Buat Minyak Goreng dari Testa Kelapa
Oleh Sam
HAMPIR seluruh bagian dari buah kelapa berguna bagi kehidupan manusia. Mungkin, hanya limbah kulit daging buah kelapa (testa) berwarna coklat yang dianggap tidak berguna dan sering terlihat menggunung di sekitar pasar. Namun, Enung Hermayadi -- seorang warga Kp. Cinambo Kel. Cipadung Kulon Kec. Cibiru -- mengubah pendapat itu. Ia berhasil membuat minyak goreng dari limbah testa tadi. Idenya muncul gara-gara ia menginjak testa ketika hendak belanja ke pasar. Ia kaget karena dari limbah itu muncul cairan menyerupai minyak.
Hanya, kendalanya, pembuatan minyak goreng dari testa memerlukan waktu cukup lama, antara 3-4 jam. Warna minyaknya juga terlalu coklat. Selain itu, minyak goreng dari testa cuma kuat bertahan seminggu, setelah itu minyak berbau tengik. Untuk mengembangkan minyak goreng dari limbah testa tadi, Bagian Ketahanan Pangan Biro Bina Produksi Sekretariat Daerah Provinsi Jabar menjalin kerja sama dengan Pusat Penelitian Teknologi dan Industri Pangan (PPTIP) Jurusan Teknologi Pangan (TP) Fakultas Teknik Unpas.
Menurut Ketua PPTIP Jurusan TP Unpas Ir. Yudi Garnida, M.S., projek percontohannya melibatkan masyarakat prasejahtera di Kp. Cinambo Kel. Cipadung Kulon Kec. Cibiru. Ketua kelompoknya adalah Enung Hermayadi sendiri. "Kami menggunakan teknologi yang mudah diterapkan di lapangan, sedangkan testanya berasal dari pasar yang dekat dengan lokasi, yaitu Pasar Induk Gedebage. Program ini dapat disebut salah satu upaya menanggulangi kemiskinan di kota," ujarnya.
Bisa diatasi
Staf pengajar TP Unpas Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si., mengatakan bahwa kendala pengolahan minyak goreng dari testa saat ini sudah bisa diatasi dengan bantuan teknologi dan metode pengasaman TP Unpas. Waktu pengolahannya bisa dipersingkat menjadi 30 menit sampai 1 jam.
Langkah pertama, testa digiling, diperas, dan dibuat santan. Setelah itu, dipisahkan antara krim santan dan cairannya (whey). "Krimnya dimasak sedangkan whey untuk sementara dibuang. Kami memang sudah ada rencana memanfaatkan whey untuk dibuat nata," ujarnya.
Berdasarkan penelitian TP Unpas, minyak goreng testa yang dihasilkan bisa tahan sampai berbulan-bulan dan tidak berbau tengik. "Bau tengik minyak goreng merupakan pengaruh dari pemanasan dan bilangan peroksida dan kadar asam lemak bebas. Setelah kami olah, bau minyak goreng dari testa lebih wangi. Bahkan, warna minyak goreng yang dihasilkan bisa diatur, bening atau kuning," jelasnya.
Ia menambahkan, prospek pengolahan minyak goreng dari testa cukup baik karena bahan bakunya yang berlimpah. Pasar-pasar tradisional maupun pasar induk di Kota Bandung saja menghasilkan limbah testa sekira 20 ton setiap hari. "Limbah testa bila didiamkan akan menimbulkan aroma yang kurang sedap dan dapat mengganggu masyarakat. Padahal, untuk setiap 1 kg testa dapat menghasilkan 100 gram minyak. Jadi dari 20 ton terdapat sekira 2 ton minyak," tambahnya.
Saat ini, masyarakat memang merasa lebih praktis menggunakan minyak goreng hasil olahan pabrik karena harganya yang murah. Namun, jika pada suatu saat harga minyak goreng olahan pabrik ikut naik akibat melonjaknya harga-harga, minyak goreng dari testa ini bisa menjadi pilihan. (Sumber: Pikiran Rakyat)***
0 Comments:
Post a Comment
<< Home