Kesehatan Gigi dan Mulut Bikin ”PeDe”
Oleh Ny. C.A. Ariyanti P.S.
KEBERHASILAN seseorang sangat ditunjang oleh segala sesuatu yang dimiliki dan yang melekat pada pribadi orang tersebut.
Agar seseorang mencapai keberhasilan, ia harus memiliki hal-hal sebagai berikut.
A. Kemampuan pada bidang profesi yang dipilih.
Dalam menggeluti bidang tertentu, seseorang harus menguasai dan mendalaminya. Kemampuan harus terus ditambah dan selalu memperluas wawasan. Pada saat ini ilmu pengetahuan sangat pesat perkembangannya. Oleh sebab itu, seandainya ingin berhasil harus mampu mengejarnya.
B. Pribadi yang berbobot
Keberhasilan sangat bergantung pada pribadi yang dimilikinya. Bila seseorang memiliki pribadi yang berbobot, pasti ia akan disegani, dihormati, dan dicintai orang lain.
Agar memiliki pribadi yang berbobot, ada beberapa yang harus diperhatikan.
1. Berkepribadian yang berketuhanan.
Apa pun yang dilakukan selalu mengikuti norma-norma agama dalam melangkah selalu memohon restu pada Sang Pencipta. Senantiasa menerapkan setiap ajaran agama.
Contohnya adalah kita harus peduli pada kebersihan karena kebersihan sebagian dari iman. Termasuk kebersihan diri sendiri. Jika badan kita bersih dari ujung kaki sampai ujung rambut, selain kita mendapat pahala, pasti orang akan lebih menghargai kita karena kebersihan adalah cermin dari pribadi yang positif.
2. Cara berkomunikasi
Pribadi yang berbobot adalah yang bisa berkomunikasi kepada setiap orang, baik kata-kata yang digunakan maupun cara yang dipakai dalam berkomunikasi sehingga yang kita ajak berbicara merasa nyaman, senang, dan tertarik pada apa yang sedang dibicarakan.
Ada 2 macam komunikasi yang harus dikuasai:
a. Komunikasi verbal, dengan alat utama yaitu kemampuan bertutur kata dan mulut kita.
Karena mulut sangat penting dalam mengungkapkan kata-kata yang akan kita ucapkan, kita harus benar-benar menjaga kesehatan mulut agar nyaman digunakan dalam berkomunikasi. Contohnya, seandainya pada mulut kita timbul suatu penyakit, akan menimbulkan kesulitan berbicara. Apabila orang menderita halitosis (bau mulut), akan mengurangi rasa percaya diri dalam menyampaikan komunikasi. Pada orang yang bergigi ompong, akan menimbulkan bunyi yang aneh saat dia mengucapkan kata-kata tertentu. Jadi seindah dan semenarik apa pun kata-kata yang disampaikan, kalau alat berbicara tidak menunjang, akan berpengaruh buruk pada lawan bicara.
Lebih parah lagi dapat menimbulkan tidak respek, tidak mengerti maksud pembicaraan atau bahkan tidak suka diajak bicara.
Pada akhirnya si penderita menjadi tidak percaya diri dalam berkomunikasi, menjadi pendiam, tertutup, dan tidak suka bergaul.
b. Komunikasi nonverbal, dengan alat utama yaitu bahasa tubuh dan busana yang kita kenakan.
Bahasa tubuh adalah sikap tubuh kita yang sangat berpengaruh pada penilaian cara berkomunikasi seseorang. Oleh sebab itu harus pula dikuasai etika-etika yang dapat menimbulkan kesan positif terhadap orang lain. Contohnya, seseorang yang menutup mulut saat berbicara akan mencerminkan rasa kurang percaya diri.
3. Memerhatikan penampilan.
Penampilan bisa berarti luas, tetapi pada kesempatan ini yang dimaksud dengan penampilan adalah keindahan pribadi yang dilihat dari segi estetika. Penampilan yang kita tampilkan harus menyeluruh dari ujung rambut sampai ujung kaki, meliputi;
a. Keserasian busana.
Busana yang dikenakan harus serasi terhadap postur tubuh, cuaca dan kesempatan. Begitu pula seperti sepatu, tas, dll., harus sesuai dengan busana yang kita kenakan.
b. Kebersihan tubuh.
Kebersihan sangat menunjang penampilan. Bayangkan apabila baju yang kita kenakan kusut, kuku tangan hitam, gigi kotor, dll., pasti orang lain akan enggan mendekat.
c. Sikap ramah.
Penampilan seseorang akan terkesan positif dan menyenangkan apabila memiliki sikap ramah. Dengan tersenyum, akan memengaruhi orang lain menjadi tenang dan aman. Agar senyum menjadi indah, harus ditunjang dengan gigi dan mulut yang terawat.
Jika terlihat gigi yang berantakan, pasti berkesan kurang baik oleh yang melihatnya. Pada intinya penampilan ditunjang oleh beberapa hal di atas, tidak boleh terlewatkan satu pun.
Contohnya, apabila seseorang mengenakan busana yang serasi karya perancang terkenal, ramah, dan supel, tetapi saat tersenyum atau tertawa, terlihat gigi yang berantakan, bibir pecah-pecah dan menderita halitosis, hal itu sangat berpengaruh pada penampilan secara keseluruhan. Yang seharusnya mendapat nilai 9, akan menjadi mendapat nilai 5 saja.
Dengan demikian, jangan disepelekan karena kesehatan gigi dan mulut sangat berpengaruh terhadap rasa percaya diri seseorang dan dengan rasa percaya diri serta ditunjang dengan kemampuan, pasti akan mencapai keberhasilan dalam berkarier.(Sumber: Pikiran Rakyat)***
0 Comments:
Post a Comment
<< Home