Madu Mengandung Zat Penolak Semut
Oleh Silmy
MADU merupakan makanan manis alamiah yang tertua bagi manusia. Peradaban kuno menganggap madu sebagai minuman dewa agar panjang umur, bahkan untuk kehidupan yang abadi. Orang Mesir, Romawi, dan Yunani kuno telah menggunakan madu untuk kue dan minuman serta bumbu daging. Es krim kuno adalah campuran salju dan madu.
Dalam kehidupan modern, peran madu sebagai pemanis tergeser gula yang diperoleh dari tebu dan bit sejak abad ke-18. Madu mengikat molekul air sehingga kue tidak mengering dan mengeras bila diberi madu sebelum dipanggang. Madu dapat digunakan dalam berbagai kue, es krim, dan puding. Madu juga dibuat selai roti.
Untuk menghasilkan 1 kilogram madu, kawanan lebah (500-1000 ekor) harus mendatangi sekira 5 juta bunga. Nektar yang dibawa pulang diolah oleh lebah yang tetap berada di sarang menjadi madu. Komponen utama madu adalah deksrosa dan levulosa. Madu memiliki kadar kalium, besi, dan mineral lain lebih tinggi ketimbang gula yang masih mengandung kelumit tetes (molase). Berbeda dengan gula, madu asli tidak disukai semut, diduga madu mengandung zat penolak semut.
Susunan dan penampilan madu sangat bergantung pada asal-usul nektar. Madu dari lebah yang diternakkan lebih baik mutunya karena pohon bunga umumnya juga dibudidayakan, jadi lebih seragam dari masa ke masa. Namun banyak orang yang lebih menyukai madu asli yang berasal dari sarang lebah hutan. Sumbawa misalnya, terkenal dengan madu hutannya.
Bergantung pada musim bunga pohon-pohon budi daya, peternak lebah madu dapat juga menggembala lebahnya ke kebun randu, kopi, cengkih, dan apel sebagai ganti berkebun bunga khusus.
Di Indonesia umumnya madu tidak mengkristal, malahan bila mendapat madu yang mengkristal orang akan curiga bahwa madu itu dicampur dengan gula. Namun, di negeri subtropis, madu berkristal lazim dijumpai, mereka menyebutnya madu krim (creamed honey) atau madu oles (untuk roti)
Madu diperas dan disaring dari sarang lebah, kemudian dipanaskan pada 70 derajat celcius sebelum dikemas. Namun, ada kalanya orang menjual madu yang masih berada dalam sarang lebah, baik utuh maupun setelah sarang itu diiris-iris, juga irisan sarang yang direndam dalam madu. (Sumber: Pikiran Rakyat)***
0 Comments:
Post a Comment
<< Home