Remaja, Bagaimana Memilih Teman ?
Oleh Rusyadi IS.
MENCARI teman atau sahabat itu mudah, jika hanya sekadar berteman atau bersahabat. Tapi bukan hanya itu yang kita kehendaki. Setiap orang, termasuk remaja, menghendaki pertemanan yang baik, tidak buruk sangka, se-iya sekata, saling memahami, saling merasakan suka duka, gembira dan lainnya. Pendeknya berat sama dipikul ringan sama dijinjing.
Jika itu telah saling dirasakan maka arti teman sangat berharga sekali. Lebih berharga dari uang dan emas permata yang kita miliki. Banyak orang mengira, berteman adalah saling memberi, demikian dan sebaliknya, saling merasakan pahit. Padahal bukan hanya itu yang dikatakan berteman dan bersahabat.
Berteman adalah take and give, saling memberi dan menerima. Ada saatnya kita memberi, suatu saat juga kita menerima. Jadi kondisi dan situasi take and give ini harus balance (seimbang).
Berteman adalah juga bersahabat. Sahabat adalah kawan, teman, atau handai. Sahabat karib mempunyai makna lebih dalam dari itu, yaitu teman akrab. Akrab dan karib sendiri akar kata asalnya adalah dari bahas Arab, yaitu qorib, artinya dekat. Teman adalah kawan atau sahabat. Berteman adalah juga berkawan atau bersahabat (KBBI, hal 1029). Jika dilihat dari akar katanya, kata sahabat sendiri mempunyai makna psikologis (kejiwaan) bagi orang yang mendengarnya, tentu sesuai dengna makna aslinya.
Tidak setiap orang dapat dijadikan teman, oleh karena itu jangan berteman kecuali dengan orang yang sekiranya ada kecocokan dan pantas dijadikan teman atau sahabat. Nabi Muhammad SAW mengatakan, "Seseorang adalah dalam agama kekasihnya, maka lihatlah salah seorang dari kamu semua siapakah yang dikasihi".
Imam Al-Ghazali membagi teman dalam tiga klasifikasi: 1 Teman dalam agama (akhirat). Ini adalah teman yang utama.; Karena ia dapat menjaga kita dari hal-hal buruk yang ditimbulkannya. 2 Teman hedonisme (duniawi). Ambillah nilai positifnya dari teman seperti ini, tapi tentu kita jangan jatuh pada hedonisme (hura-hura) yang akan ditimbulkannya. Biasanya teman yang hedonis ini, banyak tahu tentang berbagai hal, hanya gaya funky-nya yang berlebihan sehingga merusak moral remaja.
3. Teman dalam ketenangan hati dan pikiran. Tipe teman ketiga ini bagi remaja adalah curah pendapat tentang berbagai hal. Terutama masalah-masalah psikologis, keluarga atau persoalan seputar teman lainnya. Jenis teman ketiga ini dapat diajak bertukarpikiran sehingga masalah-masalah yang dihadapi dapat teratasi.
Kriteria teman baik
Untuk memudahkan para remaja, ada beberapa trik khusus agar kalian dapat selamat menjalani pergaulan dengan teman-temanmu. Juga agar kamu-kamu sukses dan terhindar dari julukan "remaja kurang ajar", padahal kamu kan remaja "terpelajar". Untuk itu, ada beberapa kriteria khusus yang hendaknya kamu pegang dalam memilih teman atau sahabat.
Pertama, orang yang berakal. Beruntung jika kamu mempunyai teman yang senantiasa menggunakan akal sehat dalam berpikir dan bertindak. Sebab berteman dengan orang yang rusak akalnya tentu tidak memperoleh kebaikannya, bahkan tidak akan tentram hati. Orang pintar dan cerdas senantiasa membantu memberikan solusi dalam hal-hal rumit ketika menghadapi masalah yang sulit.
Peribahasa berbunyi, "Musuh yang cerdik lebih baik daripada teman yang rusak akalnya." Ini menunjukkan betapa sangat berguna sekali orang pintar, dalam situasi sesulit apapun akalnya senantiasa berguna.
Kedua, orang yang bermoral (berakhlak) baik. Orang yang bermoral baik senantiasa menjaga sopan santun, martabat diri dan orangtua. Al-Qomah Al-Atharidi mengatakan: Jika kamu berteman dan bergaul dengan orang, carilah dan pilihlah orang yang jika kamu layani, ia senantiasa menjagamu. Dan jika kamu sedang kesulitan penghidupanmu, maka ia bersedia menanggung kerepotanmu. Carilah teman yang baik, yaitu orang yang jika kamu beri sesuatu, maka mau membalas.
Dan jika melihat kebaikanmu, maka merasa setia, tapi jika mengetahui keburukanmu, ia sangat menutupi dan merahasiakan. Carilah teman, lanjutnya, yang jika kamu ajak bicara maka memperhatikan, dan mempercayai keteranganmu. Jika kebetulan bersama-sama melakukan sesuatu ia selalu ikut dan mau dibelakang. Dan jika kebetulan berselisih tentang sesuatu ia senantiasa mengalah.
Ketiga, orang yang shalih. Orang yang shalih adalah yang melaksanakan hak-hak Allah dan melaksanakan hak-hak sesamanya. Orang yang shalih itu berteman (baik) dengan Allah juga berteman (baik) dengan sesama manusia. Bergaul dan berteman dengan orang shalih akan senantiasa mengingatkan kita akan perintah dan larangan-larangan Allah. Jika kaum remaja mempunyai teman orang shalih, dekati dan jangan menjauh darinya.
Keempat, orang yang tidak hedonis. Teman yang hedonis cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Ia senantiasa tidak merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya. Kenali dan sadarkan jika ada temanmu yang demikian, tapi jangan engkau akrabi (dekati) berlebihan, bisa jadi kamu terbius oleh kejelekannya.
Kelima, orang yang benar dan jujur. Jangan berteman dengan orang yang ahli dusta (pendusta). Sebab jika kamu berteman dengan orang yang banyak dustanya tentu banyak tertipu. Ia ibarat fatamorgana pada penglihatan mata, yakni mendekatkan sesuatu yang jauh dan menjauhkan sesuatu yang dekat. Berteman dengan orang jujur berarti berteman dengan orang lurus hati, tidak sering membelokkan kata dan ucapan dari sesuatu yang nilainya, menurut ilmu, adalah benar.
Arti sebuah teman ataupun sahabat adalah seperti kedua belah tangan, kata Nabi SAW. "perumpamaan dua saudara adalah bagaikan dua tangan, jika yang satu kotor yang lain membasuh".
Ada ungkapan menarik dari ajaran Nabi, "Dari dua orang yang berteman, yang lebih mencintai dan setia terhadap temannya, itulah yang lebih dicintai Allah."
Remaja, carilah teman yang baik dan tidak munafik. Yang munafik adalah yang hanya memperalat temannya untuk kepentingan dirinya sendiri. Jika keinginannya telah didapatkan, ia akan lari meninggalkan kamu dengan suara lantang, "Aku tidak kenal kamu". Carilah teman yang dapat membantumu dalam susah maupun senang dan dapat menunjukkan kekurangan dan kelebihan kamu.
Pada akhirnya, "Jika kamu berteman dengan api niscaya kamu akan panas, jika berteman dengan air niscaya akan basah, jika berteman dengan penjual minyak wangi niscaya dirimu akan terbawa pula wanginya." Selamat berteman, semoga kamu mendapatkan kesuksesan di dalamnya.(Sumber: Pikiran Rakyat)***
0 Comments:
Post a Comment
<< Home