Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, December 15, 2002

Hass, Avokad ”Berjerawat” Australia

Oleh Saeful Ridwan
(mahasiswa Program Pascasarjana Unpad)

TENTU, jerawat yang bertonjolan pada hass atau avokad Australia ini tak ada hubungannya dengan masa puber. Yang pasti, penampilan buah yang satu ini memang lain dari yang lain. Berbentuk bulat lonjong dan pada kulitnya yang berwarna ungu kehitaman, bermunculan bintil-bintil tumpul seperti jerawat.
Sesungguhnya, ia bukan buah asli Australia, melainkan hanya barang impor dari sana. Kenapa ia dinamakan avokad Australia, ini tak lain karena ”ulah” pasar-pasar swalayan yang kerap mencantumkan nama ”avokad Australia” pada label buah istimewa ini.
Faktanya, dalam data Biro Pusat Statistik, negara benua itu memang merajai pasokan avokad ke Indonesia. Bahkan, tahun 1998 lalu hampir seluruh avokad ”asing” datang dari Negeri Kanguru. Pemasok lain seperti Amerika Serikat, Belanda, Thailand, dan Selandia Baru, hanya menguasai pasokan sekira 2.9%.
Di pasar-pasar swalayan harga si ”lonjong berjerawat” ini berkisar Rp 58.000,00-Rp 63.000,00/kg, hampir 10 kali lipat harga avokad ”pribumi”. Meski begitu, penggemarnya — yakni kalangan menengah ke atas — cukup banyak. Bagaimana tidak, selain kualitasnya meyakinkan, ukurannya pun kecil mungil. Satu kilo terdiri dari 5-6 buah atau 150 g-200 g/buah.
Bobot ”habis sekali makan” itulah yang memang dicari kalangan penganut kepraktisan. Karena begitu dikonsumsi, buah ini bisa langsung tandas, tak bersisa.

Berbagai varietas
Hass adalah varietas avokad impor yang paling banyak beredar di pasaran. Tiga jenis lainnya yang juga mulai merangsek ke pasar buah Indonesia adalah reed, fuerte, dan sharwil.
Hass termasuk ras Guatemala. Jenis ini termasuk avokad ”umum” karena penanamannya paling luas. Lokasi perkebunannya tersebar di berbagai wilayah Australia, di antaranya Queensland, New South Wales, Victoria, Australia Selatan, dan Australia Barat. Ia berkulit tebal, berwarna hijau gelap saat muda, dan ungu tua kehitaman saat matang. Persentase daging mencapai 66% dari bobot buah. Pada suhu penyimpanan 5 derajat celcius tahan hingga 4 minggu tanpa efek chilling injury (kerusakan akibat suhu dingin).
Selain kualitas, jenis ini juga banyak ditanam karena dapat melakukan penyerbukan sendiri. Walaupun mulai berproduksi sejak Mei, panen raya berlangsung dari Juli hingga Desember. Reed juga termasuk jenis avokad Guatemala. Penanamannya terbatas di daerah beriklim mediteran seperti Queensland dan wilayah Selatan Australia. Bentuk buah reed ini bulat, berkulit tebal, mulus, dan berwarna hijau. Dagingnya kuning, tebal, gurih, dan lembut seperti krim. Persentase daging 71% dengan kondisi biji agak kecil. Ketahanan penyimpanan cukup baik. Ia kuat hingga 4 minggu pada suhu 7 derajat celcius. Panen raya berlangsung September sampai Desember.
Bagaimana dengan fuerte? Kebanyakan hanya ditanam di wilayah Queensland dan Australia Barat. Bentuknya klasik, mirip lonceng. Kulit tipis, hijau tua mengkilap. Daging tebal, tekstur lembut dengan persentase 75% dari bobot buah. Produksi terbaik jatuh pada Maret-Juli. Sementara itu, bentuk dan penampilan kulit sharwil mirip fuerte, hanya saja lebih lonjong. Seperti kedua ”kerabat”-nya tadi, sharwil berdaging cukup tebal dengan persentase 71% dari bobot buah. Musim berbuah pada Mei hingga September.

Manajemen avokad
Di Australia, avokad ditanam oleh sekira 1.300 pekebun dengan jumlah populasi mencapai sekira 740.000 tanaman pada saat ini. Semuanya tergabung dalam organisasi ”peravokadan” Australian Avocado Grower’s Federation.
Dari semua sentra produksi avokad, perkebunan di Queensland merupakan yang terbesar. Produksinya mencapai 60% dari total avokad di Australia yang mencapai nilai 50 juta dolar Australia per tahun. Di negara bagian ini area penanamannya tersebar di Atherton Tablelands, Bundaberg Childers, Gympie, Sunshine Coast Hinterland, dan wilayah Tamborine Mountains. Semua areal ini memiliki temperatur dan jenis tanah yang ideal untuk avokad.
Mengamati potensi pasar buah ”jerawat” ini pemerintah Australia mulai mengembangkan produksi avokad secara serius sejak 8 tahun silam lewat sistem komputerisasi manajemen avokad atau disebut juga Avoman. Projek ini merupakan hasil kerja sama Australian Avocado Grower’s Federation dengan DPI’s Queensland Hoticulture Institute dan Hortikultural Research and Development Corporation (HDRC), dan Department of Agriculture in new South Wales and Western Australia.
Avoman mampu menyebar informasi tentang berbagai aspek pertumbuhan avokad, termasuk hama, penyakit, nutrisi, pengairan, pengawasan kualitas, serta analisis tanah dan daun. Dia juga memberikan fasilitas laporan dan catatan komprehensif, misalnya merekomendasi agronomis tanaman maupun ”cetak biru” informasi tentang pertumbuhan beberapa varietas penting di setiap area. Semua berguna bagi pekebun dalam melakukan aktivitas manajemen kebunnya. Bagaimana Indonesia, berniat meniru? (Sumber: Pikiran Rakyat).***