Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Monday, June 10, 2002

Bahaya Kekurangan Tidur

Oleh Mohamad Syarifudin
Dimuat di Pikiran Rakyat 10 Juni 2002


SELAMA beberapa tahun, kebanyakan dokter dan ilmuwan meyakini bahwa kebutuhan tidur tiap orang berbeda sehingga tidak seorang pun bisa mengatakan berapa lama kebutuhan tidur yang cukup bagi seseorang untuk hidup dan bekerja pada kondisi puncak.
Para peneliti mengatakan, laju dan tekanan kehidupan modern telah menjadikan pentingnya mendapatkan tidur yang cukup. Setiap manusia memerlukan tidur minimal 6 jam agar mentalnya sehat, kebanyakan orang bahkan memerlukan waktu tidur lebih dari itu.
Kurang tidur bisa menyebabkan orang yang riang gembira menjadi murung dan kelihatan tertekan. Jika terus-terusan kurang tidur, tanda-tanda kecemasan diri akan semakin terlihat seperti gejala sakit mental. Dan kekurangan tidur adalah seperti racun yang sulit diketahui, penderita biasanya baru menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya.
Seorang ahli mengatakan, jika kita tidak mendapatkan tidur yang cukup, kita tidak bisa bangun (sadar) sepenuhnya seharian. Hal ini berbahaya karena jika kita tidak sepenuhnya bangun (sadar), kita tidak berada pada pikiran kita yang sebenarnya.
Tidak seorang pun mengetahui dengan pasti secara psikologis apakah tidur itu? Munkin tidur bisa digambarkan seperti tidak bekerjanya mekanisme tubuh, otot-otot beristirahat, suhu tubuh dan tekanan darah turun, gelombang otak secara perlahan mengendur menjadi rata-rata dua atau tiga detik, kesadaran kita menurun. Hal ini merupakan cara alami mengisi "baterai" kita untuk aktivitas keesokan harinya.
Salah satu bukti bahwa gangguan perilaku akibat kekurangan tidur mirip dengan penyalahgunaan narkotika dan alkohol adalah penglihatan menjadi kabur, sense of timing menjadi mati, gerakan refleks menjadi lambat, penglihatan keluar dari fokusnya, dan mendapati dirinya "bukan dirinya sendiri".
Dalam satu eksperimen terhadap 100 relawan yang terdiri dari tentara dan masyarakat sipil di Amerika, mereka dibiarkan bangun terus menerus selama 4 hari. Ribuan tes mengukur efeknya tehadap perilaku dan kepribadian mereka. Hasilnya memberikan suatu pemahaman ilmiah baru yang cukup mengejutkan mengenai misteri tidur.
Diketahui bahwa otak yang lelah kelihatannya sangat membutuhkan tidur sehingga akan berbuat apa saja untuk mendapatkan tidur yang cukup. Setelah hanya beberapa jam kurang tidur, kita akan mengalami ketiduran atau "tidur kecil" yang terjadi rata-rata tiga/empat kali dalam satu jam. Seperti halnya pada tidur yang sesungguhnya, kelopak mata menutup, detak jantung melambat.
Tiap tidur kecil berlangsung hanya sekejap mata. Kadang-kadang dalam tidur kecil tersebut merupakan rasa kosong, kadang-kadang diisi dengan gambar-gambar dan mimpi-mimpi. Jika waktu kehilangan tidur itu semakin banyak, kita akan sering ketiduran dan berlangsung cukup lama mungkin dua atau tiga detik. Meskipun hal tersebut terjadi pada orang-orang yang sedang menjalankan pesawat terbang di cuaca yang buruk, orang tersebut tetap tidak mampu melawan rasa kantuknya. Hal ini juga bisa menimpa pada diri Anda, seperti ketiduran pada saat mengendarai mobil.
Akibat lain dari kehilangan waktu tidur yaitu menyerang pada ingatan dan penglihatan manusia. Banyak orang yang kurang tidur tidak mampu mengumpulkan informasi cukup lama untuk menghubungkannya (ke otak) dengan tugas yang seharusnya mereka kerjakan. Mereka sangat kebingungan ketika dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka mengingat beberapa hal dalam pikirannya dan bertindak tentang hal tersebut, seperti seorang pilot yang harus menggabungkan arah angin, kecepatan udara, altitude, dan landasan pacu untuk melakukan pendaratan yang selamat.
**
BAGI kebanyakan orang harga yang harus dibayar jika kita begadang terlalu sering adalah mudah tersinggung. Bagaimana kurang tidur bisa menyebabkan mudah tersinggung? Banyak ahli menjawab, syraf-syaraf dan otot-otot menjadi kencang sehingga bisa meningkatkan tensi/tegangan.
Beberapa ahli lain menambahkan, frustrasi juga bisa jadi merupakan salah satu faktor penyebabnya. Kebutuhan untuk tidur merupakan suatu dorongan seperti halnya rasa lapar. Ketika kita tanpa tidur, dorongan frustrasi (ingin tidur) tersebut membuat kita mudah tersinggung dan agresif sebagaimana halnya rasa lapar membuat orang yang sedang diet menjadi mudah lapar. Pepatah mengatakan bahwa istirahat yang baik satu malam tidak cukup untuk mengembalikan kondisi tubuh semula. Setidaknya dibutuhkan waktu dua malam penuh bahkan mungkin lebih untuk mengembalikan kondisi dari kekurangan tidur.
Kurang tidur juga bisa munguras energi vital. Dalam satu eksperimen, beberapa orang pelajar diminta untuk mengerjakan soal perkalian yang sulit setelah tidur 8 jam dan 6 jam. Ternyata akurasi dan kecepatannya sedikit lebih baik yang tidur 6 jam, tetapi uji metabolisme menunjukkan, pekerjaan tersebut memerlukan energi hampir 3 kali lipat lebih banyak dari biasanya.
Peningkatan kinerja untuk sementara tersebut seringkali merupakan tipuan yang berbahaya yang dihasilkan dari kurangnya tidur. Di bawah kondisi tensi/tegangan seperti itu bisa menyebabkan kelelahan, banyak orang yang merasa berpengharapan tinggi.
Contohnya, orang yang datang terlambat pada waktu ujian (karena begadang semalaman), seringkali mengalami stimulasi sementara seperti di atas. Jika ujian tersebut singkat, orang ini mungkin mendapatkan keuntungan dari peningkatan tensi/tegangan. Tapi kondisi demikian hanyalah sementara. Setelah beberapa malam kekurangan tidur, akan terlihat hasil pekerjaannya mulai menurun.
Malam demi malam, banyak dari kita yang kekurangan tidur 15 menit sampai 2 jam dari yang seharusnya dibutuhkan kita (batas antara tidur yang cukup dengan yang tidak, bisa saja sangat kecil). Kita mungkin merasa baik-baik saja selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun lamanya, tapi kelelahan itu akan berakumulasi hingga pada suatu saat "meminta bayaran lunas".
Seorang eksekutif muda pekerja keras yang sudah terbiasa tidur hanya 5 jam sejak kuliah (dia merasa sebanyak itulah waktu tidur yang dibutuhkannya), beberapa bulan kemudian mendapati dirinya kolaps. Dokternya mengatakan kehabisan syaraf (neruous exhaustion). Waktu yang digunakan untuk tidur tidaklah terbuang percuma atau sia-sia. Tidur yang cukup adalah resep yang esensial untuk menghasilkan hidup yang menyenangkan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home