Mengatasi Anak-anak yang Suka Menonton TV
Oleh Dr. Sunit Hendrana
SEKARANG ini dapat dikatakan, tiada rumah tanpa pesawat televisi (TV). Tidak hanya di rumah yang sangat sederhana (RSS) di perumahan-perumahan, bahkan di rumah-rumah gubuk di pinggir sungai sekalipun, sudah banyak yang memiliki pesawat TV. TV sudah menjadi salah satu dari ”perabot pokok” sebuah rumah.
TV memang merupakan salah satu sumber informasi, hiburan, dan kombinasi antara keduanya. Di Indonesia sekarang, ada 10 stasiun TV swasta yang dapat ditangkap secara nasional dan satu TV ”milik” pemerintah (TVRI). Dengan demikian, bagi pemirsa hal ini memberikan banyak pilihan untuk melihat program TV dari pagi sampai malam hari. Namun sudah menjadi rahasia umum bahwa acara yang disajikan TV sebagian besar merupakan hiburan.
Bagi orang tua yang memiliki anak usia sekolah, kegemaran menonton TV ini bisa menjadi masalah. Anak-anak yang semestinya tekun belajar pada malam hari, karena ada acara yang menarik di TV, terpaksa meletakkan pensil dan buku mereka demi untuk melihat acara TV yang sangat disukainya atau bahkan anak-anak balita yang sedang mengembangkan kreativitasnya dengan menggambar memakai krayon ”terpaksa” mengikuti jejak kakaknya menonton acara TV tersebut.
Apabila hal di atas dibiarkan terus-menerus, akan menjadikan hal-hal yang kurang baik. Bagi anak sekolah, akan menjadikan malas belajar dan lebih suka menonton TV atau waktu untuk menonton TV lebih banyak dari pada waktu yang digunakan untuk belajar, maka tidak heran apabila prestasi di sekolahnya kurang baik.
Bagi anak balita, kehadiran TV seakan terasa membantu bagi yang menjaganya karena apabila si anak rewel, maka dengan menonton TV, anak akan duduk tenang di depan TV. Namun, sebenarnya banyak kerugian apabila anak balita sering menonton TV. Selama menonton TV, anak-anak (balita) akan kehilangan waktu untuk berkreasi (seperti menggambar, mewarnai, sosialisasi dengan teman sebaya, dll.), atau, waktu utuk mengembangkan kemampuan-kemampuan fisiknya seperti kemampuan motoriknya. Karena selama menonton TV, tidak ada aktivitas lain selain duduk dengan tenang memerhatikan acara TV.
Bahkan ada hal yang lebih memprihatinkan, yaitu adanya adegan-adegan yang tidak semestinya dilihat oleh anak-anak, seperti kekerasan dan adegan percintaan orang dewasa.
Walau demikian, tidak bijaksana juga apabila anak-anak sama sekali tidak boleh menonton TV karena banyak juga acara-acara yang bersifat ilmu pengetahuan, pelajaran untuk anak-anak, dan informasi-informasi penting lainnya. Sebenarnya hal-hal yang kurang baik seperti dipaparkan di atas merupakan dampak negatif dari terlalu seringnya menonton TV.
Lalu, bagaimana cara mengoptimalkan keberadaan pesawat TV di rumah sehingga berguna bagi perkembangan anak dan mencegah dampak negatif yang diakibatkan oleh terlalu seringnya anak-anak menonton TV. Berikut beberapa cara untuk mengatasinya.
1. Berikan contoh pada anak-anak. Orang tua jangan sampai sering terlihat menonton TV karena anak akan cenderung meniru perilaku orang tua. Yang menjadi masalah, ketika orang tua bekerja, sedangkan anak-anak bersama pembantu atau orang lain, seperti keponakan. Untuk mengatasi hal ini, dapat diberikan perintah kepada orang yang ada di rumah agar tidak menonton TV selama orang tua bekerja atau dengan cara memberikan timer pada saklar listrik tempat pesawat TV dihubungkan.
2. Berikan banyak kegiatan yang positif di rumah. Misalnya untuk anak-anak balita, berikan mainan seperti boneka, mobil-mobilan, merangkai balok warna, dan kertas. Untuk anak-anak yang sudah sekolah, bisa dibelikan buku cerita, majalah anak-anak, membantu menyirami tanaman atau membantu memasak di dapur, dan masih ada seribu cara lainnya.
3. Anak-anak memiliki acara-acara yang paling disukainya. Biarkan anak-anak menonton acara yang paling disukainya (misalnya dua atau tiga program acara). Untuk selebihnya, kita bicarakan dengan anak-anak tentang acara-acara lain yang akan dilihat selama satu minggu ke depan. Hal ini akan ”memaksa” anak untuk mematuhi ”kesepakatan” yang telah dibuat. Ajak anak-anak untuk melihat acara du TV yang bersifat mendidik atau berisi hal-hal yang positif, seperti acara tentang sifat-sifat alam, tentang kehidupan binatang atau film-film kartun yang memang berisi tentang pendidikan untuk anak-anak.
4. Jangan biarkan anak-anak (termasuk siapa pun yang ada di rumah) menonton TV pada saat yang sudah diprogramkan untuk belajar. Hal ini untuk memberi contoh kepada mereka tentang disiplin.
5. Temani anak-anak menonton TV sekalipun hanya film kartun. Jangan biarkan anak-anak mencari jawaban sendiri apabila ada sesuatu yang ingin ditanyakan pada saat menonton program acara di TV. Cobalah Bapak atau Ibu temani anak-anak menonton TV, kita akan merasakan betapa banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan anak-anak — terutama yang berumur 4 sampai 6 tahun — ketika mereka menonton program acara di TV. (Sumber: Pikiran Rakyat)***
0 Comments:
Post a Comment
<< Home