Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, February 16, 2003

Tomat Hasil Kebun Sendiri, Nikmat

Oleh O Bin Ao

DI antara sekian banyak buah-buahan, tomat dapat digolongkan sebagai buah favorit bagi tua dan muda. Bayi sudah dibiasakan m-inum air tomat, remaja putri memanfaatkannya untuk masker kecantikan, sedangkan orang dewasa sering ”mengajak” tomat ikut ber-peran di atas meja makan.
Melihat kegunaannya yang begitu banyak, pastilah kaum ibu yang berurusan dengan tomat ini ingin mencoba menanamnya sendiri di kebun. Sesuai dengan anjuran pemerintah untuk memanfaatkan halaman rumah, tak ada salahnya Anda menanam tomat ini sebagai penyegar rasa.

Tanah yang sehat
Tomat yang dikenal dengan nama Latin Solanum lycopersicum itu, tumbuh di dataran rendah maupun pegunungan. Perbedaan hawa pegunungan yang segar menyejukkan dengan dataran rendah yang panas terik, menghasilkan ukuran buah tomat yang berlainan. Tomat gunung cenderung lebih segar dan lebih besar dari pada tomat dataran rendah.
Menanam tomat dapat langsung di tanah atau dalam pot, tergantung pada ukuran halaman rumah Anda. Tanah yang telah dipersiapkan lebih dahulu merupakan faktor terpenting dalam menanam buah yang kaya vitamin ini. Yang diperlukan adalah tanah yang sehat, baik untuk yang ditanam langsung di tanah maupun dalam pot.
Tanah yang sehat yaitu tanah yang bebas penyakit tanaman. Caranya, mula-mula, cangkullah sebidang tanah dalam-dalam, gemburkan dengan air banyak-banyak. Biarkan disinar matahari dan bolak-baliklah berkali-kali. Dengan demikian setiap partikel tanah tertimpa sinar matahari yang sanggup membunuh kuman-kuman penyakit tanaman.
Selanjutnya, beri ”vitamin” tanah alias pupuk. Untuk lebih menyehatkan tanah, disarankan agar mempergunakan pupuk kandang. Dengan perbandingan 1:2 untuk pupuk kandang dan tanah serta aduklah hingga tercampur rata. Selain menyuburkan, pupuk ini bisa meng-gemburkan tanah. Ada baiknya dicampur lagi dengan abu dapur yang mengandung Kalium dan Fosfor yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Abu dapur ini juga dapat membunuh hama atau ulat yang terbawa dalam pupuk kandang itu.

Bisa dalam pot
Beruntung jika Anda mempunyai halaman luas untuk menanam tomat. Namun jangan berkecil hati apabila luas halaman Anda tak memungkinkan, karena masih ada jalan keluar yakni bisa menanamnya dalam pot.
Bermacam-mcam pot dapat Anda pergunakan untuk menanam tomat. Dari kaleng-kaleng bekas yang sudah dilengkapi cukup banyak lubang di bawahnya, atau pot tanah yang banyak dijual di pasaran.
Khusus untuk menanam dalam pot, selain tanah sehat yang sudah diolah tadi, juga harus memerhatikan susunan dalam pot. Pada dasar pot, letakkan pecahan genting/bata setinggi kurang lebih 2-3 cm. Usahakan agar lubang pot tidak tertutup. Pecahan genting/batu bata ini gunanya untuk mengatur penyerapan air (drainage). Di atas pecahan genting/batu bata tersebut, taruhlah selapis lagi serutan kayu setinggi 2-3 cm pula. Terakhir, masukkan tanah sehat yang sudah diolah.

Menyemaikan bibit
Untuk mendapatkan buah tomat yang bermutu, maka harus menyemaikan bibitnya terlebih dahulu di sebuah ”transit” sementara. Tempat ”transit” itu terbuat dari peti, berupa kayu yang diisi tanah sehat, ditempatkan di sebuah peti untuk memudahkan pemindahannya. Tempat itu tidak boleh mandi matahari terus-menerus dan tidak juga tersiram air hujan.
Untuk memilih bibit yang baik, tentu harus mengambil bibit yang baik pula. Selain buah yang segar, sehat, dan sempurna —dalam arti tak berlubang— buah itu harus cukup masak. Keluarkan bijinya dan taburkan di tanah persemaian dengan memilih waktu di akhir musim hujan.
Perlu diingat, tanaman tomat betah hidup di tanah yang gembur dan basah. Maka, semasa persemaian ini, kelembaban tanah harus tetap terjaga dengan menyiramnya secara teratur. Setelah satu bulan, tunas-tunas muda mulai tumbuh. Pilihlah mana yang bisa masuk ”final”, yaitu tunas yang tumbuh subur dan batang kuat. Tanamlah tunas pilihan tadi dalam ”penyapihan bibit”.
Di tempat ”transit” terakhir ini, tanaman muda itu ditanam dengan jarak 5 cm. Tiga minggu kemudian, setelah tanaman muda tersebut mencapai tinggi 10 cm, bisa dipindahkan ke tempat pemukiman resmi, bisa ke halaman atau ke dalam pot.

Kapling resmi
Hati-hati memindahkan tunas-tunas ini jangan asal tarik. Usahakan akar-akarnya jangan sampai terputus. Untuk memudahkan pencabutan tunas, gemburkan dulu tanah tempat tunas itu dengan menyiramkan air terlebih dahulu.
Usahakan agar tanah dari dari kapling sementara itu masih ”menyelubungi” akar muda yang masih lemah. Setelah tanaman muda ini mulai tumbuh, sediakan lanjaran atau penopang untuk merambatkan batang tanaman. Lanjaran itu dapat berbentuk bambu yang ditancapkan dengan jarak 15-10 cm dari batang tanaman. Demikian juga halnya dengan yang ditanam dalam pot, harus dilengkapi dengan tiang penopang.
Mengingat tanaman ini paling senang air, jadi jangan sampai tanahnya mengering karena akan mengakibatkan pohon ini mati merana. Untuk menjaga kelembaban tanah, dapat meletakkan timbunan jerami atau tumpukan daun kering di atas tanah sekitar tanaman. Dengan demikian, sinar matahari terik pun akan tidak banyak berpengaruh buruk pada tanaman ini.

Perawatan yang teratur
Setelah tanaman muda itu tumbuh membesar, jangan sekali-kali lalai melakukan pemangkasan. Ini harus dilakukan demi menjaga agar pertumbuhannya tak kerdil dan buahnya sedikit. Untuk mendapatkan buah yang baik, jangan biarkan terlalu banyak bunga tumbuh di sana. Cukup sebanyak 4 atau 5 kuntum pada satu tangkai.
Sebagai vitamin, pupuk juga diperlukan termasuk dalam menanam tomat. Pada saat menghasilkan buah yang pertama, berikan pupuk natrium untuk merangsang pertumbhan buah. Lakukan pemupukan dengan teratur (sebulan sekali) agar kesuburan tanaman tetap terpelihara.
Pemberantasan hama merupakan hal yang tak bisa diremehkan. Mulai dari bekicot, serangga sampai penyakit tanaman lain, bisa saja sewaktu-waktu datang menyerang. Hal ini jangan sampai kecolongan.
Dalam waktu tiga bulan, buah yang dinanti bisa segera dipetik. Harus diusahakan dalam memanen buah tomat ini, dalam keadaan belum terlalu masak. Juga memetiknya harus hati-hati, agar batangnya tak sampai terkulai di tanah. Selamat mencoba!(Sumber: Pikiran Rakyat)***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home