Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, February 02, 2003

Dari Limbah Menjadi Pakan Ternak

Budi Imansyah
(sanitarian dan staf AKL Kutamaya, Bandung)

DALAM budi daya ternak, pakan merupakan salah satu faktor penting. Alasannya, acap kali para peternak dipusingkan oleh masalah penyediaan pakan ternak. Padahal, pakan ternak bisa pula dibuat dengan memanfaatkan limbah sebagai pakan pengganti (pendukung). Terkadang masalah pakan ini bisa pula berpengaruh terhadap harga dari hasil ternak sendiri, seperti daging, telur, atau susu.

PARA peternak berusaha menjual hasil ternak sebanyak mungkin dalam mengimbangi kemungkinan terjadinya kenaikan harga pakan. Disamping itu, peternak pun dituntut juga untuk mencari pakan pengganti yang lebih murah, tetapi bergizi tinggi sehingga biaya produksi bisa ditekan dan hasil ternak meningkat. Banyak para ahli yang telah menganalisis kandungan gizi yang terdapat pada limbah atau sampah agar dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dengan demikian, peternak diharapkan dapat memanfaatkan limbah-limbah tersebut, sekaligus dapat membantu dalam memecahkan masalah lingkungan.
Dalam mencukupi kebutuhan ternak, baik bagi peternak sapi, kambing, ayam, dan lain sebagainya, setidaknya dituntuk untuk kreatif dalam mencari alternatif-alternatif lain dalam mencukupi kebutuhan ternak, terutama pakannya. Bila bergantung pada jenis ransum (bahan pakan yang biasa diberikan) tertentu, dimungkinkan akan mengalami kendala yang dapat meningkatkan harga ransum di pasaran, mungkin karena nilai kurs dollar AS, naiknya harga BBM, ataupun transportasi.
Mungkin pula karena adanya goncangan-goncangan perekonomian seperti saat ini. Mengingat pakan merupakan faktor yang paling banyak membutuhkan biaya, sebesar 60-70% dari seluruh biaya produksi tersedot untuk penyediaan pakan.
Tentu tidak ada salahnya bila dicari pakan-pakan pengganti atau pendukung yang bisa dipergunakan, salah satunya dengan membuat pakan sendiri secara sederhana dengan cara memanfaatkan limbah. Banyak sebenarnya bahan-bahan di alam yang dapat digunakan untuk pakan ternak. Namun, yang terpenting haruslah memenuhi syarat, seperti ketersediaan bahan pakan terjamin, teratur dan selalu ada, terutama di sekitar lingkungan peternak. Misalnya daun singkong, ubi kayu, krotok, kecipir, atau biji lamtoro.
**
PEMANFAATAN limbah sebagai pakan pengganti, di samping dapat memperkecil biaya produksi, juga dapat memperkecil masalah lingkungan akibat limbah. Jenis limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak:
1. Sampah, yaitu daun pisang atau kertas koran sebab dalam setiap 100 gram daun pisang, terkandung lemak, 4,31 gram protein, karbohidrat 33,10 gram, dan kalorinya 224 kkal. Ini kesemuanya merupakan zat-zat yang diperlukan dalam membuat pakan yang berkualitas dalam memenuhi kebutuhan gizi ternak. Selanjutnya kertas koran, menurut penelitian bahwa ternak yang diberi kertas koran 7,5-15% dalam ransumnya, ternyata menampakkan penambahan berat badan yang lebih besar dibandingkan kontrol (ternak yang tidak diberi kertas koran).
2. Limbah rumah tangga, contohnya sayur-sayuran, buah-buahan, tulang, ikan, telur, dan aneka jenis makanan sisa lainnya.
3. Limbah industri, yang terdiri dari limbah peternakan, limbah perikanan, limbah pertanian, dan limbah industri makanan.
Pengolahan limbah bisa menjadi pakan pengganti dan atau dicampur dengan ransum ternak. Olahan limbah berupa sampah padat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman-tanaman penghasil pakan pengganti. Pengolahan sederhana yang lazim digunakan antara lain, yaitu dengan pengeringan, penggilingan (penumbukan), dan fermentasi.
Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kadar air bahan mikroba penyebab tidak dapat hidup sehingga bahan pakan menjadi awet dan tahan lama. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran dan penggunaan alat pengering. Bahan-bahan limbah dengan penjemuran dilakukan dengan menggunakan suatu wadah dan diletakkan di panas sinar matahari langsung, sedangkan dengan menggunakan alat pengering biasanya memakai oven. Bahan pakan ternak dikeringkan, biasanya akan berubah warna menjadi warna cokelat.
Perubahan tersebut merupakan reaksi browning yang dapat menurunkan nilai gizi, terutama protein. Namun, pengeringan tetap dilakukan karena volume bahan akan menjadi kecil. Akibatnya, berat bahan pun berkurang sehingga akan mempermudah serta menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan.
Pengolahan selanjutnya, penggilingan atau penumbukan. Bahan pakan dikurangi ukurannya dengan menggunakan alat penggiling (penumbuk). Hasil penggilingan atau pun penumbukkan bervariasi dari yang halus, seperti tepung hingga kasar (butiran pasir), disesuaikan ukuran mesh atau lubang saringan yang digunakan. Usahakan agar penggilingan/penumbukan tidak sampai menghasilkan bahan yang terlalu panas. Alasannya, penggilingan yang terlalu halus akan menambah kecepatan jalannya bahan pakan melewati usus sehingga kecernaannya akan berkurang sebanyak 20%.
**
PEMANFAATAN lainnya dengan cara fermentasi. Prinsip dasarnya adalah mengaktifkan kegiatan mikroba tertentu untuk tujuan mengubah sifat bahan agar dihasilkan sesuatu yang bermanfaat. Selain itu, dalam proses fermentasi, mikroba juga memecah komponen yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh ternak serta menyintesa beberapa vitamin yang kompleks dari faktor-faktor penumbuhan lainnya, antara lain priboflavin vitamin B-12 dan provitamin A.
Prinsip dasar fermentasi adalah dilakukan dengan cara:

Pertama, sejumlah milorganite (pupuk hasil pengomposan) dicampur dengan air bersih pada suhu 70%. Setelah suhu mencapai 80%, larutan milorganite diaduk-aduk dan dicampur hingga rata. Usahakan PH larutan selalu pada posisi 7.

Kedua, larutan didinginkan semalaman, kemudian dipanaskan kembali sampai 70% derajat Celcius selama 5 jam. Larutan disaring, misalnya dengan isapan, dengan air hasil saringan diuapkan sehingga kental.

Ketiga, larutan kental tersebut kemudian diuapkan lagi pada suhu sekira 70 derajat Celcius hingga kering. Bahan inilah yang nantinya dapat digunakan sebagai pakan ternak yang kaya akan vitamin B-12.

Dengan pemanfaatan limbah ini, para peternak mudah-mudahan tidak lagi bingung dengan perubahan harga ternak di pasaran, di samping lingkungan akan menjadi bersih dan sehat. Dengan demikian, biaya produksi dapat ditekan sehingga akan menghasilkan produksi hasil ternak yang banyak dan berkualitas. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home