Diet Ketat Agar Langsing Bisa Terkena Anoreksia
Oleh Muhtadi Puradinata, Dipl. Ing.
JIKA Anda sedang menjalani program diet ketat, khususnya dalam rangka menjaga kerampingan tubuh (dan bukannya diet tertentu dalam rangka penanggulangan suatu penyakit), maka sebaiknya Anda hati-hati terhadap anoreksia (anorexia nervosa).
Anoreksia adalah suatu perilaku gizi yang menyimpang. Ditandai dengan penolakan terhadap segala jenis makanan. Sebagai konsekuensinya, muncul tanda-tanda kekurangan gizi dan penurunan berat badan yang drastis, sampai 25 persen. Selanjutnya berbagai komplikasi kesehatan pun timbul.
Pada kenyataannya para penderita anoreksia tidak sepenuhnya kehilangan selera makan. Mereka hanya dihinggapi rasa takut akan kegemukan secara berlebihan sehingga menghindari segala jenis makanan yang sebetulnya mereka sukai. Konsekuensi biologis dari anoreksia berkaitan dengan akibat-akibat kekurangan energi protein serta kekurangna zat gizi lainnya. Akibat umum dari kekurangan energi dan protein berdasarkan hasil penelitian para ahli medis dan gizi dari Universitas Johns Hopkins Amerika adalah berkurangnya massa otot, menyusutnya lapisan lemak cadangan di bawah kulit, dan pada organ-organ tubuh yang lain.
Para peneliti juga menemukan anemia dan menurunnya kekebalan tubuh terhadap penyakit. Pada wanita penderita anoreksia ditemukan ketidaknormalan sistem endokrin (kelenjar hormonal) khususnya yang berhubungan dengan sistem reproduksi yaitu rendahnya produksi gonadotropin, estrogen, dan LH (Luteinizing Hormone), masing-masing adalah hormon yang erat kaitannya dalam proses reproduksi.
Beberapa peneliti juga menemukan ketidaknormalan siklus menstruasi sampai tingkat amenorrhaea (tidak menstruasi).
Karakteristik calon penderita
Para peneliti — seperti dikemukakan oleh Arnold E. Andersen dari Universitas Johns Hopkins Amerika — sepakat bahwa sekira 85-95 persen kasus anoreksia terjadi pada wanita. Selanjutnya Morton, Gull, dan Lasegue — ketiganya adalah ahli medis dari Inggris dan Prancis — memberikan gambaran karakteristik individu yang berpeluang terkena anoreksia. Mereka biasanya sensitif, perfeksionis, dan cenderung bersifat introver. Seringkali mereka adalah gadis usia remaja yang memasuki masa pubertas yang sering mengalami konflik-konflik internal sehubungan dengan bentuk tubuhnya dan daya tarik seksual terhadap lawan jenis.
Pendorongnya
Faktor paling umum adalah keputusan untuk menjalani diet. Keputusan untuk diet itu diambil sebagai akibat dari perasaan bahwa berat badan tidak seimbang, kompetisi dengan teman sebaya dalam rangka pencapaian tubuh ideal, tuntutan profesional seperti pada peragawati misalnya.
Meskipun demikian, diet bukan satu-satunya faktor pendorong. Anoreksia juga dapat tercetus akibat susutnya berat badan setelah sakit atau karena patah hati! Kebanyakan penderita anoreksia berlatar belakang sosial ekonomi menengah ke atas. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan ahli gizi sebelum mengambil keputusan untuk menjalani diet sehingga takaran diet yang akan Anda jalani tidak merugikan secara gizi dan kesehatan.Penanggulangan anoreksia sebaiknya dilakukan secara kombinasi multidisiplin yang mencakup perbaikan gizi dan konsultasi psikologis. Urutannya adalah perbaikan gizi, konsultasi psikologis, pemeliharaan, dan tindak lanjut.
Kerja sama yang terkoordinasi antara ahli gizi, ahli medis, psikolog, dan keluarga, mutlak diperlukan. Peran keluarga — terutama dalam tahap pemeliharaan dan tindak lanjut — sangat penting untuk menjaga agar tidak tercetus kembali iklim yang kondusif bagi timbulnya anoreksia juga penyakit lainnya. (Sumber: Pikiran Rakyat)***
0 Comments:
Post a Comment
<< Home