Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, September 29, 2002

Menghindari Serangan Petir

Oleh Edi Warsidi
Dimuat di Pikiran Rakyat, 29 September 2002

AWAN-AWAN menghasilkan petir mengandung jumlah energi yang sebanding dengan sebuah pembangkit listrik berkapasitas sekira satu juta kilowatt! Petir bisa membunuh kira-kira 30 orang rata-rata setiap tahun di Jepang.
Petir diperkirakan menyambar bumi sebanyak 40.000 s.d. 50. 000 kali dalam waktu sehari. Namun sayang, manusia belum mampu membuat metode untuk memanfaatkan energi yang dilepaskan alam tersebut bagi kepentingannya. Hingga kini apa yang kita dapat perbuat ialah berusaha untuk tidak berada di alam terbuka pada waktu terjadi petir, serta sekadar menggali pengetahuan yang lebih mendalam tentang fenomena alam ini.
Pendapat umum sejak dahulu mengajarkan agar jika ada petir menyambar-nyambar, orang harus membuang benda-benda logam apa pun yang melekat pada tubuhnya dan berusaha mengenakan bahan insulasi seperti vinyl (plastik) dan karet kalau pada waktu itu yang bersangkutan berada di tempat terbuka. Ternyata tindakan demikian tidaklah dianggap memadai secara ilmiah. Berikut beberapa petunjuk mengelak dari serangan petir, hasil pengkajian yang dilakukan selama 10 tahun oleh Ichiro Katayama dari Departemen Enjinering, Universitas Saitama.

1. Petir lebih mudah menyambar benda yang menonjol pada permukaan, baik di dataran maupun di pegunungan. Sebagaimana listrik, petir selalu mencari ”bumi tempat mendarat” yang baik. Dalam hal ini, pohonlah yang menjadi sasarannya. Karena itu, disarankan agar manusia menjauhi benda-benda yang menonjol seperti pohon, serta berusahalah mengambil posisi rendah di tanah/permukaan.

2. Hal yang menarik petir bukanlah potongan logam seperti gesper sabuk/ban pinggang atau pena, melainkan keseluruhan postur tubuh. Namun demikian, lebih baik tidak mengenakan benda-benda logam seperti jepit rambut dan lain-lain dari bahu ke atas. Sebaliknya, logam kancing sleret (resleting) pada bagian belakang baju wanita dapat berlaku sebagai ”media penyalur petir” sehingga jumlah aliran yang mengaliri tubuh berkurang.

3. Selama terjadi petir, amat berbahaya jika orang berlindung di bawah pohon. Petir dapat menyambar pohon dan bidang sambaran listriknya dapat mengenai orang di dekat pohon. Jika memang terpaksa juga harus berlindung di bawah pohon, usahakanlah agar berdiri agak jauh dari batang pokok pohon.

4. Jalan terbaik untuk melindungi diri dari serangan petir ialah tinggal di dalam bangunan/rumah yang telah dilengkapi dengan konduktur/penangkal petir, atau di dalam kendaran seperti mobil atau kereta api yang terbungkus dengan bahan semikonduksif yang dilewati aliran petir tanpa mengganggu manusia.

5. Apabila terjadi petir, jangan berdiri bergerombol/berkelompok karena kemungkinan tersambar petir lebih besar pada kelompok orang. Lebih baik memencar!
Di Jepang, petir sering terjadi waktu musim panas. Petir muncul bersama dengan bunyi gemuruh guntur. Didorong rasa takut akan kekuatan alam yang maha besar itu, orang Jepang dahulu mengira bahwa petir terjadi ketika para dewa jahat sedang menggila memukul-mukul genderang. Dewa petir mereka disebut ”Raijin”.(Sumber: ”Pacific Friend”)***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home