Mengatasi Keracunan pada Anak
Oleh dr. Puspita Rahma
UMUMNYA anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Mereka ingin menyaksikan dan merasakan berbagai hal di lingkungan sekitar. Sayangnya, rasa ingin tahu yang menggebu ini kerap dibarengi dengan sikap waspada. Akibatnya tak jarang terjadi anak mengalami kecelakaan seperti misalnya keracunan.
Data meunjukkan, 75% kasus keracunan dan kecelakaan anak di bawah usia 5 tahun terjadi di seputar rumah dan disebabkan oleh produk rumah tangga biasa, seperti obat, cairan pembersih, kosmetik, pestisida ataupun alat pembersih rumput. Anak umumnya memang tak menyadari bahwa ada situasi-situasi tertentu yang membahayakan bahwa tak semua bahan boleh dimakan atau diminum.
Gejala
Bagaimana tahu anak Anda mengalami keracunan? Perhatikan saja gejala-gejala yang muncul yang bentuknya tergantung pada racun yang tertelan. Berikut ini gejala-gejala yang bisa muncul pada kasus keracunan pada anak:
- muntah
- keluhan sakit perut
- kejang-kejang
- tidak sadar/pingsan
- mengantuk berlebihan
- perubahan warna di sekitar mulut anak
Yang harus dilakukan
Jika mencurigai anak Anda mengalami keracunan lakukanlah hal-hal berikut:
1. Periksa pernapasannya.
Bila Anda merasa anak tidak bernapas segera beri bantuan napas buatan. Namun, seka dulu muka anak, taruh kain bersih di atas mulutnya dan bernapaslah melalui kain tersebut. Ini diperlukan untuk menghindari masuknya racun ke mulut Anda sendiri.
2. Bila anak masih bernapas, letakkan ia pada posisi yang benar.
3. Jika Anda melihat perubahan warna di sekitar mulut anak atau bila ada tanda-tanda anak menelan bahan atau produk kimiawi tertentu, cuci kulit atau bibirnya dengan air. Jika ia sadar, beri minum air atau susu.
4. Cari tahu apa yang telah diambil atau dimakan anak, seberapa banyak jumlahnya, dan sudah berapa lama materi itu diminum atau dimakan anak. Kemudian, beritahukan dokter tentang hal-hal ini. Jika mungkin, bawa sampel materi yang telah dimakan atau diminum anak.
Pencegahan
Agar anak tak mengalami keracunan, Anda perlu mengupayakan pencegahan. Berikut yang bisa Anda lakukan:
* Jelaskan pada anak bahwa obat hanya boleh diberikan pada orang dewasa bahwa pil bukanlah permen dan bisa berbahaya sekali jika dikonsumsi sembarangan.
* Simpanlah pil, vitamin, cairan pencuci mulut yang mengandung alkohol di luar jangkauan anak. Begitu pula pupuk, pembunuh hama seperti obat nyamuk dan sebagainya.
* Tutup rapat-rapat wadah bahan yang ”berbahaya”, misalnya berbagai jenis bahan kimia. Setelah Anda menggunakannya segera tutup kembali dan taruh di tempat aman di luar jangkauan anak.
* Jelaskan juga pada anak tentang kegunaan dan sisi berbahaya dari bahan-bahan kimia ini jika digunakan tidak dengan cara tepat.
* Hati-hati dengan bedak bayi. Bila terhirup anak, serbuk tersebut bisa ”terjebak” di paru-paru dan mengganggu pernapasan anak. Oleh karena itu, bedaki anak tipis-tipis saja dengan spons. Usahakan jangan sampai serbuk beterbangan terisap bayi. Selain berbahaya, bedak yang terlalu tebal tidak nyaman bagi anak dan bisa membuatnya merasa kepanasan karena pori-pori kulitnya tertutup. Hal ini juga bisa mengakibatkan terjadinya keringat buntet. Jangan lupa, setelah digunakan, bedak bayi segera tutup, dan taruh di wadah bedak di tempat yang aman.
* Jangan letakkan produk nonmakanan di tempat makanan-minuman. Misalnya, menempatkan minyak tanah di bekas botol softdrink.
* Dalam menggunakan bahan-bahan kimia, perhatikan benar-benar yang tertera di wadahnya. Juga label cara pemakaian dan pembuangannya.(Sumber: Pikiran Rakyat)***
0 Comments:
Post a Comment
<< Home