Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, November 17, 2002

Mendaur Ulang Gula Merah yang telah Rusak/BS/Lembek

Oleh Abdullah

GULA merah yang telah rusak/lembek/BS (BS-rusak dalam istilah pasar), biasanya tidak laku dijual atau bisa juga menjadi komoditas yang bernilai jual rendah atau murah.
Untuk menghadapi masalah ini, para pedagang dianjurkan untuk mendaur ulang gula-gula yang BS tadi agar nilai jualnya kembali tinggi. Selain itu, gula yang telah didaur ulang bisa bertahan lebih lama.
Mendaur ulang gula merah BS, selain dianjurkan para pedagang, bisa juga dimanfaatkan oleh para wiraswastawan yang masih mencari terobosan usaha yang cukup tinggi karena hanya memerlukan teknologi tradisional.

Alat-alat yang diperlukan:
1. Potongan ruas bambu yang berukuran 1,5-2 cm sebanyak 1.000 potong. Bambu yang dipotong diusahakan yang masih hijau agar tidak sulit memotongnya. Diameter sekisar 5-7 cm (ukuran kecil-sedang). Fungsinya untuk mencetak gula.
2. Beberapa lembar kayu tripleks yang tidak terpakai, fungsinya untuk menyimpan cetakan/potong bambu, bisa juga potongan papan.
3. Entong panjang yang terbuat dari bambu atau kayu untuk mengocek.
4. Wajan besar yang dapat memuat l.k. 12 kg gula merah.
5. Tampir (Sunda: Nyiru) untuk menjemur atau memotong gula hasil cetakan. Bisa juga menggunakan sasag/bilik bambu.
6. Kompor

Bahan yang diperlukan:
1. Gula BS/rusak l.k. 12 kg
2. Gula putih 1/2 kg
3. Tepung Asia 1/2 kg
4. Air secukupnya.

Cara mengolahnya:
1. Cairkan gula putih ditambah sedikit air, sampai mendidih.
2. Masukkan gula merah sehingga mencair.
3. Masukkan tepung sedikit-sedikit sambil diaduk hingga rata.
4. Sesudah tepung Asia dan gula merah bercampur hingga tidak terlihat warna putih, kecilkan kompornya.
5. Dengan bantuan scan plastik/kendi kecil, masukkan gula yang masih panas ke dalam cetakan gula yang sebelumnya telah disusun pada lembaran tripleks/kayu papan. Sebaiknya, potongan bambu atau cetakan gula dimasukkan ke dalam air bersih agar gula yang sudah tercetak mudah dicopot/dilepas.
6. Sesudah semua cairan gula dituangkan pada cetakan gula, siapkan tampir atau sasag.
7. Sesudah gula yang tercetak dingin, lepaskan dari bambu cetakan dan disusun pada tampir atau sasag.
8. Perhatikan pada waktu menyusun gula, gula yang basah disimpan di atas dan bagian yang kering di bawah.
9. Bila hari tidak hujan, gula harus dijemur hingga kering dan harus dikontrol (dibolak-balik).
10. Bila hari hujan, gula bisa dikeringkan dengan cara menggarang di atas kompor dengan api kecil dengan tinggi 1 m.
Cara menggarang:
1. Siapkan tempat untuk menumpuk sasag atau tampir berisi gula yang telah disusun. Usahakan agar tidak terganggu oleh kegiatan lain.
2. Tempat menumpuk tampir atau sasag diusahakan dibuat terlebih dahulu dengan rangka kayu atau bambu dengan panjang 1,5 m, lebar 1 m, dan tinggi 1 m.
3. Tiap tumpukan hendaknya diganjal pada ujung-ujungnya sehingga gula tidak tertindih.
4. Agar cepat kering, sebaiknya ditutup dengan kain atau kertas.
5. Kompor yang disimpan di bawah sasag atau tampir, dinyalakan dengan api yang kecil dengan waktu 2-3 jam. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

3 Comments:

At 8:06 AM, Blogger Aryha said...

Apa itu tepung asia?

 
At 3:06 PM, Blogger Unknown said...

mau tanya apa itu tepung asia

 
At 4:54 PM, Blogger Unknown said...

Apa sih tepung asia

 

Post a Comment

<< Home