Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, February 23, 2003

Hati-hati Mengonsumsi Obat Pelangsing

Oleh Tonny Sumarsono, Apt

MEMILIKI tubuh langsing, tinggi semampai, dan singet adalah dambaan setiap orang, terutama kaum hawa. Dengan bentuk tubuh yang indah, tentunya akan punya ”nilai jual” yang lebih tinggi dan otomatis akan lebih menarik bagi lawan jenis. Lebih-lebih bagi mereka yang masih lajang.
Memiliki tubuh idaman bukanlah merupakan perkara mudah. Kita mesti mengupayakanya dengan maksimal dan sekuat tenaga. Apalagi, bagi mereka yang punya hobi ngemil, makan tidak diatur dan jarang olah raga, rasanya tubuh langsing itu hanyalah khayalan belaka.
Tak mengherankan jika kini banyak ditawarkan berbagai obat ataupun suplemen dengan iklan yang menggiurkan, yang mempromosikan bisa menjadi langsing secara instan. Karena keinginan yang menggebu itu, mereka biasanya tidak menghiraukan lagi efek negatifnya yang bakal terjadi dan langsung saja dikonsumsi secara serampangan, tanpa konsultasi dengan tenaga medis.
Andrea De Cruz, seorang bintang televisi Singapura, adalah salah satu contohnya. Ia terpaksa harus mendekam selama beberapa lama di rumah sakit dan mesti menjalani cangkok liver akibat menenggak pil pelangsing secara berlebihan. Kabarnya pula, hal serupa telah menimpa 13 orang lainnya akibat hal yang sama. Kebanyakan dari mereka menderita hipertiroid, ketidakteraturan denyut jantung dan hepatitis.
Kejadian umum yang terjadi adalah mengonsumsi obat pelangsing tanpa resep dokter sehingga sulit untuk memonitornya bila ada hal-hal yang tidak diinginkan.
Tak bisa dipungkiri, animo masyarakat — terutama kaum hawa yang merasa gembrot — terhadap obat pelangsing ini sangat tinggi. Kalangan pedagang, baik di apotek, toko obat, dan distributor farmasi, mengakui penjualannya cukup laju pesat. Peningkatan tren ini juga dipicu oleh iklan-iklan di berbagai media cetak dan elektronik yang cukup gencar. Kita juga sering menjumpai selebaran di berbagai tempat umum.
Dr. Budiono Santosa, dari Pusat Studi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat Universitas Gadjah Mada mengatakan, sebenarnya secara klinis tidak ada obat mujarab — apalagi instan — yang bisa melangsingkan tubuh. Jika banyak oang yang mengonsumsinya, itu lebih kepada gaya hidup kaum modern yang cenderung tidak mau ”ketinggalan zaman” dengan perilaku sosial di sekelilingnya.
Seseorang menjadi gemuk karena adanya penumpukan lemak atau kelebihan cairan dalam sel. Pada proses menjadi gemuk, jumlah sel tubuh akan terus bertambah dan ketika perubahan jumlah sel berhenti, ukuran selnya bertambah. Penimbunan lemak terjadi karena makanan (terutama karbohidrat) yang masuk berlebihan, dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
Makanan akan dirombak menjadi energi, namun tubuh tidak memanfaatkannya. Akibatnya, surplus energi ini akan disipan dalam tubuh dalam bentuk lemak sebagai energi cadangan. Oleh karena itu, berat badan seseorang hanya dapat dikurangi dengan membatasi asupan makanan atau diet, dan meningkatkan keluaran energi melalui aktivitas fisik (olah raga teratur). Cara ini sepertinya sederhana saja, tapi dalam kenyataannya perlu motivasi diri yang benar-benar kuat.
**
DI pasaran dewasa ini, ada beberapa jenis obat yang perlu memakai resep dokter dan pemonitoran ketat dalam pemakaiannya. Dan obat-obat ini sebenarnya bukan melulu direkomendasikan untuk pelangsing, hanya beberapa upaya saja bagi mereka yang ingin mencobanya.

Obat-obatan itu di antaranya:

A. Golongan Orlistat
Cara kerja obat golongan ini adalah dengan menahan penyerapan lemak dalam usus besar dengan jalan menghambat pemecahan molekul lemak dalam usus besar. Direkomendasikan pemakaiannya selama 2 tahun. Efek samping yang berat belum dilaporkan, tapi kebanyakan pasien mengeluhkan pe-rasaan tidak nyaman pada perut (keram perut), inkontinensia (buang air kecil tidak terkontrol, ngompol) dan tubuh bisa kehilangan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam air jika penggunaan terus-menerus. Obat ini tidak boleh diberikan pada ibu hamil, ibu yang sedang menyusui dan anak di bawah 18 tahun.

B. Golongan Mazindol
Cara kerja obat golongan ini adalah sebagai penahan nafsu makan. Obat ini bekerja pada reseptor nor adrenalin, serotonin, dan dopamin dalam otak agar bisa mengontrol nafsu makan atau mengurangi dan mengontrolnya.
Efek samping yang sering dijumpai adalah jantung berdegup lebih cepat, kepala terasa melayang, mulut kering, rasa tidak nyaman di perut, kekacauan waktu tidur, kulit sering gatal-gatal, dan tekanan darah bisa meningkat.
Golongan lainnya adalah Diethyl propion HCl, Sibutramine, Phentermine, dan D-norpseudoephedrine.

C. Golongan Furosemide
Obat golongan ini bekerja sebagai diuretika (memperbanyak keluaran air seni/urine). Berkurangnya air dalam tubuh memang dapat menyusutkan berat badan. Berkurangnya berat badan itu bukan karena menjadi kurus, melainkan karena cairan tubuhnya bekurang sehingga sel-selnya mengecil. Itu pun bersifat sementara. Bila cairan keluar berlebihan, bisa terjadi dehidrasi dan ini sangat membahayakan tubuh dan berisiko pada fungsi ginjal yang tidak normal.

Di samping obat-obatan di atas yang mesti memakai resep dokter, ada juga produk yang dijual sebagai food supplemen.
Produk jenis ini tidak punya bahan aktif dan cara kerjanya sebagai makanan pengganti rendah kalori saja (tapi biasanya tinggi protein). Efek sampingnya karena terlalu besar kadar proteinnya jika dikonsumsi berlebihan bisa juga mengakibatkan dehidrasi, kehilangan mineral, dan bisa juga gagal ginjal. Disarankan, selama meminum obat ini harus banyak minum.
Jenis yang lain adalah jenis pembakar lemak. Bahan aktifnya adalah L-carnitine, inositol, L-methionine, dan asam pantotenat. L-carnitine sebagai asam amino akan membakar lemak dengan bantuan asam pantotenat. Efek sampingnya adalah tubuh akan kekurangan nutrisi yang diperlukan dalam jangka waktu panjang.
Satu lagi produk tanpa resep alias dijual bebas, yaitu golongan penahan nafsu makan. Produk ini berisi suplemen yang akan menggumpal dalam lambung dan ini akan mengurangi nafsu makan karena perut sudah merasa kenyang. Terkenal degan apa yang disebut makanan/minuman berserat. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, bisa mengakibatkan adanya penyumbatan dalam usus besar dan sangat membahayakan.
**
SELAIN dua golongan produk itu, masih ada satu lagi produk yang beredar dan masih bebas juga dibeli yaitu golongan yang terkenal dengan sebutan teh pelangsing. Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), saat ini ada sekira 10 macam teh pelangsing yang beredar di pasaran dan enam di antaranya buatan luar negeri. Pada umumnya yang dinamakan teh pelangsing itu berisi campuran daun teh (Thea folium) dengan beberapa tumbuhan bahan/sediaan tradisional dan beberapa diantaranya ditambah juga akar wangi untuk memperkuat aromanya.
Secara farmakologis, teh pelangsing juga bisa dikategorikan sebagai diuretik (pelancar air seni saja). Menurut Dr. Budiono, masyarakat kini begitu gandrung dengan teh pelangsing ini, dan lagi-lagi beliau katakan ini lebih banyak faktor psikologis semata karena konsumen telah termakan oleh iklan. Namun demikian, minum teh pelangsing ini tidaklah akan berbahaya (kecuali kalau sangat berlebihan karena akan terjadi dehidrasi pula) karena tidak ada efek samping.
Jadi paling banter efek sampingnya adalah boros. Thea folium atau daun teh dalam teh pelangsing mengandung kafein sekira 1-2,5% yang bisa mendorong aktivitas dan teofilin yang berfungsi sebagai bahan pelancar air seninya. Tambahan sediaan lainnya di antaranya Kayu Rapat atau Parameni barbata yang menurut buku Tumbuhan Berguna Indonesia, bermanfaat untuk mengerutkan rahim yang membesar dan mencegah rahim melorot. Jadi sebenarnya tidak ada kaitannya dengan hal melangsingkan tubuh.
Tumbuhan tambahan lainnya biasanya Adas (Foeniculum vulgare) yang dikenal sebagai obat pembuang gas. Menurut J. Kloppenburg dalam bukunya Petunjuk Lengkap Mengenai Tanaman di Indonesia dan Khasiatnya, jika ditambahkan Pulasari (Alyxia stellata), bisa untuk melancarkan air seni.
Sediaan lain yang sering juga ditambahkan adalah daun Jati belanda (Buazuma ulmifolia) yang menurut K. Heyne, jika diminum dua kali sehari selama 1 bulan, bisa untuk melangsingkan tubuh karena bisa meluruhkan lemak.
Kesimpulannya, apa pun obat pelangsing yang Anda pilih hendaknya tidak dikonsumsi dengan serampangan dan sembrono. Konsultasikan dengan tenaga medis sehingga bisa dipantau pekembangannya.
Untuk obat bebas, juga hendaknya dibaca aturan pakainya dengan benar dan jika ragu sebaiknya konsultasikan juga pada orang yang kompeten di bidangnya. Jangan sampai Anda merugi, ingin langsing malahan masuk ke rumah sakit. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home