Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, September 15, 2002

Melati Gambir, Pengharum Teh dan Krim Bibir

Oleh Rani Kartika Utami
Dimuat di Pikiran Rakyat, 8 September 2002


WANGINYA sungguh asyik, bentuknya langsing dan cantik, dibutuhkan oleh pabrik teh dan kosmetik.

NAH, itulah dia bunga melati gambir. Jenis kembang yang satu ini termasuk langka, padahal untuk kebutuhan beberapa jenis industri, ia termasuk bahan baku yang sangat dibutuhkan.
Beberapa pabrik teh wangi di seputar Jawa Barat yang sudah memiliki merk cukup populer menceritakan bahwa setiap hari rata-rata mereka memerlukan sekira 4-6 ton melati gambir. Hanya saja, kebutuhan itu seringkali tak bisa terpenuhi sehingga demi penyesuaian, terpaksalah produksi tehnya diturunkan. Lalu, seperti apa sih peran melati gambir dalam proses pembuatan teh beraroma istimewa?
Dalam proses pembuatan teh harum, bunga segar melati gambir dicampur dengan teh hijau yang telah dilembabkan dengan sedikit air, selama kurang lebih 20 jam. Perbandingan antara teh hijau dengan bunga melati tidak selalu sama, tergantung dari selera konsumen teh wangi di masing-masing daerah. Hanya umumnya, perbandingan yang biasa dipakai adalah 1 : 1 sampai 5 : 1. Bunga yang sudah dicampur ini akan dipisahkan lagi setelah tehnya dikeringkan dan ”ketularan” aroma wangi melati. Tinggal diseduh, jadilah teh istimewa yang sedap sekali.
Bensil asetat, nah, ternyata zat inilah yang membuat melati gambir memiliki aroma yang sangat memikat. Saking wanginya, minyak atsiri kembang ini banyak digunakan dalam industri kosmetik. Ia juga memiliki peran penting dalam pengolahan parfum atau sebagai pewangi tambahan dalam produk-produk seperti bedak, lotion, dan bahkan krim bibir yang terdapat dalam lipstik.
Langka
Melati gambir atau jasminum officinale memiliki sosok yang berbeda dengan melati putih, meskipun keduanya satu famili (oleacege), bahkan juga satu genus, jasminum. Batangnya berkayu dengan percabangan cukup banyak, beruas-ruas dengan panjang antara 25-20 cm, dan memiliki diameter hingga 1 cm.
Seperti halnya melati putih, kembang ini juga berwarna putih bila sudah mekar. Hanya, agar aromanya tidak cepat menguap, sebaiknya bunga ini dipetik ketika masih kuncup, sesaat sebelum mekar. Bunga yang masih kuncup ini berukuran sangat mungil, dengan panjang hanya sekira 2 cm, dan berwarna merah gambir. Barangkali, karena warnanya yang merah itulah ia dijuluki melati gambir.
Tempat yang selama ini dikenal seagai sentra melati gambir adalah Pulau Jawa, tepatnya di Pekalongan, Purbalingga, Slawi, Batang, dan Banyumas. Di daerah lainnya agak sulit ditemui, sekaligus merupakan barang langka karena meski penggarapannya tidak terlalu sukar, entah mengapa, ia belum begitu banyak dibudidayakan.
Pembibitan
Berbeda dengan melati putih yang hanya bersedia hidup di dataran rendah hingga ketinggian 200 m dpl, melati gambir ini memiliki daerah penyebaran yang lebih luas lagi, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan setinggi 1.000 m.
Soal jenis tanah, sebenarnya kembang yang satu ini tidak terlalu rewel, asalkan jangan ditanam pada tanah yang banyak mengandung kerikil atau pada tanah liat. Yang pasti, tanah harus mempunyai sistem drainase yang baik. Satu hal yang juga harus dipenuhi, tempat tanamnya harus terbuka sehingga terkena sinar matahari penuh sepanjang hari.
Melati gambir bisa diperbanyak baik dengan stek, cangkok maupun rundukan (layering). Perbanyakan dengan cangkok dan layering lebih menjamin keberhasilan, sebab tanaman yang dipotong dari induknya sudah dibekali akar. Hanya saja, dengan stek akan dihasilkan bibit yang lebih banyak.
1. Menyetek
Siapkan kantong plastik (polybag) dengan ukuran 12 cm x 15 cm yang bagian bawahnya sudah dilubangi. Selanjutnya, lakukan penyetekan pada polybag tadi. Sedangkan batang kembang yang distek kira-kira berukuran sebesar pensil. Wadah stek ini kemudian ditempatkan di daerah yang teduh dan disiram secara rutin. Biarkan bibit itu hidup dan mengeluarkan tunas, baru nanti ditanam di kebun.
2. Mencangkok
Mencangkok sebaiknya dilakukan pada musim hujan agar kita tidak perlu melakukan penyiraman. Cabang yang kita pilih untuk dicangkok adalah yang sehat ukurannya dan sudah hampir sebesar pensil. Cabang itu lalu dikerok kulitnya hingga kambiumnya hilang. Panjang kerokan kurang lebih 5 cm. Selanjutnya luka tadi ditutup dengan tanah dan dibalut dengan plastik/sabut kelapa setelah lendirnya kering. Tunggu hingga 30-40 hari hingga akar cangkokan muncul. Selanjutnya, barulah dipotong untuk ditanam di kebun.
3. Layering
Layering adalah melengkungkan cabang tanaman ke bawah hingga menyentuh tanah, lalu diurug agar keluar akarnya. Untuk mempercepat pengakaran, bagian yang akan diurug dilukai terlebih dahulu kulitnya. Setelah akarnya keluar —kurang lebih 1 bulan lamanya— cabang lalu dipotong. Selanjutnya bibit itu bisa langsung ditanam di lokasi yang telah disediakan. Agar lebih praktis, sebaiknya layering dilakukan dalam polybag yang telah diisi tanah subur.
Penanaman
Memasuki proses penanaman, tanah tak perlu diolah seluruhnya, melainkan cukup dibuatkan lubang-lubang tanam. Penanaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan agar curah hujan cukup tinggi dan sebaliknya, suhu udara tidak terlalu tinggi.
Lubang tanam tadi sudah harus dibuat dua minggu sebelum penanaman. Ukuran lubang tanam adalah 40 cm x 40 cm x 40 cm dengan jarak tanam 80 cm x 150 cm.
Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 1 minggu supaya tanah bagian bawah cukup mendapatkan aerasi dan sinar matahari. Setelah itu, lubang ditutup kembali dengan tanah yang sudah dicampur pupuk kandang, plus 1 kaleng minyak tanah untuk satu lubang. Biarkan keadaan ini selama 1 minggu. Lubang tanam yang sudah diurug digali lagi tepat di tengah-tengahnya, sekira 15 cm dalamnya. Selanjutnya, bibit ditanamkan.
Perawatan
Kebun harus dijaga kebersihannya dari rumput-rumput pengganggu. Demikian pula tanah di sekitar tanaman harus sering digemburkan. Selain itu, tanaman juga perlu dipupuk. Pemupukan pertama diberikan pada saat tanaman berumur 1 bulan dengan 1 sendok makan (sdm) urea. Pemupukan kedua diberikan pada umur 5 bulan dengan 1 sdm TSP dan 1 sdm KCl. Pemupukan berikutnya diberikan pada setiap awal dan akhir musim hujan. Dosisnya harus dinaikkan menjadi 1 sendok, 3 sendok, dan seterusnya, tergantung dari ukuran tanaman.
Melati gambir memiliki percabangan yang cukup panjang sehingga perlu dilakukan pemangkasan. Pencukuran ini juga bermanfaat untuk merangsang pembuangan. Satu hal lagi, untuk melindungi tumbuhan dari serbuan ulat, semprotlah tanaman dengan pestisida kurang lebih dua kali dalam seminggu. Nah, kalau anda rajin menyiraminya dan melakukan perawatan ini dengan baik, tanpa banyak gembar-gembor, melati gambir pun akan segera bermunculan. ***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home