Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, November 24, 2002

Menyimpan Tenaga Saat Berpuasa

Oleh Yuli

BULAN suci Ramadan sedang dijalani umat Islam dengan melaksanakan ibadah puasa. Aktivitas tetap berjalan saat menunaikan ibadah puasa. Namun, di hari-hari pertama, mungkin ada yang merasa lemas, lesu, dan hilang tenaga. Akan tetapi, hal itu bisa diatasi dengan cara mengatur pola makan.
Caranya sederhana, yaitu tidak perlu makan makanan yang berlebihan. Apabila selama 16 jam perut Anda tidak terisi, umumnya akan banyak makan di waktu berbuka dan malas bersahur di pagi hari.
Jangan heran apabila orang yang sering melakukan pola makan ini sering mengalami sakit perut di pagi hari atau saat-saat setelah berbuka.
Untuk menghindari sembelit atau sakit pada pencernaan, jangan makan sahur terburu-buru dan cobalah untuk memperhatikan makanan atau minuman yang akan dikonsumsi pada saat sahur, misalnya hindari minuman bergolongan deuretik, seperti kopi dan teh. Minuman ini hanya akan menyerap cairan tubuh dan cepat mengeluarkannya. Anda akan cepat haus atu cepat mengalami dehidrasi saat siang hari.
Awali makan makanan yang mudah dicerna, seperti bubur atau makanan yang manis-manis untuk menyimpan tenaga selama 16 jam ke depan. Untuk menu makanan utama, pilih makanan yang sifatnya tahan lama (padat dan tidak mudah lapar lagi) dan pastikan bergizi tinggi sesuai kebutuhan tubuh. Konsumsi vitamin, buah-buahan atau makanan suplemen untuk keseimbangan tubuh.
Pola makan ini tidak jauh berbeda dengan saat kita berbuka puasa. Namun, hal yang perlu Anda perhatikan saat berbuka adalah mengonsumsi makanan berhidrat arang dengan penyajian yang tidak terlalu padat. Artinya kita tetap mengkonsumsi makanan yang lembut sebelum masuk ke konsumsi makanan padat. Misalnya bubur atau kolak. Pastikan Anda mengonsumsi makanan yang manis-manis.
Beri jeda beberapa saat agar pencernaan Anda menyesuaikan diri dengan melakukan aktivitas salat magrib. Setelah itu, kita bisa mengonsumsi makanan padat. Pastikan tidak terlalu banyak makan agar tidak kelebihan kalori. Satu hal lagi yang perlu diingat, kita tidak perlu makan terburu-buru. Ini hanya akan membuat pencernaan kita kaget dan bisa jadi keesokan harinya tidak bisa berpuasa karena sakit.

Sakit lambung
Bagi mereka yang mempunyai masalah dengan lambung, masih bisa menjalankan puasa, asal kelainannya tidak bersifat organik. Menurut Dr. Ari Fahrial Syam dalam seminar bertajuk ”Puasa dan Sakit Lambung” yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu, gangguan fungsional lambung bukan halangan bagi penderita untuk berpuasa.
Yang dimaksud sakit lambung adalah karena gangguan fungsional, artinya tidak ada kelainan anatomi pada lambung pasien tersebut.
Walau memang saat berpuasa, biasanya asam lambung meningkat. Bagi penderita penyakit lambung, hal ini bisa menimbulkan gejala mag, yaitu perasaan tidak enak di daerah ulu hati yang dibarengi mual, kembung, cepat kenyang, dan kurang nafsu makan.
Semua itu bisa diatasi asal makanan dan minuman yang masuk ke tubuh saat berbuka dan sahur, tidak banyak mengandung gas. Lebih bagus lagi kalau saat berbuka dan sahur meminum obat antiasam lambung agar asam lambungnya terkontrol.
Puasa makin sulit dijalani kalau penderitanya mengalami kelainan anatomi pada lambungnya. Misalnya mereka mengalami tukak lambung dan usus 12 jari (duo denum), tumor di saluran cerna dan radang di kerongkongan. Pasien yang mempunyai kelainan itu, terutama tukak lambung dan tumor bisa mengalami pendarahan yang justru berbahaya. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home