Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, January 12, 2003

Wortel, Turunkan Risiko Serangan Stroke

Oleh Tonny Sumarsono

PERGESERAN pola penyakit di Indonesia, ternyata telah berubah. Penyebab utama kematian yang dulunya disebabkan oleh penyakit-penyakit infektif, maka kini telah beralih ke penyakit-penyakit degeneratif. Hal ini menyiratkan bahwa negara kita bukan lagi tergolong negara-negara miskin yang biasanya akrab dengan penyakit infeksi.
Penyakit degenaratif seperti kardiovaskuler (penyakit jantung dan stroke), kini menduduki peringkat atas di Indonesia, dan hal ini banyak disebabkan oleh perubahan pola hidup dan pola makan yang berubah dari pola tradisional ke pola modern. Di samping penyakit jantung dan stroke, maka penyakit degenaratif lainnya seperti hipertensi, diabetes melitus, hiperkolesterol, gangguan pencernaan dan kegemukan, geliatnya mulai terus terlihat.
Pola makan tradisional yang kaya akan karbohidrat, tinggi serat dan rendah lemak, berubah ke pola makan modern yang tinggi lemak, tapi rendah serat dan karbohidrat. Serat dapat berasal dari buah-buahan dan sayuran, dan jumlahnya harus cukup agar bisa menjaga kenaikan kolesterol.
Salah satu sayuran yang akan kita bahas adalah wortel, sayuran yang berwarna oranye yang jumlahnya melimpah ruah di negara kita ini. Wortel, sayuran yang pertama kali ditemukan di Afganistan sekira abad ke-7 ini sudah lama dikenal sebagai sayuran yang memiliki khasiat untuk menjaga kesehatan penglihatan (mata) kita. Wortel terkenal kaya akan betakaroten, yang dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A yang sangat penting dalam menjaga fungsi retina mata.
Selain itu, beta karoten juga merupakan zat antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari kemungkinan serangan kanker. Kandungan lainnya yang dominan dalam sayuran ini adalah asam fenolat. Kadar betakaroten dalam wortel terdapat sekira 754 ug, hampir dua kali lipat lebih banyak dibandingkan pada kangkung yang hanya 380 ug dan juga bayam yang hanya 404 ug. Semakin oranye warnanya, maka semakin tinggi pula kandungan betakarotennya.
Proses memasak wortel juga sangat berpengaruh terhadap kandungannya. Wortel yang direbus dan ditambah sejumlah minyak/lemak (biasanya dalam membuat tumis), ternyata kadarnya akan meningkat kira-kira sepertiga apabila dibandingkan dengan wortel mentah. Kebaikan lainnya, wortel yang dimasak akan lebih mudah diserap tubuh.
Para peneliti juga mengungkapkan, kadar antioksidan ini akan terus meningkat selama satu minggu penyimpanan dalam suhu tinggi dan sesudah itu, baru kadarnya akan menurun, namun tidak akan lebih rendah dari wortel mentah.
Sebuah riset yang dilakukan oleh Robertson et al memperlihatkan bahwa dengan mengonsumsi wortel sebanyak 200 gr/hari dan selama 3 minggu berturut-turut, bisa mengurangi kadar kolesterol darah sampai 11%. Hal ini cukup bermakna karena penurunan 1% saja kolesterol, dapat mengurangi risiko terkena serangan jantung sampai 2%. Jadi dengan kata lain, dengan mengonsumsi wortel selama 3 minggu, bisa mengurangi risiko terkena serangan jantung sampai 22%.
Peneliti lain — Immanuel Griffith et al. dari Universitas Missouri di Amerika Serikat — juga menyuguhkan hal yang serupa. Para relawan yang rata-rata sudah berusia di atas 40 tahun yang pernah terkena serangan jantung, diharuskan mengonsumsi wortel selama 1 bulan penuh dengan jumlah 250 gr/hari. Ternyata, hasil pemeriksaan kolesterolnya bisa menurun rata-rata 27%.
Kaitan terdekat bagi mereka yang berkolesterol tinggi, selain risiko serangan jantung, juga risiko terkena stroke. Jika Anda rajin mengonsumsi wortel paling sedikit 5 kali dalam seminggu, ternyata dalam riset bisa menekan risiko terkena stroke sampai 68% apabila dibandingkan dengan mereka yang hanya satu kali, atau bahkan tidak pernah mengonsumsi wortel dalam setiap bulannya. Penelitian di atas cukup representatif karena melibatkan puluhan ribu perawat selama hampir 8 tahun di Universitas Harvard.
Hasil ini juga melengkapi penelitian sebelumnya yang mengatakan dengan mengonsumsi satu setengah batang wortel ukuran sedang setiap hari, bisa mengurangi stroke sampai 40%. Aktivitas antistroke dari wortel ini diduga karena aktivitas beta karoten yang akan mencegah terjadinya plak atau timbunan kolesterol dalam pembuluh darah. Beta karoten merupakan pigmen paling aktif apabila dibandingkan dengan alpha dan gamma karoten. Biasanya betakaroten lebih dikenal sebagai pro vitamin A yang akan menjadi vitamin A pada dinding usus halus.
Bagi mereka yang sudah terkena stroke, vitamin A dapat mencegah kematian atau cacat setelah stroke. Hal ini merupakan hasil penelitian dari para ahli di Universitas Brussel, Belgia yang menganalisis sekira 80% pasien selama 24 jam setelah mereka terserang stroke. Ternyata para peneliti menemukan kadar vitamin A yang berlebih atau di atas rata-rata pada pasien-pasien itu, menjaga daya tahannya lebih baik dan lebih sedikit mengalami kerusakan neurologisnya. Hal ini menyimpulkan, bahwa vitamin A bisa meredam kerusakan oksidatif tatkala otak kekurangan oksigen selagi terkena serangan stroke.
Jadi bagi mereka yang kini sudah berusia di atas 40 tahun dan ”biasanya” cukup rawan dengan berbagai penyakit degeneratif karena kolesterolnya yang selalu meninggi, maka tunggu apalagi, makanlah wortel dengan teratur. Bukankah upaya mencegah itu lebih baik dari pada mengobati? Pilihlah wortel yang masih segar, halus kulitnya, dan warnanya yang masih menyala. Untuk mempertahankan kadar betakarotennya agar tidak menurun, maka wortel jangan dikupas, tapi cukup digosok atau disikat sedikit saja, kecuali kalau memang kulitnya sudah rusak atau mengeras. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home