Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, January 12, 2003

Perlukah Minum Obat Saat Influensa?

Oleh Silvia Retnawati
(Mahasiswa Pendidikan Kimia UPI Bandung)

PADA musim hujan tentu banyak yang terserang influensa. Penderita tentu merasa tersiksa dengan keluarnya ingus dari hidung. Namun tidak sedikit di antara kita yang menggap remeh ketika terserang influensa sehingga banyak orang yang membiarkan penyakit itu sampai berlarut-larut.
Memang, pada awal terserang influensa, penderita tidak merasakan sakit yang berarti karena sakitnya baru akan terasa setelah 3 sampai 7 hari infeksi terjadi.
Setelah infeksi terjadi, gejala yang akan dialami adalah kedinginan, sakit kepala, pegal linu otot, dan kehilangan nafsu makan.
Jika sudah kehilangan nafsu makan, bisa berbahaya karena dengan demikian berarti kita telah memberikan kesempatan kepada penyakit tersebut untuk berkembang lebih lanjut.
Sebenarnya apa sih influensa itu? dan perlukah minum obat saat kita menderita influensa? Influensa merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus orthomyxovirus yang berbentuk seperti partikel sferis. Struktur virus orthomyxovirus terdiri atas 8 lembaran RNA yang berbeda-beda di dalam kapsid spiral.
Pengamatan mikroskop terhadap ekor (alat penempel) virus menunjukkan bahwa bagian kapsid virus ini dilapisi oleh selubung lemak yang dikelilingi duri dan tersusun rapat. Selubung duri tersebut terdapat dalam dua bentuk yang berbeda, yang satu sebagai hemaglutinin dan yang lainnya neuromiditase.
Antibodi tubuh manusia secara langsung dapat melawan hemaglutinin untuk mencegah infeksi. Virus influensa ditularkan lewat udara dan masuk ke tubuh manusia melalui alat pernapasan. Virus influensa pada umumnya terbatas pada sistem pernapasan.
Terdapat tiga tipe serologi virus influensa, yaitu tipe A, B, dan C. Tipe A dapat menginfeksi manusia dan hewan, sedangkan B dan C hanya menginfeksi manusia. Penanggulangan virus ini telah diusahakan oleh beberapa ahli dengan pembuatan vaksin.
Pendekatan terbaru adalah dengan pemakaian mutan virus hidup yang dilemahkan untuk mendorong agar respons kekebalan tubuh meningkat. Di samping itu, untuk menangulangi virus ini, ”The US Food and Drug Administration” (FDA) telah mengeluarkan dua obat antiviral yaitu Relenza (Zanamivir) dan Tamiflu (osotamivir Phosphate). Obat tersebut diproduksi pada musim panas 1999 dan dikenal sebagai penghambat neuraminidase.
Relenza diproduksi untuk mengobati flu ketika pertama kali flu tersebut terjadi dan Tamiflu dapat digunakan untuk pengobatan atau pencegahan flu.
Jadi, sebenarnya penggunan obat-obatan untuk mengobati flu itu tidak sempurna untuk penyembuhannya. Namun, setidaknya dengan penggunaan obat itu, dapat membantu mencegah penyebaran virus yang dapat menginfeksi sel-sel tubuh lebih lanjut.
Oleh karena itu, ketika terserang influensa, jangan menganggap remeh dan membiarkan berlarut-larut. Segeralah pergi ke dokter untuk diobati dan istirahatlah yang cukup karena setidaknya penggunaan obat-obat tersebut dapat mencegah penyebaran virus yang menginfeksi sel-sel tubuh.
Jadi di saat kita terserang influensa, harus segera diobati dengan saksama. Ingat, sebenarnya influensa berbahaya dan hingga sampai saat ini belum dapat ditemukan obat yang mampu mematikan virus penyebab influensa tersebut. Ada pun obat-obatan yang telah disebutkan di atas,hanyalah dapat mencegah penyebaran virus untuk menginfeksi sel tubuh lebih lanjut. Pencegahan terhadap penyakit influensa ini dapat dilakukan dengan menjaga daya tahan tubuh dan menghindari kontak dengan penderita influensa. (Sumber: Pikiran Rakyat).***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home