diperkirakan untuk produk tetap dalam keadaan laik konsumsi, baik dari segi penampakan, rasa, aroma, tekstur maupun mutu lainnya.
Akan tetapi, keamanan makanan tidak ditentukan oleh tanggal kedaluwarsanya saja. Makanan dapat mengalami kerusakan karena beberapa sebab, di antaranya cara penyimpanan yang salah. Dalam makanan rusak bisa bersemayam Clostridium botulinum —penghasil racun botulini—, tergolong neurotoksin yang menyerang syaraf dan menyebabkan kelumpuhan. Tanda-tanda keracunan botulini adalah, tenggorokan menjadi kaku, penglihatan ganda, otot kejang dan dapat mengakibatkan kematian karena penderita tidak bisa bernapas.
Demi menjaga dampak negatifnya, makanan yang telah lewat masa kedaluwarsa atau rusak sebaiknya jangan dipilih. Berikut beberapa hal yang bisa dijadikan pedoman sebelum belanja isi parsel.

Makanan-minuman dalam kaleng
Kaleng makanan harus mulus, dengan tanggal kedaluwarsa tidak mepet apalagi lewat dari penampakan luar, beberapa tanda yang harus diwaspadai adalah:
- Kembung. Bisa karena reaksi antara produk asam yang dikemas dengan kaleng cacat. (Makanan yang tergolong berkadar asam tinggi, misalnya jus buah-buahan. Sementara itu, yang kadar asamnya rendah antara lain, jamur, asparagus, bit, kentang, dan kacang-kacangan).
Atau jenis kaleng yang digunakan tak sesuai dengan produk yang dikemas. Jika dibuka, produk tampak normal, tapi warnanya terkadang berubah pucat.
Bisa juga karena aktivitas mikroorganisme yang menghasilkan CO2 dan H2. Akibat pembentukan gas ini, tekanan dalam kaleng menjadi tinggi sehingga kaleng menggembung yang lama-lama bisa pecah.
- Penyok. Karena benturan, jatuh, atau tertindih. Kaleng yang penyok sedikit —tak sampai membentuk sudut— biasanya tidak mengalami kerusakan isi. Namun, jika membentuk sudut, dikhawatirkan lapisan timahnya rusak sehingga kaleng bereaksi dengan produk, terutama yang berasam tinggi.
- Karat. terjadi karena adanya rekasi antara kaleng dengan senyawa lain yang bersifat korosif. Pada kasus yang ringan, pengkaratan terjadi pada tutup kaleng, sambungan kaleng atau bagian luar saja. Pada kasus berat dapat terjadi pada seluruh bagian luar kaleng.
Karat yang belum merusak bagian dalam sebenarnya tidak berbahaya. Akan tetapi, bila sudah timbul lubang, meski kecil dan sulit dideteksi, ada kemungkinan mikroba sudah menyelusup ke dalamnya.
Ciri-ciri lain yang tidak kentara (khusus untuk pengonsumsinya). Makanan kaleng yang rusak, saat dibuka akan memperlihatkan tanda berupa:
- Stack berning. Terjadi karena proses pendinginan yang tidak sempurna atau dilakukan penyimpanan dalam keadaan masih panas. Akibatnya, makanan menjadi lunak, kadang-kadang berair, berwarna gelap dan citarasanya tak enak. Kaleng bagian dalam tampak tidak cerah. Produk ini tidak layak dimakan, meski belum tentu berbahaya.
- Flat sour. Ditandai adanya bau asam yang disebabkan oleh aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak mati selama proses sterilisasi, akibat sanitasi yang jelek, dan proses yang tidak sempurna. Sering juga menyebabkan kebusukan.
- Perubahan warna. Secara kimia bisa disebabkan oleh pecahnya senyawa protein (pada makanan dengan kandungan protein tinggi, seperti kornet) dalam proses sterilisasi, kemudian bereaksi dengan logam kaleng membentuk senyawa besi sulfida. Bisa juga karena aktivitas Clostridium nigrificans, bakteri anaerob pembentuk spora yang bersifat proteolitik. Bakteri ini memproduksi H2S sehingga makanan menjadi busuk dan berwarna hitam.

Kemasan gelas, plastik dan karton
Pada umumnya botol gelas cukup baik untuk melindungi makanan karena mempunyai sifat inert, yaitu tidak bereaksi dengan bahan makanan yang dikemasnya. Bagian rawan yang harus diwaspadai adalah tutupnya. Seringkali pencemaran bakteri atau kapang bermula dari bagian tersebut. Pilihlah yang tutupnya rapat, bersih, dan tanpa karat. Sementara itu, makanan dengan kemasan plastik atau karton, umumnya lebih aman selama kemasannya terbungkus rapi, rapat, dan tanggal kedaluwarsanya masih lama. (Sumber: Pikiran Rakyat)***