Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, December 22, 2002

Jamblang, Senjata Penangkal Diabetes

Oleh Eko Pramudi
(alumni Fak. Pertanian Unpad, tengah menempuh program pascasarjana)

SIAPA sangka, tanaman jamblang (dalas, plum Jawa, anggur sepet, duwet, dan entah apalagi namanya), memiliki setumpuk manfaat. Buahnya yang bercita rasa eksotis, bukan cuma sedap untuk kita buat manisan, tetapi juga berkhasiat untuk melibas beragam penyakit. Demikian pula dengan kulit pohon dan daunnya, sedangkan batang pohonnya yang kokoh berguna untuk bahan bangunan.
Penampilan tanaman jamblang (syzygium cuminii) lumayan ”berwibawa”. Pohonnya yang besar dan perkasa dengan helai-helai daun yang memadati bagian atas, bisa menjadi penahan serangan panas matahari. Pohon yang sudah dewasa, biasanya memiliki batang dengan garis tengah sekira 70 cm dan tingginya mencapai 15 meter. Varietas yang liar, jenis jamblang kerikil, biasanya tumbuh di tepian hutan jati dataran rendah atau daerah iklim kering Jawa Tengah dan Timur, yang tingginya kurang dari 300 m dpl. Orang menyebutnya kerikil karena buahnya memang serbakecil, ibarat batu kerikil, kira-kira sebesar 1,5 cm.
Varietas yang sudah dibudidayakan memunyai buah yang lebih besar, sebesar biji rambutan (sekira 2,5 cm). Warnanya biru keunguan (jamblang biasa) atau hitam (jamblang ireng). Di samping yang berbuah hitam dan biru, ada pula varietas yang buahnya ungu (jamblang daging) atau putih (jamblang bawang).
Jamblang bawang, si putih, punya keistimewaan lain. Kalau hanya mengandalkan warna, kematangan varietas ini sulit terdeteksi. Mestinya kalau sudah matang, ya putih tua. Namun, mana ada warna putih tua! Karenanya untuk mengetahui tingkat kematangan jamblang bawang, kita harus menyentuhnya dengan jari tangan. Kalau sudah lunak, berarti ia sudah matang.
Jamblang bawang memang tidak ditanam untuk diambil buahnya, melainkan bijinya. Ia merupakan jamu mujarab untuk mengganyang penyakit kencing manis.
Anti ngompol
Jamblang yang dipelihara di halaman rumah biasanya jenis biasa, berwarna biru keunguan. Rasa buahnya manis-manis sepet. Sepetnya karena mengandung zat penyamak tannin. Untuk menghilangkan rasa sepet, kocoklah buah yang kita hendak makan dengan sedikit garam di antara dua cawan yang saling ditelungkupkan, maka getahnya yang bertannin sepet itu akan terserap garam sehingga manisnya bisa dinikmati. Ingat, jangan terlalu banyak makan plum jawa. Masalahnya, si tannin yang sudah kita lahap bisa mengganggu juga karena bersifat astringen (mengerutkan) saluran air kencing dan menghambat pengeluarannya. Dalam kondisi tertentu bisa menimbulkan demam.
Namun, justru karena sifat inilah para peracik jamu memanfaatkannya untuk obat beser (sering kebelet kencing) pada orang dewasa dan penyakit ngompol pada anak-anak. Untuk mencegah beser, makan saja buah jamblang agak banyak, sedangkan untuk mencegah ngompol, pergunakan bijinya. Selain punya tannin, si biji juga mengandung asam galat.
Caranya:
Giling 7 butir biji jamblang sampai halus, lalu rebus dalam 2 cangkir air bersama gula jawa, sampai air rebusan tinggal setengahnya. Minumkan ramuan jamblang ini pada anak yang suka ngompol setiap sore, sampai sembuh.
Anti mencret
Berkat kandungan tannin dan asam galat yang bersifat astringen tadi, kulit dahan jamblang juga punya manfaat obat. Ia bisa jadi senjata ampuh untuk meredam mencret karena masuk angin, yang bukan disebabkan oleh bakteri atau parasit lain, atau bisa juga penyakit sering buang air besar karena perbedaan suhu, gara-gara kebanyakan minum es, misalnya.
Untuk itu, rebuslah kulit dahan yang sudah dikeringkan, sebanyak 6 cm, dengan 3 gelas air. Angkat rebusan air setelah tinggal 1 gelas. Saring ampasnya, lalu minum.
Reguklah obat ini 3 kali sehari, selama 2-3 hari, sampai sembuh. Ketahuilah, mencret yang disebabkan oleh amuba disentri, tidak mungkin disembuhkan oleh jamu jamblang ini.
Phytomelin dan phytosterol
Jamblang lebih terkenal sebagai jamu antidiabetes ketimbang jamu ngompol dan mencret. Diabetes atau gangguan kencing manis, muncul karena tubuh tak menghasilkan hormon insulin yang cukup sehingga kadar gula glukosa dalam darah meningkat pesat.
Insulin ini bertugas mengubah kelebihan gula dalam darah menjadi glikogen yang bisa ditimbun dalam hati. Tugas darah — yang membebani glukosa itu — jadi terganggu. Padahal, darah wajib mengangkut oksigen baru ke seluruh bagian tubuh yang memerlukannya dan mengeluarkan sisa metabolisme berupa karbondioksida ke luar badan. Akibatnya, tubuh jadi lekas lelah, kekurangan tenaga dan ketika mengalami luka, sulit sembuh, keringat dan air kencing menjadi barbau amis karena kelebihan glukosa tadi.
Biji jamblang mampu mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes. Diduga ini berkat kehadiran zat glukosida phytomelin dalam biji jamblang itu, yang mampu mengurangi kerapuhan pembuluh darah kapiler.
Berkat phytomelin biji duwet, kerapuhan tubuh pun bisa diatasi dan luka yang ada bisa cepat sembuh. Biji jamblang dengan kandungan alpha phytosterol ini juga mampu melibas gejala lekas capai dan kekurangan tenaga. Alpha phytosterol merupakan sejenis sterol yang bersifat anticholesteremik, mencegah kelebihan kolesterol.
Lantas, apa hubungannya kolesterol dengan kencing manis?
Penderita diabetes yang berkolesterol rendah saja bisa parah karena kandungan glukosa itu membuat seolah darah sudah kebanyakan kolesterol meskipun sebenarnya tidak demikian. Akibatnya, pembangkitan tenaga hasil oksidasi (pembakaran) zat makanan jadi energi mengalami kemacetan. Akibatnya, ya itu tadi, tenaga jadi jauh berkurang dan lekas capai.
Untuk memberantas keadaan seperti demikian, manfaatkan saja biji jamblang. Ambil 7 biji jamblang bawang (15 biji jamblang biasa), lalu tumbuk hingga halus dan rebuslah dalam 2 gelas air. Air rebusan ini diminum sedikit-sedikit. Jumlah yang ada harus dihabiskan sepanjang hari. Boleh diangsur dengan minum 3 kali sehari. Boleh juga 2 kali sehari. Pemberian jamu berlangsung selama 2-3 hari. Selanjutnya pengobatan dihentikan kalau badan sudah merasa segar, tidak lesu kekurangan tenaga lagi.
Jelas sasaran pengobatan ini hanya gejala penyakit saja, sedangkan kekurangan insulin, yang menjadi dalang penyakit itu sendiri tidak bisa diberantas dengan biji buah sepet itu. Oleh karena itu, selama masa pengobatan, penderita kencing manis harus mengurangi makan bahan makanan sumber gula glukosa, seperti gula, nasi, dan makanan karbohidrat lainnya. Kelak kalau produksi hormon insulin oleh tubuh sudah normal kembali, jamu jamblang dan diet karbohidrat boleh dihentikan. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home