Ingin Awet Muda? Tidurlah yang Cukup
Dimuat di Pikiran Rakyat 10 Juni 2002
PADA era persaingan di dunia global yang semakin keras seperti sekarang ini, menuntut orang untuk terus menerus mengeluarkan segenap kemampuannya dan memeras otak demi mempertahankan posisinya masing-masing. Terkadang hal seperti ini bisa meninggalkan jejak berupa beban psikologis yang tinggi. Dan jika terus berlangsung, bisa saja menimbulkan stres yang merupakan akar dari depresi.
Dampak dari itu semuanya, biasanya seseorang menjadi cemas, gelisah dan sulit tidur. Padahal masalah tidur merupakan faktor penting bagi seseorang untuk dapat kembali fit bekerja keesokan harinya.
Menurut perkiraan para ahli kesehatan, di Indonesia sebenarnya banyak sekali orang yang menderita gangguan tidur, tapi rata-rata mereka tidak menyadarinya dan cenderung mengabaikannya. Padahal jika hal itu dianggap sepele, justru akan menimbulkan gangguan yang kronis yang sangat berbahaya, karena banyak kasus-kasus kematian yang disebabkan oleh masalah gangguan tidur ini.
Menurut pakar neurobiologi, tidur yang ideal adalah antara 7-8 jam per hari atau rata-ratanya sekitar 8 jam. Tidur yang kurang dari 4 jam atau lebih dari 10 jam, akan meningkatkan risiko kematian.
Fungsi tidur adalah upaya tubuh untuk mengistirahatkan sementara fungsi faalnya yang sudah dipakai seharian dan ini merupakan sarana untuk bisa panjang umur.
Terjadinya banyak penyakit, sebagian besar karena seseorang mengalami gangguan di tengah-tengah tidur malamnya. Sebuah survey yang dikerjakan "National Sleep Foundation" (NSF) di Amerika Serikat menyebutkan bahwa rata-rata tidur orang dewasa di AS hanya sekitar 6 jam 11 menit. Jadi ini masih kurang dari tidur ideal yang 8 jam. Angka ini adalah angka rata-rata, jadi kalau ditelusuri lebih jauh lagi mungkin banyak sekali orang yang tidurnya kurang dari angka itu.
Sebuah laporan penelitian mengungkapkan bahwa sekira 2% wanita penderita gangguan tidur akan mengalami gangguan pernafasan atau sleep apnea dan 10% lainnya akan mengalami gangguan dalam bergerak seperti otot kaki dan tungkai kaku.
Joyce A Weisleben Ph.D., Direktur Pusat Gangguan Tidur di Universitas New York mengatakan, gangguan tidur yang terbanyak adalah rotten sleep (tidur yang tidak nyaman/sering terjaga dan gelisah). "Tidur itu sama pentingnya dengan makan dan minum, jadi porsinya haruslah seimbang," ujar Weisleben yang beranggapan masih banyak orang yang tidak terlalu mempedulikan jumlah jam tidur mereka.
Seseorang yang menderita sulit tidur (insomnia) yang hanya tidur 2-3 jam saja setiap malamnya, pastilah akan banyak menimbulkan masalah. Produktivitas kerja akan menurun karena ia akan mengantuk di tempat kerjanya dan penampilannya pun kelihatan "kusam", tidak segar/cerah. Di AS, kecelakaan lalulintas karena sang sopir mengantuk akibat kurang tidur sama banyaknya dengan mereka yang "teler" karena alkohol ataupun obat-obatan.
Sebuah penelitian terbaru memaparkan, seseorang penderita gangguan tidur selama 2 minggu atau lebih akan mengalami risiko 4 kali lebih banyak mengalami depresi dibandingkan dengan mereka yang punya pola tidur normal.
Prof. James Krueger, seorang neurobiolog senior dari Universitas Washington mengatakan, jika seseorang kurang tidur dalam 24 jam saja, sel-sel yang mampu membunuh virus akan berkurang dalam darahnya. Dan, seseorang yang kurang tidur akan kelihatan cepat tua, karena hormon-hormon pertumbuhan (growth hormone) akan berkurang. Hormon ini justru dibuat ketika seseorang sedang tidur lelap atau deep sleep.
Kekurangan hormon ini otomatis akan mengakibatkan berkurangnya daya regenerasi untuk mengganti sel-sel yang mengalami kerusakan, sehingga kelihatan seorang penderita insomnia kronis kulitnya akan keriput dan kulit wajahnya kendur.
Diagnosis gangguan tidur mulai ditemukan pada tahun 1935. Sedangkan penelitian yang lebih komprehensif telah dilakukan para ahli psikiatri Aserinksy, Kleitmann dan Dement pada tahun 1953. Penelitian itu menyuguhkan adanya fenomena yang dinamakan Rapid Eye Movement (REM) pada alat EEG dari subjek yang direkam sepanjang malam yang datangnya secara siklis. Fenomena itu bersamaan pula dengan keadaan mimpi.
Pada REM Sleep, pernafasan menjadi tidak teratur, denyut jantung bertambah dan pergerakan mata cepat. Sedangkan pada non REM Sleep, akan terdapat empat tahapan sebagai berikut:
Pertama, tidur ringan (light sleep) 10-15 menit, pernafasan menjadi lambat dan teratur, denyut jantung menurun dan bola mata bergerak perlahan. Kedua, tidur sebenarnya (true sleep), yaitu tidur lebih dalam, gerak bola mata hilang dan otot berelaksasi. Ketiga, tidur lebih dalam lagi (deep sleep), frekuensi pernafasan dan denyut jantung menurun, sedangkan yang ke empat adalah tidur yang paling dalam dan biasanya seseorang sangat sulit untuk dibangunkan.
Insomnia ini bisa terjadi karena stres, depresi, lingkungan yang ribut, kafein, perokok berat, alkohol, tidur siang/senja hari dan kebiasaan tidur padahal belum mengantuk.
Insomnia juga ada dua macam. Pertama, disebut transient insomnia atau yang sifatnya sementara dan biasanya tidak lebih dari tiga minggu. Sedangkan bila gangguan tidurnya lebih dari tiga minggu disebut dengan insomnia kronik dan biasanya berhubungan erat dengan kondisi medis tertentu seperti alergi, arthritis, jantung, asma, hipertensi, kecemasan yang berkepanjangan, fluktuasi hormonal pada wanita ataupun sifat genetis.
**
BAGI wanita memang ada hari-hari khusus, saat hormon progesteron akan meningkat sebelum menstruasi yang biasanya diikuti pula oleh naiknya suhu tubuh.
Selama menstruasi sering terjadi peningkatan metebolisme dan pengeluaran hormon yang menyebabkan kantuk di siang hari. Hal inilah yang menyebabkan gangguan tidur di malam harinya.
Dr. Richardson memberikan beberapa saran untuk hygiene sleep, agar kita terhindar dari gangguan tidur. Tipsnya itu antara lain kamar tidur haruslah sejuk dan teduh, jangan melakukan kegiatan yang membuat kita bersemangat sebelum tidur seperti main kartu gaple, bridge ataupun main games di komputer, hindari minum kopi/alkohol, jangan tidur dengan perut lapar, jangan membaca buku/majalah/nonton TV di tempat tidur, hindari tidur berlebihan siang hari, jangan berolahraga 2-4 jam sebelum tidur dan hendaknya jam dinding yang digantungkan di dinding kamar anda tidak tepat berada di depan mata anda, karena ini akan menimbulkan kecemasan.
Tanda-tanda gangguan tidur dapat pula terlihat dari beberapa hal, seperti kantuk berlebihan di siang hari, mendengkur keras, berhenti bernafas sejenak, kelelahan di siang hari, sulit berkonsentrasi, apatis, mudah tersinggung dan pelupa.
Dari paparan di atas kiranya harus kita sadari bahwa masalah gangguan tidur tidak bisa dianggap sepele, karena jika sudah menjadi kronis akan menjadi musuh besar bagi kita semua.
Tentang masalah penuaan dini, memang banyak sekali faktor penyebabnya antara lain bisa dari polutan kendaraan/pabrik yang memapari kita setiap hari, sengatan sinar matahari yang terus menerus dengan intensitas yang tinggi, alergi, sensitivitas kulit seseorang yang berlainan ataupun sebab-sebab lainnya. Namun di balik itu semua ternyata faktor kecukupan tidurpun bisa juga berpengaruh pada kondisi kulit kita, karena hormon pertumbuhan yang biasa diproduksi tubuh manakala kita tertidur lelap, berguna pula sebagai anti ageing alamiah.***
0 Comments:
Post a Comment
<< Home