Belimbing Filipina, Komoditas Primadona
Oleh Rani Kartika Utami
”AI nako!” Demikian komentar seorang Filipina ketika ia baru saja menggigit buah belimbing dalam genggamannya. Detik beri-kutnya, ia tampak sibuk menye-ruput-nyeruput cairan manis yang keluar dari daging buah istimewa itu. Ia seperti lupa diri. Padahal, suasana di sekeliling Quiapo, pusat perdagangan grosir Quezon City — tempat ia berada — begitu ramai. Orang berlalu lalang tiada hentinya.
Sebenarnya, peristiwa itu wajar saja. Pasalnya, belimbing Filipina memang luar biasa. Aromanya yang harum dan cita rasanya yang legit telah membawa buah asal negerinya Macapagal Arroyo ini menjelajah lalu lintas ekspor impor. Entah mengapa, di Indonesia, belimbing ini belum begitu populer. Padahal, di negeri asalnya, ia merupakan komoditas primadona.
Belimbing berpenampilan langsing ini banyak dijajakan di Quiapo, Quezon City, Metro Manila. Bila ingin ke sana, orang bisa me-numpang jeepney, alat transportasi tradisional khas Filipina, jurusan Bell Air-Quiapo atau kalau ingin lebih puas mengunyah belimbing Filipina berikut menikmati keteduhan pohonnya, pergi saja ke perkebunan Los Banos.
Kini, belimbing Filipina mulai merangsek ke counter-counter buah di pasar-pasar swalayan di Indo-nesia. Karena cita rasanya yang istimewa, penggemarnya cukup ba-nyak. Namun sayang, pembudidayaannya masih langka. Berniat menanam?
Tumbuh pesat
Orang Indonesia lebih akrab dengan berbagai jenis belimbing top lainnya seperti belimbing sembiring, belimbing bangkok, belimbing dewi, dan belimbing wulan.
Sebaliknya, belimbing Filipina termasuk pendatang baru yang belum begitu populer. Padahal, ia memiliki beberapa keunggulan, yakni bercita rasa lebih manis dengan aroma harum, berukuran besar, bisa tumbuh pesat, dan cepat berbuah.
Pertumbuhan belimbing asal Filipina ini begitu mengagumkan. Bayangkan saja, ketika usianya baru mencapai satu tahun, tingginya bisa mencapai 2 meter. Percabangannya pun lebih kuat dibandingkan dengan belimbing jenis lain yang kebanyakan melengkung. Hal ini diikuti dengan kekokohan batang tanamannya. Kalau diukur, batang tanaman yang baru berusia satu tahun itu kira-kira sebesar lengan orang dewasa.
Budidaya tanaman
Belimbing Filipina bisa ditanam di mana saja. Dalam pot boleh, di lahan luas pun cocok, sedangkan ciri-ciri dari bibit belimbing yang berdaya tumbuh baik, antara lain berdaun lebat dan hijau, berbatang kokoh, dengan percabangan yang kuat. Permukaan batang tanaman mulus, berwarna kecoklatan.
Kalau kulit tidak seperti itu, misalnya bernoda keputihan atau berbintik keabuan di sana sini, kita patut curiga. Jangan-jangan, bibit itu ”korban kejahatan” cendawan. Daripada runyam, sebaiknya bibit seperti ini jangan dipilih. Satu hal, daun belimbing Filipina lebih lebar dibandingkan dengan daun belimbing jenis lainnya.
Bibit yang baru dibeli sebaiknya dirawat dulu di tempat teduh. Perawatannya dilakukan dengan menyemprot tanaman oleh pupuk daun (gandasil, metalik, vitalik, dan sebagainya). Jika perlu, beri tambahan pupuk kandang atau kompos secukupnya, lalu taburi dengan sedikit NPK. Setelah dirawat sekira 2-3 bulan, barulah bibit itu dipindah ke lokasi yang sudah ditetapkan.
Menyiapkan pot
Pot untuk bertanam belimbing idealnya berukuran seperti tong sampah (sekira 50 x 50 x 50 cm). Media tanam sebaiknya diambil dari tanah bekas buangan sampah. Tanah seperti ini biasanya berwarna kehitaman, cukup remah, dan kaya akan kandungan hara. Namun begitu, kita tidak bisa langsung memakainya. Sebelum tanah itu dimasukkan ke dalam pot, tanah itu harus dijemur dulu di bawah panas matahari. Maksudnya, untuk mengusir berbagai binatang kecil yang biasa bersemayam di situ. Tanah liat pun bisa dipakai untuk pengisi pot, hanya saja harus dicampur dengan pupuk kandang atau kompos, lalu ditambah pasir dengan perbandingan 1:1:1.
Campuran tanah tersebut bisa langsung ditempatkan ke dalam pot. Dua atau tiga hari kemudian, buatlah lubang tanam. Ukuran lubang dibuat sebesar ukuran kantong pembibitan. Selanjutnya, siramilah bibit tanaman. Keluarkan bibit dari kantongnya, tanamkan. Lakukan pemindahan ini pada sore hari agar si anak tanaman tidak tersiksa oleh sengatan matahari.
Perawatan tanaman
Setelah itu, rawatlah tanaman dengan teratur. Misalnya, dengan memberikan pupuk kandang atau pupuk buatan seperti tadi. Lakukan pemberian 3 bulan sekali dengan takaran: 1 genggam campuran urea 2 bagian, TSP 4 bagian, dan KCL 3 bagian. Pengganggu utama belimbing Filipina adalah lalat buah. Untuk itu, bungkuslah sejak buah masih kecil, dengan kertas semen. Setelah terbungkus, lakukan penyemprotan dengan obat antilalat seperti basudin thiodan, dan sebagainya.
Pengganggu lainnya adalah cendawan yang gemar menyerang bagian pangkal batang dekat leher akar. Cendawan ini bisa membuat bagian yang terserang jadi busuk dan kering. Untuk menangkalnya, semprotlah tanaman dengan obat antijamur seperti fungisida cobox.
Penanaman di kebun
Buatlah lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm. Kemudian, angin-anginkan lubang ini selama seminggu agar cukup teroksidasi. Kalau kebetulan tanah di situ cukup gembur, campurlah dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 2 karung untuk setiap lubang.
Jika tanah cukup liat atau mengandung banyak pasir, lakukanlah persiapan seperti penanaman dalam pot tadi. Setelah itu, barulah tanah galian hasil olahan diurugkan ke dalam lubang tanam. Siramlah tanah urugan, lalu diamkan selama 3 hari.
Kemudian, buat lagi lubang tanam di tanah urugan tadi. Lubang berukuran sama dengan ukuran kantong bibit belimbing. Tanamkan bibit berikut tanah dalam kantong.
Perawatan yang penting ialah tanaman diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 1 karung setiap tiga bulan sekali, sedangkan pupuk buatannya berupa campuran yang sama seperti sebelumnya, diberikan sebanyak 2 genggam atau lebih untuk setiap tanaman. Tanaman yang tumbuh rimbun, terutama cabang-cabangnya yang tumbuh ke dalam perlu dipangkas. Cabang-cabang ini merugikan karena tidak produktif.
Buah pertama
Pada bibit belimbing Filipina yang berasal dari okulasi setelah 3-6 bulan ditanam baik dalam pot maupun di kebun, sudah mulai berbunga. Namun, sebaiknya bunga pertama dibuang agar tanaman bisa tumbuh lebih besar. Bila usianya sudah mencapai usia 1-2 tahun, biarkan tanaman berbuah semuanya.
Nah, jika kita memiliki belimbing Filipina di kebun sendiri, tentu tak perlu jauh-jauh pergi ke Quiapo, Quezon City untuk mendapatkannya. (Sumber: Pikiran Rakyat).***
0 Comments:
Post a Comment
<< Home