Kliping Pengetahuan Umum

Weblog berisi kliping artikel pengetahuan umum yang bermanfaat. Seperti Kesehatan, Makanan, Pendidikan Anak, Pengobatan, Psikologi Populer, Hobi dan lain-lain.

Sunday, November 24, 2002

Mengatasi Sifat Pemalu dan Gugup

Oleh Handri Handriansyah

SIFAT pemalu dan gugup sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat lumrah dan dapat terjadi pada siapa saja. Sifat seperti itu dapat dimiliki seseorang sejak kecil atau pada saat menjelang dan semasa dewasa. Pada masa dewasa, sifat pemalu dan gugup dapat muncul sebagai akibat pengalaman memalukan yang pernah dilalui oleh orang tersebut atau pada saat ia menghadapi lingkungan baru yang masih asing baginya.
Sebagai contoh, saat seseorang baru masuk kuliah/sekolah atau saat mulai kerja atau masuk ke lingkungan kerja yang baru. Pada kondisi seperti itu wajar sekali bila kita merasa malu dan gugup bila menghadapi orang-orang yang baru atau belum kita kenal, apalagi saat harus berbicara di hadapan mereka. Kondisi mental seperti itu dapat berlangsung sebentar atau lama tergantung dari cara kita menghadapinya. Lalu adakah cara atau kiat-kiat untuk mengatasi keadaan tersebut agar dapat dilewati dalam waktu relatif lebih singkat?
Para pakar menyebut sifat pemalu sebagai ”fobia sosial”. Fobia seperti ini sudah sangat universal dan hampir semua orang pernah mengalaminya. Menurut hasil penelitian, satu dari delapan orang adalah seorang pemalu.
Orang-orang itu biasanya berkeringat dingin, telapak tangannya berkeringat, jantungnya berdebar kencang, dan tidak mampu mengeluarkan satu kata apa pun dari mulutnya saat menghadapi situasi-situasi tertentu.
Fobia sosial terkadang dapat juga disebabkan oleh penyimpangan mental akibat depresi dan kecanduan alkohol. Sifat pemalu terdiri dari beberapa tingkatan menurut para pakar. Tingkat paling rendah adalah normal shyness. Orang yang mengalami sifat ini biasanya selalu gugup saat berpidato namun setelah beberapa saat ia mulai bisa menguasai dirinya.
Pada saat pertama kali berkencan, orang tersebut sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan atau dibicarakan, namun ia masih bisa berbicara satu dua patah kata. Saat wawancara, pekerjaan orang itu biasanya gugup ditandai dengan berkeringat namun ia masih dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.
Tingkat kedua adalah extreme shyness. Orang seperti ini selalu berdebar-debar saat ditatap orang lain, berbicara kaku di depan orang banyak, dan selalu menghindari untuk memulai suatu pembicaraan karena takut mengatakan sesuatu yang salah.
Tingkat ketiga adalah social phobia. Orang yang mengalami social phobia selalu menghindari saat harus bertemu atau berkenalan dengan orang-orang baru di lingkungannya, sama sekali tidak dapat berbicara di hadapan orang banyak, dan merasa bahwa ia tidak pernah menimbulkan kesan baik pada siapa pun. Tingkat yang paling parah adalah servere social phobia. Orang seperti ini hanya dapat tenang saat tidak ada orang, hampir tidak pernah dapat keluar rumah karena takut bertemu orang, selalu khawatir bahwa seseorang akan mempermalukannya, sering panik tanpa sebab dan jarang keluar kamar.
Seseorang yang memiliki sifat pemalu normal (normal shyness) bisa saja mengalami severe social phobia bila ia tidak segera mengatasi sifatnya itu. ”Bila seseorang memulai sesuatu dengan malu-malu, kemungkinan besar ia akan semakin merasa malu untuk melakukannya,” kata Philip Zimbardo, Profesor Psikologi Standford University.
Saat dilahirkan, sebenarnya orang tertentu memiliki kecenderungan untuk mengalami extreme shyness, namun sifat itu bukanlah bawaan lahir atau takdir.
Penelitian yang dilakukan Jerome Kagan, —seorang ilmuwan Harvard— menyebutkan, pada usia 16 minggu, bayi sudah memiliki kecenderungan untuk memiliki sifat pemalu.
Pada umur lima tahun, satu dari lima bayi seperti itu akan menangis ketika melihat orang asing, sementara yang lainnya tetap tertawa walau digendong orang asing. Saat beranjak besar, bayi yang menangis saat bertemu orang asing tadi ternyata tumbuh menjadi anak yang supel sementara bayi yang tampak periang justru ada yang tumbuh menjadi anak pemalu.
Sifat pemalu memang bukan hal yang harus dipermasalahkan, namun bukan berarti dapat disepelekan karena dapat membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan sesuatu. Dalam beberapa kasus, terdapat obat yang dapat mengatasi sifat pemalu atau kegugupan seseorang walaupun bukan pengobatan yang sempurna.
Yang paling sering digunakan adalah antidepressant yang lebih dikenal sebagai Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI). Obat tersebut biasanya menolong seseorang dalam mengatasi kegugupan saat akan memulai pidato namun efeknya terbatas dan penggunaannya tidak boleh berlebihan.
Cara yang paling efektif adalah dengan menghadapinya sendiri. Ingatlah, ahli fisika Albert Einstein dan pujangga Robert Frost juga pernah menjadi seorang pemalu, tapi mereka mampu mengatasinya. Andapun bisa mengatasinya, jangan biarkan kesempatan hilang begitu saja hanya karena malu.
Banyak ahli therapi menyebutkan, bila kita selalu mengingat bahwa setiap orang memiliki arti tertentu bagi dunia, maka itu akan menolong kita untuk menghadapi dunia tanpa harus malu, namun tidak berarti bersikap tidak tahu malu. Selama kita tidak melakukan sesuatu yang salah, mengapa harus malu? (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Menyimpan Tenaga Saat Berpuasa

Oleh Yuli

BULAN suci Ramadan sedang dijalani umat Islam dengan melaksanakan ibadah puasa. Aktivitas tetap berjalan saat menunaikan ibadah puasa. Namun, di hari-hari pertama, mungkin ada yang merasa lemas, lesu, dan hilang tenaga. Akan tetapi, hal itu bisa diatasi dengan cara mengatur pola makan.
Caranya sederhana, yaitu tidak perlu makan makanan yang berlebihan. Apabila selama 16 jam perut Anda tidak terisi, umumnya akan banyak makan di waktu berbuka dan malas bersahur di pagi hari.
Jangan heran apabila orang yang sering melakukan pola makan ini sering mengalami sakit perut di pagi hari atau saat-saat setelah berbuka.
Untuk menghindari sembelit atau sakit pada pencernaan, jangan makan sahur terburu-buru dan cobalah untuk memperhatikan makanan atau minuman yang akan dikonsumsi pada saat sahur, misalnya hindari minuman bergolongan deuretik, seperti kopi dan teh. Minuman ini hanya akan menyerap cairan tubuh dan cepat mengeluarkannya. Anda akan cepat haus atu cepat mengalami dehidrasi saat siang hari.
Awali makan makanan yang mudah dicerna, seperti bubur atau makanan yang manis-manis untuk menyimpan tenaga selama 16 jam ke depan. Untuk menu makanan utama, pilih makanan yang sifatnya tahan lama (padat dan tidak mudah lapar lagi) dan pastikan bergizi tinggi sesuai kebutuhan tubuh. Konsumsi vitamin, buah-buahan atau makanan suplemen untuk keseimbangan tubuh.
Pola makan ini tidak jauh berbeda dengan saat kita berbuka puasa. Namun, hal yang perlu Anda perhatikan saat berbuka adalah mengonsumsi makanan berhidrat arang dengan penyajian yang tidak terlalu padat. Artinya kita tetap mengkonsumsi makanan yang lembut sebelum masuk ke konsumsi makanan padat. Misalnya bubur atau kolak. Pastikan Anda mengonsumsi makanan yang manis-manis.
Beri jeda beberapa saat agar pencernaan Anda menyesuaikan diri dengan melakukan aktivitas salat magrib. Setelah itu, kita bisa mengonsumsi makanan padat. Pastikan tidak terlalu banyak makan agar tidak kelebihan kalori. Satu hal lagi yang perlu diingat, kita tidak perlu makan terburu-buru. Ini hanya akan membuat pencernaan kita kaget dan bisa jadi keesokan harinya tidak bisa berpuasa karena sakit.

Sakit lambung
Bagi mereka yang mempunyai masalah dengan lambung, masih bisa menjalankan puasa, asal kelainannya tidak bersifat organik. Menurut Dr. Ari Fahrial Syam dalam seminar bertajuk ”Puasa dan Sakit Lambung” yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu, gangguan fungsional lambung bukan halangan bagi penderita untuk berpuasa.
Yang dimaksud sakit lambung adalah karena gangguan fungsional, artinya tidak ada kelainan anatomi pada lambung pasien tersebut.
Walau memang saat berpuasa, biasanya asam lambung meningkat. Bagi penderita penyakit lambung, hal ini bisa menimbulkan gejala mag, yaitu perasaan tidak enak di daerah ulu hati yang dibarengi mual, kembung, cepat kenyang, dan kurang nafsu makan.
Semua itu bisa diatasi asal makanan dan minuman yang masuk ke tubuh saat berbuka dan sahur, tidak banyak mengandung gas. Lebih bagus lagi kalau saat berbuka dan sahur meminum obat antiasam lambung agar asam lambungnya terkontrol.
Puasa makin sulit dijalani kalau penderitanya mengalami kelainan anatomi pada lambungnya. Misalnya mereka mengalami tukak lambung dan usus 12 jari (duo denum), tumor di saluran cerna dan radang di kerongkongan. Pasien yang mempunyai kelainan itu, terutama tukak lambung dan tumor bisa mengalami pendarahan yang justru berbahaya. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Manggis Merah, Peredam Amarah

Oleh Rani Kartika Utami

MANGGIS merah peredam amarah? Benar, peredam amarah. Itulah mundar, manggisnya orang Sumatera dan Kalimantan. Tampaknya benar-benar mengundnag selera. Konon, menurut kepercayaan penduduk pedalaman Kalimantan, mundarbisa meredam amarah orang yang tengah naik darah.
Mungkin, karena rasanya yang luar biasa itu bisa membuat orang lupa segala persoalan. Mungkin juga karena warna ”berani”-nya memiliki daya ”sihir” tersendiri. Namun, benar tidaknya ”kekononan” ini, tentu bukan hal yang penting untuk dibicarakan. Hanya yang jelas, cita rasa mundarmemang sangat istimewa, dan...di luar dugaan, banyak orang yang tergila-gila pada si bundar merah ini!
Umumnya, orang hanya mengenal manggu atau mangosteen, si manggis berkulit ungu. Begitu melihat penampilannya, banyak orang — terutama warga asing — meragukan rasanya karena ia memang berwarna suram dan kelezatan manggis ungu baru terbayang setelah ia terkupas.
Lain halnya dengan mundar. Penampilan buah yang satu ini lebih menawan karena kulitnya serba merah. Rasanya manis bersemu asam dan umumnya cocok dengan selera wisatawan mancanegara. Sesungguhnya, mundar dapat mendampingi manggis untuk komoditas ekspor. Nama komersial manggis adalah purple mangosteen, sedangkan mundar red mangosteen.

Asli Indonesia
Mundar atau Garnicia Forbesii adalah buah asli Indonesia yang banyak terdapat di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Tanaman ini tumbuh secara sporadis di pekarangan, tepi sungai, maupun hutan.
Sebutan mundar di daerah asalnya adalah bundaran atau ketolang. Di daerah ”kelahirannya”, nilai ekonomi mundar masih rendah. Yang menarik di negerinya Sultan Hassanal Bolkiah, mundar cukup populer dan sudah terpublikasikan dalam buku ”Brunei Darussalam Fruit in Colour”.
Orang Brunai menyebutnya asam aur-aur, sedangkan warga Inggris menamakan buah ini Brunei cherry. Sebutan ceri tak ada hubungannya dengan buah ceri yang kita kenal secara umum. Menyikapi kehadiran buah ini, penduduk Brunei cukup kreatif dan sudah bisa menggunakan kulitnya untuk penyedap masakan.
Rasa mundar tidak berbeda jauh dengan manggis. Hanya saja, tekstur daging manggis lebih lembut dan langsung lumat begitu masuk mulut, sedangkan pada mundar ketika dikunyah ada rasa butiran tepung halus, seperti kue moci. Rasa daging mundar manis, tetapi semakin dekat ke bijinya, akan muncul rasa asam segar secara berangsur.

Pertumbuhan
Biji mundar begitu kecil, pipih, dan ukurannya kira-kira sepertiga biji manggis. Biji ini sangat sulit dikecambahkan. Kebanyakan kempes tanpa isi sehingga fertilitasnya sangat rendah. Dari 100 buah, paling banyak didapat 40 biji yang bisa tumbuh. Itu pun tidak semua berhasil disemai.
Biasanya, setelah para pekerja pertanian berlelah-lelah menunggu hingga lima bulan, baru 20% dari biji yang disemai tampak tumbuh. Kecambah mundar juga sangat ringkih. Batangnya lebih kecil dari ujung lidi ( 1 mm), tetapi setelah 1 tahun, kecepatan pertumbuhannya luar biasa. Tru-busnya makin sering muncul hingga dapat menyusul pertumbuhan manggis. Umumnya, tumbuhan dari biji sudah berbuah dalam empat tahun.
Tidak seperti manggis, mundar lebih produktif. Ya, buah manggis muncul pada ujung ranting, satu ranting hanya satu buah. Sementara mundar muncul berkelompok, 2-7 butir di sepanjang ranting.

Budidaya
Mundar belum dibudidayakan dengan baik. Nilai jual buahnya masih rendah sehingga tidak menarik untuk dikebunkan secara komersial.
Benar, mundar memang bukan buah favorit seperti rambutan dan durian. Bahkan, tanaman yang ada pun kini terancam punah karena belum ada yang membibitkan secara khusus, dari biji yang ternyata sulit dilakukan, sedangkan usaha perbanyakan lewat cangkokan pun seringkali gagal.
Mundar juga disinggung dalam ”Newsletter Rare Fruit Council International” (organisasi buah langka internasional, yang berpusat di Florida), Agustus 1998. Di sana dicanangkan mundar sebagai salah satu buah langka yang berpotensi besar. Ajaib memang, orang Indonesia yang ”memiliki” mundar tampak kalem-kalem saja. Padahal, masyarakat luar menaruh perhatian begitu besar pada tanaman peredam amarah ini.(Sumber: Pikiran Rakyat)***

Hati-hati dengan Bahan-bahan Kue Lebaran

Oleh Yuga Pramita

SUDAH menjadi rahasia umum sebagian umat Islam sering sekali menyambut Lebaran dengan kelewatan. Di samping tiba-tiba kudu gaya hingga rela berjubel-jubel di toserba, tak jarang kita juga suka memaksa diri merasa harus babak belur untuk sekadar menyiapkan aneka kue guna merayakannya. Situasi seperti ini sering membuat kita lupa bahwa prinsip kehati-hatian tetap perlu dijaga. Ujungnya, bukan kebahagiaan yang didapat, tapi justru kecelakaan.
Kue Lebaran bisa jadi bumerang, keteledoran memilih bahan, di samping dapat menjebak pada keharaman —selanjutnya akan merusak kefitrian Lebaran—, dapat pula berdampak buruk pada kesehatan, terutama pada orang-orang yang sudah berbekal penyakit sebelumnya.
Agar bisa terhindar darinya, orang perlu bijak. Beberapa catatan berikut mudah-mudahan bisa menolong Anda untuk memilih bahan-bahan untuk kue yang aman.

”Essence”
Supaya menarik, di samping perlu merekanya menjadi aneka bentuk yang lucu dan cantik, sering pula orang harus melumuri kue dengan tambahan zat pewarna. Agar sesuai selera, tambahlah zat perasa (flavor). Dalam berbagai kemasan, sangat gampang mendapatkan bahan-bahan tersebut di pasaran. Flavor orange, kopi, strawberri dan madu, ternyata bisa mengandung unsur hewan, civet dan berang-berang. Dalam jurnal Halal No. 34/VII/2002 disebutkan, flavor yang mengandung kedua unsur jenis hewan tersebut, hukum produknya bisa menjadi tidak halal.
Selain itu, perhatikan pula pelarutnya. Beberapa essence (flavor yang menggunakan pelarut alkohol) ternyata meiliki kandungan alkohol berkisar antara 0,5 hingga 7%. Padahal, berdasarkan kesepakatan Komisi Fatwa MUI, jika alkohol digunakan atau ditambahkan, kandungan produk akhirnya harus di bawah 1%. Jika sama atau melebihi 1%, produk tersebut dikategorikan sebagai khamar dan hukumnya haram.
Agar aman, telitilah sebelum membeli. Perhatikan baik-baik kandungan bahan dasarnya. Yang paling baik memang memilih yang ada cap halalnya, meski sangat jarang ditemui essence mencantumkan label tersebut dalam kemasannya.

Tepung
Tepung merupakan struktur pokok atau bahan pengikat dalam kue. Saat ini telah tersedia sejumlah besar ukuran dan jenis tepung yang masing-masing memiliki pengaruh pengikatan dan pengerasan yang berbeda-beda terhadap adonan kue.
Tepung baru dengan kemasan rapi dan tersimpan pada tempat yang benar umumnya aman digunakan. Sementara itu, pada yang sudah lama atau disimpan secara sembarangan, perlu diwaspadai. Selain dapat ”direcoki” kuman dari berbagai binatang pengganggu, bisa pula dicemari luteoskirin —merupakan mikotoksin yang dihasilkan fungi jenis Penicilium sp— yang dapat menimbulkan penyakit pada hati, meski dalam jangka waktu lama.
Ciri-ciri bahan yang sudah dicemari luteoskirin adalah warnanya coklat kotor, tidak menarik, dan umumnya berbau apek.

Telur
Setelah tepung, untuk membuat kue dibutuhkan juga telur. Di samping mampu mengeraskan (bagian putihnya), bisa juga digunakan sebagai pengempuk (bagian kuningnya). Biar murah, biasanya yang dicari telur apkir, kalau perlu yang retak pun jadi.
Padahal, telur mentah yang retak bisa menyebabkan salmonellosis, yang disebabkan kelompok kuman salmonella. Tanda-tanda orang yang dijangkitinya, kurang enak perut, ada mencret meski tidak sehebat kolera, datangnya mendadak, seringkali timbul juga demam. Mereka yang berisiko tinggi adalah orang tua, bayi, dan orang yang imunisasinya lemah, seperti sedang sakit atau dalam pengobatan penyakit kanker.
Ada beberapa cara supaya terhindar dari hal di atas, yaitu:
1. Menyimpan telur dalam lemari es.
2. Masaklah telur hingga matang sebelum dikonsumsi.
3. Pastikan telur masih baru dan tidak retak.
4. Jangan sekali-kali makan telur mentah, retak, atau makanan yang mengandung telur mentah.
5. Jangan memakan adonan kue yang belum dimasak.
6. Cuci peralatan masak seperti blender atau perlengkapan dapur lain, yang biasa digunakan mengaduk atau menaruh telur mentah, khususnya sebelum menggunakan alat-alat itu untuk keperluan yang lain.
Selain itu, penderita, terutama yang carier, harus diwaspadai. Kotoran penderita sebagai sumber kuman harus dihindarkan agar tidak mencemari makanan minuman lain. Kasus-kasus keracunan salmonella dapat diatasi dengan makan makanan lunak, minum banyak air, bila perlu dengan antibiotik.

Susu dan produk susu
Walau tak selalu, susu dan produk hasil olahnya seperti mentega dan keju, terkadang juga digunakan dalam pembuatan kue. Selain untuk memantapkan rasa, bahan ini juga bisa mengatrol nilai gizi.
Akan tetapi, susu memiliki laktosa, merupakan karbohidrat utamanya yang suka menimbulkan masalah. Pada orang yang kurang memilki enzim laktosa dalam mukosa ususnya —dikenal dengan istilah lactose intolerance— bisa menimbulkan mencret atau gangguan perut lain.
Di sisi lain, bahaya susu bukan hanya dari itu. Bahan ini bisa juga jadi wahana penularan tuberkulosis yang biasanya disebabkan oleh Mycobacterium bovis, Bruselosis, disebabkan Brucella abortus, bisa mengakibatkan terjadinya keguguran kandungan; leptospirosis, disebabkan oleh jenis kuman dari kelompok leptosspira, dan demam Q, penyakit seperti radang paru-paru (pneumonia), penyebabnya Coxiella burnetti; organisme lain yang juga bisa terdapat dalam susu adalah Salmonella, Shigella, Bacillus cereus, dan Staphylococcus aureus.
Untuk menghindarinya, pilihlah susu yang telah dipasteurisasi. Jika yang dalam bentuk kemasan, perhatikan kemasan dan tanggal kadaluarsanya.
Bagi yang tidak tahan laktosa, pilihlah susu dengan kandungan laktosa rendah.
Pada mentega yang tekah dibuka agar terhindar dari bakteri Pseudomonas fragi dan Pseudomonas putrefaciens, atau dari ragi Candida lypolitica, sebaiknya segera tutup kembali mentega dan simpan di lemari es. Begitu pula keju. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Remaja, Bagaimana Memilih Teman ?

Oleh Rusyadi IS.

MENCARI teman atau sahabat itu mudah, jika hanya sekadar berteman atau bersahabat. Tapi bukan hanya itu yang kita kehendaki. Setiap orang, termasuk remaja, menghendaki pertemanan yang baik, tidak buruk sangka, se-iya sekata, saling memahami, saling merasakan suka duka, gembira dan lainnya. Pendeknya berat sama dipikul ringan sama dijinjing.
Jika itu telah saling dirasakan maka arti teman sangat berharga sekali. Lebih berharga dari uang dan emas permata yang kita miliki. Banyak orang mengira, berteman adalah saling memberi, demikian dan sebaliknya, saling merasakan pahit. Padahal bukan hanya itu yang dikatakan berteman dan bersahabat.
Berteman adalah take and give, saling memberi dan menerima. Ada saatnya kita memberi, suatu saat juga kita menerima. Jadi kondisi dan situasi take and give ini harus balance (seimbang).
Berteman adalah juga bersahabat. Sahabat adalah kawan, teman, atau handai. Sahabat karib mempunyai makna lebih dalam dari itu, yaitu teman akrab. Akrab dan karib sendiri akar kata asalnya adalah dari bahas Arab, yaitu qorib, artinya dekat. Teman adalah kawan atau sahabat. Berteman adalah juga berkawan atau bersahabat (KBBI, hal 1029). Jika dilihat dari akar katanya, kata sahabat sendiri mempunyai makna psikologis (kejiwaan) bagi orang yang mendengarnya, tentu sesuai dengna makna aslinya.
Tidak setiap orang dapat dijadikan teman, oleh karena itu jangan berteman kecuali dengan orang yang sekiranya ada kecocokan dan pantas dijadikan teman atau sahabat. Nabi Muhammad SAW mengatakan, "Seseorang adalah dalam agama kekasihnya, maka lihatlah salah seorang dari kamu semua siapakah yang dikasihi".
Imam Al-Ghazali membagi teman dalam tiga klasifikasi: 1 Teman dalam agama (akhirat). Ini adalah teman yang utama.; Karena ia dapat menjaga kita dari hal-hal buruk yang ditimbulkannya. 2 Teman hedonisme (duniawi). Ambillah nilai positifnya dari teman seperti ini, tapi tentu kita jangan jatuh pada hedonisme (hura-hura) yang akan ditimbulkannya. Biasanya teman yang hedonis ini, banyak tahu tentang berbagai hal, hanya gaya funky-nya yang berlebihan sehingga merusak moral remaja.
3. Teman dalam ketenangan hati dan pikiran. Tipe teman ketiga ini bagi remaja adalah curah pendapat tentang berbagai hal. Terutama masalah-masalah psikologis, keluarga atau persoalan seputar teman lainnya. Jenis teman ketiga ini dapat diajak bertukarpikiran sehingga masalah-masalah yang dihadapi dapat teratasi.

Kriteria teman baik
Untuk memudahkan para remaja, ada beberapa trik khusus agar kalian dapat selamat menjalani pergaulan dengan teman-temanmu. Juga agar kamu-kamu sukses dan terhindar dari julukan "remaja kurang ajar", padahal kamu kan remaja "terpelajar". Untuk itu, ada beberapa kriteria khusus yang hendaknya kamu pegang dalam memilih teman atau sahabat.

Pertama, orang yang berakal. Beruntung jika kamu mempunyai teman yang senantiasa menggunakan akal sehat dalam berpikir dan bertindak. Sebab berteman dengan orang yang rusak akalnya tentu tidak memperoleh kebaikannya, bahkan tidak akan tentram hati. Orang pintar dan cerdas senantiasa membantu memberikan solusi dalam hal-hal rumit ketika menghadapi masalah yang sulit.
Peribahasa berbunyi, "Musuh yang cerdik lebih baik daripada teman yang rusak akalnya." Ini menunjukkan betapa sangat berguna sekali orang pintar, dalam situasi sesulit apapun akalnya senantiasa berguna.

Kedua, orang yang bermoral (berakhlak) baik. Orang yang bermoral baik senantiasa menjaga sopan santun, martabat diri dan orangtua. Al-Qomah Al-Atharidi mengatakan: Jika kamu berteman dan bergaul dengan orang, carilah dan pilihlah orang yang jika kamu layani, ia senantiasa menjagamu. Dan jika kamu sedang kesulitan penghidupanmu, maka ia bersedia menanggung kerepotanmu. Carilah teman yang baik, yaitu orang yang jika kamu beri sesuatu, maka mau membalas.
Dan jika melihat kebaikanmu, maka merasa setia, tapi jika mengetahui keburukanmu, ia sangat menutupi dan merahasiakan. Carilah teman, lanjutnya, yang jika kamu ajak bicara maka memperhatikan, dan mempercayai keteranganmu. Jika kebetulan bersama-sama melakukan sesuatu ia selalu ikut dan mau dibelakang. Dan jika kebetulan berselisih tentang sesuatu ia senantiasa mengalah.

Ketiga, orang yang shalih. Orang yang shalih adalah yang melaksanakan hak-hak Allah dan melaksanakan hak-hak sesamanya. Orang yang shalih itu berteman (baik) dengan Allah juga berteman (baik) dengan sesama manusia. Bergaul dan berteman dengan orang shalih akan senantiasa mengingatkan kita akan perintah dan larangan-larangan Allah. Jika kaum remaja mempunyai teman orang shalih, dekati dan jangan menjauh darinya.

Keempat, orang yang tidak hedonis. Teman yang hedonis cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Ia senantiasa tidak merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya. Kenali dan sadarkan jika ada temanmu yang demikian, tapi jangan engkau akrabi (dekati) berlebihan, bisa jadi kamu terbius oleh kejelekannya.

Kelima, orang yang benar dan jujur. Jangan berteman dengan orang yang ahli dusta (pendusta). Sebab jika kamu berteman dengan orang yang banyak dustanya tentu banyak tertipu. Ia ibarat fatamorgana pada penglihatan mata, yakni mendekatkan sesuatu yang jauh dan menjauhkan sesuatu yang dekat. Berteman dengan orang jujur berarti berteman dengan orang lurus hati, tidak sering membelokkan kata dan ucapan dari sesuatu yang nilainya, menurut ilmu, adalah benar.
Arti sebuah teman ataupun sahabat adalah seperti kedua belah tangan, kata Nabi SAW. "perumpamaan dua saudara adalah bagaikan dua tangan, jika yang satu kotor yang lain membasuh".
Ada ungkapan menarik dari ajaran Nabi, "Dari dua orang yang berteman, yang lebih mencintai dan setia terhadap temannya, itulah yang lebih dicintai Allah."
Remaja, carilah teman yang baik dan tidak munafik. Yang munafik adalah yang hanya memperalat temannya untuk kepentingan dirinya sendiri. Jika keinginannya telah didapatkan, ia akan lari meninggalkan kamu dengan suara lantang, "Aku tidak kenal kamu". Carilah teman yang dapat membantumu dalam susah maupun senang dan dapat menunjukkan kekurangan dan kelebihan kamu.

Pada akhirnya, "Jika kamu berteman dengan api niscaya kamu akan panas, jika berteman dengan air niscaya akan basah, jika berteman dengan penjual minyak wangi niscaya dirimu akan terbawa pula wanginya." Selamat berteman, semoga kamu mendapatkan kesuksesan di dalamnya.(Sumber: Pikiran Rakyat)***

Sunday, November 17, 2002

Ayam Mutiara, Buntek, Botak, dan... Betekaaak!

Oleh Rani Kartika Utami

TERNYATA, perhiasan mutiara bukan hanya urusan kaum hawa. ”Kaum” ayam pun suka mengenakannya! Amatilah ayam mutiara bertopi (numida meleagris) yang berpenampilan unik ini.
Binatang ini merupakan jenis burung buruan, termasuk famili numididae. Postur tubuhnya buntek, besarnya sebanding dengan ayam peliharaan. Kepala hewan ini botak putih dan tidak punya bulu leher. Di bagian atas kepala, tumbuh semacam jengger keras meyerupai mahkota. Sedangkan di bawah paruh me-nyerual sepasang pial merah tumbuh ke atas samping. Di sepanjang leher terdapat gelambir biru kehitaman.
Ayam ini berbulu tebal dengan pola corak menyerupai tebaran mutiara putih berlatar abu-abu kebiruan. Sayapnya terdiri dari bulu-bulu panjang yang kaku. Ekornya pendek-pendek, kaku juga. Si botak bertopi ini kadang-kadang digembalakan dengan unggas lain agar terawasi kalau-kalau ada hewan pemangsa. Meski begitu, ia tidak pengecut dan sangat waspada. Suaranya serak-serak tajam, seperti bunyi logam yang bergesekan.
Selain mutiara bertopi, ada juga jenis ayam mutiara lain. Beberapa di antaranya adalah ayam mutiara hitam (phasidus niger) yang berbulu hitam dan berkepala botak merah. Ada juga ayam mutiara kalkun (agelestes maleagrides) dengan ”jubah” putihnya, ayam mutiara nasar (acryllium vulturinum) yang berbulu biru-ungu dan ayam mutiara berjambul (guttera eduardil), dengan serumpun bulu keriting di bagian atas kepalanya.
Di habitat asalnya, yakni di hutan, ayam-ayam polkadot ini merupakan pelahap biji-bijian, bagian-bagian tanaman, dan berbagai binatang kecil tanpa tulang belakang. Jenis ayam ini juga pandai terbang cepat. Biasanya, ia bersarang di permukaan tanah, dalam suatu galian hasil korekan cakarnya sendiri. Di tanah korekan inilah ia menempatkan telur-telurnya yang berwarna putih kekuningan.

Jantan betina sama
Sekilas, untuk mengenal jenis kelamin ayam ini lumayan sulit. Namun, kalau kita mau lebih teliti, akan tampak pula perbedaannya. Ayam mutiara jantan cenderung lebih besar dibandingkan si betina, baik ukuran tubuh, kepala maupun mahkotanya. Selain itu, gerak-gerik ayam mutiara jantan lebih mencermikan ”kepemimpinan”. Selebihnya, ayam mutiara jantan juga jarang ”berteriak-teriak”. Ka-laupun bersuara, tidak sekeras ”omelan” yang betina. Suaranya terdengar kelaek-kelaeeek!, sedangkan ayam mutiara betina berbunyi betekaak-betekaaak!, keras, dan parau. Saat musim kawin tiba, jenis kelamin ayam mutiara akan lebih mudah dikenali karena yang jantan akan lebih aktif mendekati ”pujaan hati”-nya.
Mudah dipelihara dan tahan penyakit
Ayam mutiara bertopi bisa juga dipelihara seperti layaknya ayam kampung. Ia mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Pemeliharaannya pun mudah. Bisa dilepas atau dikurung dalam kandang.
Si corak polkadot ini lebih tahan penyakit dibandingkan ayam kate, ayam kapas maupun ayam mahkota. Meskipun tidak divaksin, ia tak pernah terserang penyakit. Bahkan, kondisi tubuhnya akan sehat-sehat saja, meski kehujanan sekalipun.
Dalam hal makanan, si buntek ini tidak rewel dan termasuk mauan. Ketika berusia 0-2 bulan, ia cukup mendapatkan pakan ayam ras 511. Lalu, di usia 2-3 bulan, ia bisa mendapatkan campuran 511 plus jagung dengan perbandingan 1:2. Untuk tambahan gizi, sebaiknya ayam-ayam mutiara itu mendapatkan rumput muda, kangkung, taoge, dan daun pisang muda.
Ketika berusia 7-8 bulan, ia siap kawin dan bertelur. Namun, itu pun masih sangat bergantung pada macam pakannya. Kian baik gizi makanan yang ia dapat, makin cepat pula ia berkembang biak. Sedangkan musim bertelur masih sangat bergantung pada alam.
Artinya, ayam mutiara hanya bertelur setahun sekali, yakni saat hawa dingin atau di awal musim hujan. Pada awal musim kemarau —ketika hawa panas— ia berhenti bertelur. Jumlah telurnya sekira 75-100 butir per periode bertelur. Ukurannya sebesar telur ayam kampung, tetapi tekstur kulitnya lebih kasar. Banyak orang menyukai telur ayam mutiara. Begitulah, cita rasanya memang ”menyenangkan” lidah setiap orang.
Apa boleh buat, karena ayam mutiara tidak bisa mengeram maka penetasan telurnya harus mendapatkan bantuan mesin tetas. Setelah kurang lebih 28 hari, biasanya sudah menetas, jadi anak ayam yang aktif dan berbulu kapas.
Ayam mutiara, si buntek, botak, dan senang mengeluarkan bunyi batekaaak ini tergolong unik. Oleh karenanya, tak heran bila ia memiliki banyak ”penggemar”. Anda berminat memilikinya? Jangan takut kehabisan, ia banyak dijual di pasar-pasar burung! (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Seputar Masalah Keguguran

Oleh dr. Lussat Maka

SEORANG ibu muda, Lisa namanya, setelah diperiksa ia positif hamil. Namun, setelah kehamilannya mencapai usia delapan minggu, Lisa mengalami keguguran.
Lisa heran atas kejadian yang baru dialaminya. Ia menyangka kegugurannya diakibatkan oleh senam yang dilakukannya baru-baru ini. Namun, kenyataannya tidaklah demikian. Oleh karena itu, ia tidak perlu merasa bersalah.

Triwulan pertama
Memang banyak keguguran terjadi pada triwulan pertama kehamilan. Kira-kira 10-15 persen dari kehamilan mengalami keguguran abortus spontan dalam triwulan pertama ini.
Keguguran yang terjadi pada triwulan pertama kehamilan (kematian janin), biasanya terjadi sebelum perdarahan. Lebih dari setengah keguguran yang terjadi di awal kehamilan ini diakibatkan oleh kelainan kromosom janin atau genetik yang menghambat perkembangan janin, atau kelainan ari-ari.
Dapat dikatakan bahwa keadaan semacam ini tidak dapat dipertahankan lagi. Penyebab-penyebab lain dari keguguran di awal kehamilan ialah adanya peradangan pada saluran telur (hal ini jarang terjadi), penyakit-penyakit kronis atau ketidakseimbangan hormon.
Ada ibu-ibu yang mengalami keguguran lebih dari sekali. Keguguran yang terjadi berulang kali mungkin saja terjadi secara kebetulan atau karena adanya kelainan jasmaniah (fisiologis). Bila seorang ibu mengalami keguguran dua atau tiga kali berturut-turut, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan secara khusus.

Triwulan kedua atau ketiga
Keguguran yang terjadi setelah triwulan pertama mungkin sebagai akibat adanya kelainan dalam rahim. Bila seorang ibu sering mengalami keguguran, ia dianjurkan untuk menjalani bermacam-macam pemeriksaan walaupun sebab yang khusus mungkin sekali tidak ditemukan.
Bila penyebabnya berhasil dipastikan, keadaannya mungkin dapat diatasi. Misalnya, ada ibu-ibu yang tidak bisa mempertahankan kehamilannya sampai cukup umur karena leher rahim membuka sebelum waktunya, yang biasanya terjadi pada triwulan kedua atau awal triwulan ketiga. Keadaan seperti ini disebut leher rahim kurang mampu. Biasanya keadaan seperti ini dapat diperbaiki dengan pembedahan.

Disebut ancaman keguguran
Terjadi perdarahan pada kehamilan muda disebut ancaman keguguran. Ada dokter yang mengatakan bahwa perdarahan yang terjadi pada waktu benih masih melekat pada rahim, yaitu kira-kira pada masa haid seharusnya datang merupakan kejadian yang wajar.
Meskipun terjadi perdarahan pada awal kehamilan, masih bisa terjadi bahwa kehamilan tersebut berlanjut dengan normal sampai bayi lahir. Walaupun demikian, kebanyakan dokter menganjurkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk mengetahui penyebab lain.
Bila perdarahan tidak disertai kejang-kejang yang hebat dan darah yang keluar tidak banyak, biasanya dokter menganjurkan agar penderita beristirahat sambil berbaring dan tidak melakukan sanggama sampai keadaan normal kembali. Pemeriksaan dengan ultrasonografi juga dapat menemukan penyebab-penyebab lainnya sehingga dapat diperkirakan perkembangan selanjutnya dari kehamilan tersebut.
Namun, seringkali hanya waktu yang dapat menentukan apakah kehamilan itu akan bertahan atau tidak. Sayangnya, masa-masa menunggu dalam ketidaktentuan ini seringkali dirasakan berat oleh pasangan suami-istri tersebut.
Seringkali tidak banyak yang dapat dilakukan untuk menghindari suatu keguguran. Keguguran tidak dapat dihindari lagi bila selaput-selaput yang sudah ada rusak atau bila jalan lahir sudah membuka atau bila jaringan ari-ari dan bakal janin yang keluar.
Memang keguguran merupakan suatu pegalaman yang pahit bagi setiap calon ibu. Keterangan yang tepat mengenai terjadinya keguguran dan tanggapan yang wajar dalam menerima musibah tersebut dapat mengurangi penderitaan mereka yang mengalaminya. Apalagi kalau masih ada kemungkinan untuk hamil lagi.
Lima bulan setelah keguguran, Lisa hamil kembali. Namun, kehamilannya dirahasiakan sampai pertengahan triwulan kedua, yaitu pada waktu ia mulai mengenakan baju hamil. Ia merasa lega karena sudah melampaui triwulan pertama dengan selamat. Dokter pun mengatakan bahwa kemungkinan besar kehamilannya dapat terus berlanjut dengan baik dan normal. Ternyata setelah melampaui masa sembilan bulan ia melahirkan seoarang anak laki-laki yang sehat. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Madu Mengandung Zat Penolak Semut

Oleh Silmy

MADU merupakan makanan manis alamiah yang tertua bagi manusia. Peradaban kuno menganggap madu sebagai minuman dewa agar panjang umur, bahkan untuk kehidupan yang abadi. Orang Mesir, Romawi, dan Yunani kuno telah menggunakan madu untuk kue dan minuman serta bumbu daging. Es krim kuno adalah campuran salju dan madu.
Dalam kehidupan modern, peran madu sebagai pemanis tergeser gula yang diperoleh dari tebu dan bit sejak abad ke-18. Madu mengikat molekul air sehingga kue tidak mengering dan mengeras bila diberi madu sebelum dipanggang. Madu dapat digunakan dalam berbagai kue, es krim, dan puding. Madu juga dibuat selai roti.
Untuk menghasilkan 1 kilogram madu, kawanan lebah (500-1000 ekor) harus mendatangi sekira 5 juta bunga. Nektar yang dibawa pulang diolah oleh lebah yang tetap berada di sarang menjadi madu. Komponen utama madu adalah deksrosa dan levulosa. Madu memiliki kadar kalium, besi, dan mineral lain lebih tinggi ketimbang gula yang masih mengandung kelumit tetes (molase). Berbeda dengan gula, madu asli tidak disukai semut, diduga madu mengandung zat penolak semut.
Susunan dan penampilan madu sangat bergantung pada asal-usul nektar. Madu dari lebah yang diternakkan lebih baik mutunya karena pohon bunga umumnya juga dibudidayakan, jadi lebih seragam dari masa ke masa. Namun banyak orang yang lebih menyukai madu asli yang berasal dari sarang lebah hutan. Sumbawa misalnya, terkenal dengan madu hutannya.
Bergantung pada musim bunga pohon-pohon budi daya, peternak lebah madu dapat juga menggembala lebahnya ke kebun randu, kopi, cengkih, dan apel sebagai ganti berkebun bunga khusus.
Di Indonesia umumnya madu tidak mengkristal, malahan bila mendapat madu yang mengkristal orang akan curiga bahwa madu itu dicampur dengan gula. Namun, di negeri subtropis, madu berkristal lazim dijumpai, mereka menyebutnya madu krim (creamed honey) atau madu oles (untuk roti)
Madu diperas dan disaring dari sarang lebah, kemudian dipanaskan pada 70 derajat celcius sebelum dikemas. Namun, ada kalanya orang menjual madu yang masih berada dalam sarang lebah, baik utuh maupun setelah sarang itu diiris-iris, juga irisan sarang yang direndam dalam madu. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Si Putih yang Cantik namun Menyesatkan

Oleh Puri W

MENJADI cantik dan berkulit putih mulus adalah impian setiap wanita. Beragam iklan produk-produk kecantikan di media cetak maupun elektronik telah membius jutaan wanita di dunia untuk berlomba-lomba membeli kosmetik yang mengandung obat pemutih. Padahal, obat pemutih ini bisa menyebabkan kulit menjadi kering dan sensitif terhadap cahaya, bahkan kanker.
Hydroquinone adalah bahan yang banyak dipakai pada kosmetik pemutih kulit yang berfungsi sebagai penghambat pembentukan pigmen melanin (zat pewarna kulit) dan mematikan melanin yang terbentuk. Jadi, kulit seseorang menjadi lebih gelap karena ia memiliki pigmen melanin lebih banyak.
Pembentukan pigmen melanin terjadi secara terus menerus pada kulit dan rambut. Gangguan pada proses pembentukan melanin menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi. Seharusnya kita bersyukur dianugerahi kulit berwarna coklat gelap, karena pigmen melanin yang kita miliki mampu melindungi kulit dari sinar ultraviolet, sehingga bisa memperkecil risiko terkena kanker kulit.
Kebanyakan dari kosmetik pemutih kulit bekerja dengan memaksa terjadinya pengelupasan kulit secara radikal. Akibatnya, selama menunggu pertumbuhan sel-sel kulit di bawahnya, kulit menjadi tidak terlindungi dari pengaruh buruk lingkungan. Eksposur dari lingkungan seperti sinar ultraviolet dari pancaran sinar matahari dan radikal bebas di udara dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kanker pada kulit.
Menurut Sujata Jolly, seorang dokter ahli penyakit kulit dari Inggris, efek perbaikan pada saat kosmetik pemutih dioleskan di kulit dapat terlihat dalam belasan hari. Kulit menjadi lebih putih, mulus, elastis, dan kerutan di kulit menghilang. Tetapi, sengatan sinar matahari akan membuat kulit konsumen yang menggunakan kosmetik pemutih ini menjadi lebih gelap. Akibatnya, mereka akan menambah volume pemakaiannya. Efek akumulasi ini sangat berbahaya karena menyebabkan kulit rusak, permukaannya pecah dan memugkinkan bahan kimia dalam kosmetik pemutih ini memasuki aliran darah, ginjal, dan hati. Efek sangat parah yang dapat timbul berupa kebutaan, kerusakan otak dan kelainan pada ginjal.
Penggunaan hydroquinone pada kosmetik pemutih kulit harus dibatasi. Oleh karena itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah menetapkan batas ambang kandungan bahan aktif hydroquinone di bawah 2%. Kalau di atas 2%, peredarannya harus diawasi secara ketat, dan di atas 10%, penggunaannya di bawah pengawasan dokter spesialis kulit.
Bahan aktif lain yang berfungsi sebagai pemutih, yaitu alpha hydroxy acid (AHA). Berbeda dengan hydroquinone, AHA mengangkat sel-sel kulit mati, namun tidak berpengaruh langsung pada proses pembentukan melanin.
AHA memberikan efek pencerahan, mengurangi keriput serta memperbaiki tekstur kulit. AHA terdapat secara alami dalam makanan, seperti buah limau/jeruk nipis , susu fermentasi/yoghurt dan anggur. Pemakaian bahan aktif ini menimbulkan efek samping dengan gejala antara lain, kemerahan pada kulit, alergi kulit, dan talengectasis (pembuluh darah melebar). Efek lainnya yaitu dapat mempercepat proses pengangkatan sel-sel mati. Padahal, daur hidup sel kulit berganti setiap 21 hingga 28 hari.
Sebuah bahan lain yang dijumpai dalam kosmetik pemutih kulit adalah merkuri. Bahan ini berpotensi untuk memutihkan kulit, namun juga berpotensi menimbulkan kerusakan tidak hanya pada kulit, melainkan juga pada otak.
Walaupun bisa menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya memang sulit, tetapi hanya itulah cara efektif yang bisa kita lakukan untuk menghentikan diri sebagai "korban" eksploitasi yang tidak bertangung jawab. Kalau kulit kita memang sudah berwarna sawo matang, syukurilah sebagai anugerah Tuhan. Bagaimanapun menjadi diri sendiri itu lebih baik.(Sumber: Pikiran Rakyat)***

Lubang Gigi (Karies) dan Perawatannya

Oleh Wawan Kustiawan, drg.

GIGI merupakan jaringan tubuh yang penting untuk dipertahankan dan dicegah dari kerusakan. Meskipun gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras, namun mudah sekali terjadi kerusakan. Proses terjadinya kerusakan gigi diawali dengan adanya lubang gigi (karies). Karies adalah proses patologis berupa kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi dan menjalar ke tulang gigi (dentin).
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya karies gigi yaitu faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan gigi-geligi di rahang, derajat keasaman saliva, kebersihan mulut, jumlah dan frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies (kariogenik).
Selain itu, terdapat faktor luar sebagai faktor predisposisi dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan proses terjadinya karies antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa, letak geografis, tingkat ekonomi, kultur sosial, serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi.
Namun, faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies adalah gigi dan air ludah, mikroorganisme penyebab karies, subtrat (makanan) serta waktu sebagai faktor tambahan. Gigi yang tidak beraturan (crowding) dan air ludah yang banyak serta konsistensinya kental, mudah sekali terserang karies.
Mikroorganisme penyebab karies adalah bakteri dari jenis streptococcus dan lactobacillus. Makanan yang kariogenik adalah makanan yang lengket menempel di gigi seperti gula-gula (permen), dan coklat.
Untuk menjelaskan hubungan keempat faktor tersebut digambarkan sebagai berikut (lihat gambar).
Tiga faktor utama digambarkan sebagai tiga silinder, sedangkan waktu digambarkan sebagai ketebalan (tinggi) silinder. Ketiga faktor utama berada di dalam mulut pada waktu tertentu. Apabila silinder tersebut saling berpotongan, terjadilah karies. Hasil perpotongan ketiga silinder membentuk suatu ruangan.
Besar ruangan bergantung pada besar peranan masing-masing silinder (tiga faktor) dan tinggi silinder. Makin besar ruangan makin besar karies yang timbul. Agar sesedikit mungkin terjadi karies, ruangan yang terbentuk harus diperkecil.
Cara yang dapat dilakukan antara lain dengan menjauhkan atau memperkecil jari-jari ketiga silinder sehingga ketiganya tidak saling bertemu. Cara lain dengan memperpendek tinggi silinder yang artinya mempersingkat waktu pertemuan ketiga faktor.
Gigi yang mudah sekali terserang karies adalah gigi sulung (gigi anak) karena struktur giginya lebih tipis dan lebih kecil dibandingkan dengan gigi dewasa (gigi tetap). Oleh karena itu, dalam mencegah kerusakan gigi harus dilakukan sedini mungkin.
Penjalaran karies mula-mula terjadi pada email yang merupakan jaringan terkeras dari tubuh. Bila tidak segera dibersihkan jaringan kariesnya dan tidak segera ditambal, karies akan terus menjalr ke dalam kamar pulpa (ruangan pembuluh saraf dan pembuluh darah di dalam gigi) yang bisa menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati.
Berdasarkan tempat terjadinya, karies dapat dibagi sebagai berikut:
1. Karies inspiens, yaitu karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan terluar dan terkeras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada perwarnaan hitam atau coklat pada email.
2. Karies superfisialis, yaitu karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email, kadang-kadnag terasa sakit.
3. Karies media, yaitu karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa, gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.
4. Karies profunda yaitu karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit waktu makan dan bahkan sakit sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan apa pun.
Pada karies profunda, apabila tidak segera diobati dan ditambal, maka gigi akan mati, dan untuk perawatan selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies yang lainnya.
Perawatan gigi yang terkena karies belum mencapai kamar pulpa bisa langsung ditambal. Caranya, jaringan kariesnya dihilangkan terlebih dahulu, hal ini disebut dengan operative dentistry.
Sementara karies yang sudah mengiritasi pulpa atau giginya telah mati, perawatan gigi dilakukan dengan cara membersihkan kamar pulpa dan saluran akar dengan alat dan obat-obatan.
Hal ini disebut dengan perawatan endodontik. Perawatan dengan cara endodontik ini tidak bisa langsung ditambal tetap dalam satu kali kunjungan, paling sedikit dua kali kunjungan sehingga kadang-kadang pasien yang datang ke dokter gigi malas untuk melanjutkan perawatan sampai tuntas.
Untuk mencegah terjadinya karies (lubang gigi) perlu diperhatikan sebagai berikut:

1. Memelihara kebersihan mulut dan gigi (menghilangkan plak dan bakteri).
2. Memperkuat gigi dengan kalsium dan fluor.
3. Mengurangi konsumsi makanan yang manis dan lengket.
4. Sikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur malam.
5. Gunakan sikat gigi yang berbulu halus dan pasta gigi berfluor.
6. Makan buah-buahan berserat sebagai pencuci mulut.
7. Periksakan gigi dan mulut ke dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali.
8. Apabila gigi sudah berlubang, datangi dokter gigi Anda untuk melakukan perawatan. Jangan datang ke tukang gigi yang menawarkan perawatan gigi yang murah dan cepat selesai tanpa dihilangkan dahulu penyakitnya.(Sumber: Pikiran Rakyat)***

Mendaur Ulang Gula Merah yang telah Rusak/BS/Lembek

Oleh Abdullah

GULA merah yang telah rusak/lembek/BS (BS-rusak dalam istilah pasar), biasanya tidak laku dijual atau bisa juga menjadi komoditas yang bernilai jual rendah atau murah.
Untuk menghadapi masalah ini, para pedagang dianjurkan untuk mendaur ulang gula-gula yang BS tadi agar nilai jualnya kembali tinggi. Selain itu, gula yang telah didaur ulang bisa bertahan lebih lama.
Mendaur ulang gula merah BS, selain dianjurkan para pedagang, bisa juga dimanfaatkan oleh para wiraswastawan yang masih mencari terobosan usaha yang cukup tinggi karena hanya memerlukan teknologi tradisional.

Alat-alat yang diperlukan:
1. Potongan ruas bambu yang berukuran 1,5-2 cm sebanyak 1.000 potong. Bambu yang dipotong diusahakan yang masih hijau agar tidak sulit memotongnya. Diameter sekisar 5-7 cm (ukuran kecil-sedang). Fungsinya untuk mencetak gula.
2. Beberapa lembar kayu tripleks yang tidak terpakai, fungsinya untuk menyimpan cetakan/potong bambu, bisa juga potongan papan.
3. Entong panjang yang terbuat dari bambu atau kayu untuk mengocek.
4. Wajan besar yang dapat memuat l.k. 12 kg gula merah.
5. Tampir (Sunda: Nyiru) untuk menjemur atau memotong gula hasil cetakan. Bisa juga menggunakan sasag/bilik bambu.
6. Kompor

Bahan yang diperlukan:
1. Gula BS/rusak l.k. 12 kg
2. Gula putih 1/2 kg
3. Tepung Asia 1/2 kg
4. Air secukupnya.

Cara mengolahnya:
1. Cairkan gula putih ditambah sedikit air, sampai mendidih.
2. Masukkan gula merah sehingga mencair.
3. Masukkan tepung sedikit-sedikit sambil diaduk hingga rata.
4. Sesudah tepung Asia dan gula merah bercampur hingga tidak terlihat warna putih, kecilkan kompornya.
5. Dengan bantuan scan plastik/kendi kecil, masukkan gula yang masih panas ke dalam cetakan gula yang sebelumnya telah disusun pada lembaran tripleks/kayu papan. Sebaiknya, potongan bambu atau cetakan gula dimasukkan ke dalam air bersih agar gula yang sudah tercetak mudah dicopot/dilepas.
6. Sesudah semua cairan gula dituangkan pada cetakan gula, siapkan tampir atau sasag.
7. Sesudah gula yang tercetak dingin, lepaskan dari bambu cetakan dan disusun pada tampir atau sasag.
8. Perhatikan pada waktu menyusun gula, gula yang basah disimpan di atas dan bagian yang kering di bawah.
9. Bila hari tidak hujan, gula harus dijemur hingga kering dan harus dikontrol (dibolak-balik).
10. Bila hari hujan, gula bisa dikeringkan dengan cara menggarang di atas kompor dengan api kecil dengan tinggi 1 m.
Cara menggarang:
1. Siapkan tempat untuk menumpuk sasag atau tampir berisi gula yang telah disusun. Usahakan agar tidak terganggu oleh kegiatan lain.
2. Tempat menumpuk tampir atau sasag diusahakan dibuat terlebih dahulu dengan rangka kayu atau bambu dengan panjang 1,5 m, lebar 1 m, dan tinggi 1 m.
3. Tiap tumpukan hendaknya diganjal pada ujung-ujungnya sehingga gula tidak tertindih.
4. Agar cepat kering, sebaiknya ditutup dengan kain atau kertas.
5. Kompor yang disimpan di bawah sasag atau tampir, dinyalakan dengan api yang kecil dengan waktu 2-3 jam. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Sunday, November 10, 2002

Memperlambat Munculnya Rasa Lapar

Oleh Yuga Pramita
(alumnus Akademi Gizi Jakarta)

SAAT berbuka puasa adalah saat bahagia. Saking bahagianya, orang sering lupa bahwa kendali diri masih harus dijaga. Main comot aneka makanan sebetulnya sah-sah saja. Masalahnya, bukankah akan lebih baik jika sekalian bisa ”mencuri” berkah darinya?
Dari Salman bin Amir al-Dhabiy r.a., dari Nabi saw. bersabda, ”Jika salah seorang dari kalian berbuka puasa, maka hendaklah dengan kurma, karena di dalamnya terdapat keberkahan. Kalau tidak mendapatkan kurma, hendaklah dengan air, karena ia menyucikan.” (H.R. Bukhari Muslim).
Perut kosong dan tubuh lemas sangat rindu makanan mudah cerna yang sanggup mengembalikan kekuatan serta bisa mengganti cairan yang hilang akibat aktivitas seharian. Kurma sangat cocok untuk situasi demikian karena gampang dicerna dan berenergi tinggi, terutama kurma yang segar memiliki kadar air yang lumayan. Akan tetapi, andai kurma sulit didapat, melahap buah-buahan segar berasa manis lainnya bisa pula dilakukan.
Meski begitu, tidak dianjurkan menyantapnya dalam jumlah besar. Sebagaimana sifat makanan manis jika jumlahnya berlebihan bisa mengganggu selera makan selanjutnya. Akibatnya, aneka zat gizi yang harusnya juga dikonsumsi bisa terlewatkan. Tentunya ini dapat berdampak negatif pada kesehatan.
Akan tetapi, masalah puasa bukan cuma terletak pada ”berbuka dengan apa?”. Dalam kacamata awam, acap pula dipikirkan upaya apa yang perlu dilakukan agar lapar tidak terasa. Terjadinya ”migrasi” dari rumah ke tempat-tempat pelesiran sebetulnya cuma salah satu cara agar orang bisa melupakan rasa laparnya.

Fruktosa, serat, dan lemak
Dalam hal memakan-makanan, puasa sebetulnya cuma menggeser ”urusan” dari kebiasaan siang menjadi malam. Situasi tersebut akan berakibat pada bergesernya waktu sekresi liur pencernaan dan metabolisme. Menurut Santosa (2000), pergeseran waktu sekresi liur tidak mungkin terjadi bersamaan dengan dimulainya puasa, tetapi memerlukan penyesuaian kurang lebih tiga hari. Selama masa itu, orang bisa jadi merasa rada tersiksa, badan lemas, emosi labil, dan mungkin pula sedikit bingung karena asupan glukosa ke otak agak tersendat.
Meski demikian, hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Disebutkan Mohamad (1990), daya tahan manusia terhadap tidak adanya makanan dan minuman yang masuk ke tubuhnya cukup besar. Manusia sehat dapat bertahan hidup selama dua minggu, meskipun tanpa makanan sama sekali, asal tetap minum. Selain itu, jika tidak makan dan minum, dapat bertahan seminggu. Kalau hanya menahan makan dan minum selama empat belas jam saja, pengaruh buruknya terhadap kesehatan praktis tidak ada sama sekali. Fakta sejak dulu menunjukkan, tidak ada orang yang mati atau sakit berat gara-gara puasa Ramadan.
Di sisi lain, situasi tersebut rupanya tidak sama pada setiap orang.
Yang sebelumnya sering berlatih dengan banyak melakukan puasa sunat —terutama pada bulan Sya’ban— akan lebih cepat menyesuaikan diri ketimbang yang tidak. Begitu juga, perkara motivasi sebab ”siksaan” itu juga sangat dipengaruhi hipothalamus dan hipophyse serta subsistem yang disebut sistem limbic —merupakan sentral pengendali emosi. Pada orang yang memunculkan sikap positif, dengan motivasi kuat untuk berpuasa, perasaan itu biasanya akan jauh lebih rendah daripada yang menolaknya.
Paling tidak, dari sisi makanan tiga bahan berikut perlu mendapat perhatian:
Pertama, fruktosa. Ini dinamakan juga levulosa atau gula buah. Rumus kimianya sama dengan glukosa, tetapi strukturnya berbeda. Susunan atomnya bisa nonjok jonjot kecapan lidah sehingga menimbulkan rasa manis yang sip. Gula ini terutama terdapat dalam madu bersama glukosa dalam buah, nektar bunga, dan juga dalam sayuran. Dikatakan Dr. David Conning, dari Biritish Nutrition Foundation, jika segelas air yang mengandung glukosa dapat diserap tubuh selama 20-30 menit, fruktosa baru akan habis terserap dalam tempo 45-60 menit. Dengan perkataan lain, makanan yang banyak mengandung fruktosa akan lebih lama mengundang datangnya lapar daripada makanan yang tidak mengandungnya.
Kedua, serat. Selain berpengaruh pada waktu transit makanan, ”menciptakan” kenyang dan mencegah pembengkakan pada dinding kolon, serat juga dapat menghindarkan konstipasi, diverticulisis, hemoroid, dan varises, serta berbagai penyakit berbahaya lain. Wirakusumah dalam ”Buah dan Sayur untuk Terapi” mencatat juga bahwa fermentasi serat oleh flora usus akan menghasilkan tiga produk akhir, yaitu asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid/SCFA), bermacam-macam gas, dan energi.
SCFA seperti asetat, propionat, dan asam butirat memunyai fungsi fisiologis penting. Propionat dan asetat akan langsung menuju hati dan menghasilkan energi, sedangkan butirat akan memasok energi bagi sel-sel sepanjang kolon.
Keunggulan lainnya, bahan ini pun dapat memperlambat kosongnya lambung. Serat akan menjadikan makanan dilepaskan lebih perlahan ke dalam usus kecil karenanya kemunculan lapar akan terasa lebih panjang.
Sebuah studi yang dilakukan Dr. Susanna Holt, dari University of Sydney memperlihatkan, orang yang mengonsumsi makanan berserat —dalam percobaan menggunakan sereal— akan menuntut pemenuhan kembali rasa laparnya 3,5 jam lebih lama dibandingkan orang yang mengonsumsi makanan rendah serat. Selain banyak terdapat dalam buah, serat juga banyak nangkring dalam sayuran, biji-bijian, dan padi-padian.
Sementara itu, unsur yang ketiga adalah lemak. Berbagai bahan seperti daging, ikan, telur, susu, apokat, kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak yang biasanya termakan bersama bahan tersebut. Lemak demikian dikenal sebagai lemak tersembunyi (invisible fat). Di samping itu, lemak yang telah diekstraksi dari ternak atau bahan nabati dan dimurnikan dikenal sebagai lemak minyak biasa atau lemak kasat mata (visible fat).
Dibandingkan dengan zat-zat makanan lain unsur ini mempunyai nilai kalori yang paling tinggi (1 gram lemak menghasilkan energi 9 kkal).
Di samping berperan sebagai sumber dan cadangan energi, sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin A, D, E, K, dan penyebab makanan memunyai tekstur khusus, lemak juga dapat menyebabkan waktu pengosongan lambung menjadi lama.
Jadi, kalau ingin memperlambat timbulnya rasa lapar saat puasa, upayakan agar ketiga bahan itu hadir dalam penutup sahur Anda. Dalam contoh praktis, sama dengan beberapa butir kurma plus segelas susu. Akan tetapi ini tidak berarti unsur lain yang juga diperlukan tubuh —utamanya air— boleh dilupakan. Dorongan lapar atau timbulnya keinginan untuk mengonsumsi makanan-makanan tertentu bisa merupakan refleksi tubuh akibat kurangnya asupan unsur-unsur tersebut. Wallahualam. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Puasa pada Anak-anak, Ibu Hamil/ Menyusui, atau Lansia

Oleh dr. Budi R.S.T.

BERPUASA berarti tidak makan dan minum serta tidak melakukan aktivitas seksual sekira lima belas jam sehari. Permasalahannya, apakah puasa memengaruhi kesehatan seseorang? Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa mengakibatkan perubahan-perubahan parameter darah dan zat lainnya dalam tubuh seperti kenaikan kadar lemak, kolesterol, dan asam urat di dalam plasma darah, meski memang perubahan tersebut tidak sampai membahayakan kesehatan.
Menurut pakar kesehatan, selama puasa terlihat penurunan frekuensi dan peningkatan intake kalori. Kadar lipit darah meningkat sebagai akibat meningkatnya pengaliran asam lemak bebas. Ini terjadi bila seseorang makan sekaligus dalam jumlah besar satu kali sehari. Oleh sebab itu, disarankan saat berbuka puasa, pertama kali minumlah air sedikit dan makan makanan kecil dulu. Baru kemudian, makan dalam porsi biasa.
Dengan melihat terjadinya beberapa perubahan dalam mekanisme tubuh selama bulan puasa, tanpa mengesampingkan segi positifnya, bagaimana pula puasa pada anak-anak, ibu hamil atau menyusui, dan lansia? Akankah memengaruhi kesehatannya?

Pengosongan makanan pada lambung anak lebih cepat
Ajaran Islam menyebutkan, puasa diwajibkan bagi mereka yang sudah mencapai usia akil balig. Pada anak perempuan usia ini ditandai dengan datangnya haid pertama, sekira 10-16 tahun. Usia akil balig pada anak lelaki sekira 11-14,5 tahun ditandai dengan keluarnya sperma pertama kali. Jadi, anak di bawah usia akil balig tidak diwajibkan puasa. Hal ini erat kaitannya dengan proses tumbuh kembangnya.
Penyebabnya adalah pengosongan makanan di lambung anak lebih cepat tiga sampai empat jam dibandingkan orang dewasa. Dengan demikian, wajar bila anak mudah lapar. Di samping itu, pada usia balita atau saat anak menempuh pendidikan SD, waktunya banyak tersita oleh kegiatan fisik yang luar biasa, misalnya bermain atau olah raga. Terkadang di kalangan tak mampu, anak-anak harus membantu orang tuanya bekerja. Aktivitas tinggi ini membutuhkan energi cukup yang hanya bisa dipenuhi dengan makanan bergizi dan adekuat.

Ibu hamil asal janinnya sehat
Hamil muda atau hamil tua, boleh saja puasa, dengan catatan, tidak sedang mengidap penyakit atau gangguan yang membahayakan keselamatan ibu dan janin. Asal ibu dan janin sehat, ibu bebas melakukan puasa.
Janin akan bertindak seperti parasit. Kalau ia kekurangan makan, bila ibu sehat, janin akan menggunakan cadangan makanan dalam tubuh ibu. Mudahnya, janin tidak akan kekurangan zat makanan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangannya selama cadangan makanan tersebut cukup. Toh, bila ibu hamil tidak makan siang hari, cadangan makanan dalam tubuh tidak akan habis dan malamnya sudah dipenuhi lagi.
Jadi, yang perlu bagi ibu hamil yang puasa harus menjaga agar tubuh tidak kekurangan makan, terutama yang bernilai gizi tinggi. Porsi makannya per hari juga perlu ditingkatkan. Umumnya wanita hamil memerlukan kalori 1/6 dan protein 1/5 lebih banyak dibandingkan ketika tidak sedang hamil.
Memang ada pengecualian tertentu karena pertimbangan medis, ibu hamil disarankan absen puasa. Misalnya, penderita diabetes dibebaskan puasa bergantung pada kadar gula darah (umumnya kadar gula darah tinggi), berat ringannya penyakit, dan kesehatan umum. Pertimbangan lain, bila ibu hamil mengidap intra uterin growth reterdation, pertumbuhan janin terhambat karena fungsi ari-ari terganggu. Sementara itu, ari-ari berperan penting menjembatani antara ibu dan janin, yaitu mengatur segala sesuatu yang diperlukan janin dari ibunya. Entah itu berupa makanan atau zat-zat penting lainnya.

Ibu menyusui butuh energi lebih banyak
Kebutuhan nutrisi selama masa laktasi sedikit lebih banyak dibandingkan ibu yang tidak menyusui karena nutrisi pada ibu menyusui selain digunakan untuk dirinya sendiri, juga sangat dibutuhkan bayi dalam bentuk air susu ibu (ASI). Bayi akan merasa terpuaskan —juga sehat— bila sejak lahir hingga minimal empat bulan mendapatkan ASI dengan kualitas dan kuantitas cukup baik. Untuk mendapatkan ASI yang demikian, si ibu harus mendapatkan nutrisi yang cukup dan bergizi.
Boleh tidaknya ibu menyusui melakukan puasa bergantung pada kemauan si ibu itu sendiri. Bila ibu ingin menyusui bayinya secara benar dengan memberikan penuh ASI selama empat bulan, tentunya kebutuhan gizi harus terpenuhi secara baik pula. Bila ibu menyusui melakukan puasa, rasanya sulit untuk memenuhi keseimbangan gizi dan kebutuhan energi yang memang lebih banyak, meski telah makan sebanyak mungkin ketika sahur ataupun saat berbuka puasa.
Besarnya kebutuhan energi bagi ibu menyusui erat kaitannya dengan frekuensi ibu memberikan ASI pada bayinya. Semakin sering ASI diberikan, semakin besar pula energi yang dikeluarkan. Akibatnya, ibu cepat lapar.

Porsi cukup bagi lansia, tetapi bergizi baik
Kriteria lansia yaitu bila usia seseorang lebih dari 60 tahun. Sejalan dengan perkembangan usianya, lansia akan mengalami kemunduran fungsi organ-organ tubuh yang menyebabkan terjadinya beberapa perubahan. Misalnya, menurunnya nafsu kebutuhan kalori dan nafsu makan, mudahnya terjadi gangguan pencernaan dan sirkulasi pada ginjal.
Pada lansia, sekira 20 persen sel-sel pada ginjalnya sudah tidak berfungsi lagi. Akibatnya, tak jarang dijumpai gangguan pengeluaran urine. Itulah sebabnya lansia dianjurkan agar minum air lebih banyak. Tujuannya menghindari terjadi sakit pinggang yang sering dijumpai pada lansia yang minum terlalu sedikit.
Meski lansia mengalami kemunduran fungsi organ-organ tubuhnya, bukan alasan untuk meninggalkan ibadah puasa. Boleh saja puasa, asal kondisinya sehat. Artinya, tidak sedang ataupun memunyai riwayat penyakit yang akan kambuh atau bertambah parah kalau ia puasa.
Hanya, jika lansia tetap ingin puasa, meski organ tubuhnya tidak berjalan maksimal, pengaturan gizi harus dilakukan lebih hati-hati. Setiap makanan yang dikonsumsi sewaktu berbuka ataupun sahur harus mengandung karbohidrat, vitamin, lemak, mineral, dan protein. Jumlah protein usahakan mencapai 15 persen dari jumlah kalori yang dibutuhkan. Bisa juga vitamin dan mineral diperbesar jumlahnya dengan cara minum tablet.
Karena keterbatasan sistem pencernaan pada lansia, pada saat berbuka puasa mulailah mengonsumsi makanan ringan dulu, terutama makanan yang mengandung karbohidrat. Sekira 5-10 menit kemudian, saat pencernaan mulai menyesuaikan dan menyiapkan pengeluaran enzim pencerna dan siap menerima makanan utama barulah lansia boleh mengonsumsi makanan besar.
Demikian pula ketika sahur, jangan makan sekenyang-kenyangnya. Hal yang penting makan secukupnya, tetapi bergizi baik. (Sumber: Pikiran Rakyat).***

Berbahayakah Telur bagi Jantung?

Oleh Syae

BAGI semua orang, telur bukan makanan yang aneh. Sebagai sumber protein hewani, bahan pangan yang bentuknya lonjong dengan berat kurang lebih 60 gram ini oleh orang Amerika disebut sebagai wonderful food dan ada juga yang mengatakan ”kapsul gizi”.
Walaupun mengandung sumber gizi yang lengkap, tetapi masih ada yang beranggapan bahwa telur dapat menyebabkan penyakit jantung karena mengandung kolesterol. Sehingga, ada juga yang mengatakan bahwa memakan telur dua butir per hari kurang aman untuk kesehatan jantung.

Mengandung mineral lengkap
Telur mengandung gizi yang cukup lengkap. Di dalam sebuah telur terkandung sejumlah vitamin, protein, mineral, dan sejumlah asam lemak tidak jenuh. Kandungan lemak yang ada dalam telur berupa trigliserida (lemak netral), phospolipida (umumnya lecithin) yang berfungsi untuk menyediakan energi yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari, serta kolesterol yang digunakan untuk membentuk garam-garam empedu yang berguna untuk pencernaan lemak dan pangan.
Hampir semua jenis vitamin terdapat dalam telur kecuali vitamin C. Selain itu, telur juga mengandung mineral lengkap —kalsium, besi, phospor, natrium, kalium dan zinc— yang tidak dapat disamai oleh bahan pangan tunggal lainnya kecuali susu.
Sementara masih ada anggapan bahwa makan telur bisa menyebabkan sakit jantung karena telur banyak mengandung kolesterol. Anggapan ini tidak benar karena pada penderita jantung koroner didapati kadar kolesterol darah yang meningkat. Sedangkan dalam pembuluh darah jantung terdapat endapan kolesterol dan lemak lain pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan pembuluh darah menyempit. Akan tetapi, sebenarnya keadaan ini hanya dijumpai pada:

1. Orang yang mempunyai penyakit keturunan (hyperlipedemia primer) karena kadar kolesterol dan lemak darah lainnya tinggi sehubungan adanya gangguan proses metabolisme lemak dalam tubuhnya.

2. Orang-orang yang mengonsumsi lemak dalam kedua hal di atas, tidak perlu khawatir karena kolesterol memang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang cukup besar antara 1.000-1.500 mg. Apalagi seorang yang mengonsumsi dua butir telur per hari, sebenarnya ia baru memperoleh sekira 400 mg kolesterol.

Penderita jantung sendiri masih diperbolehkan mengonsumsi kolesterol sebanyak 200-300 mg atau sama dengan satu butir telur sehari. Dari hasil penelitian, memang ditemukan pada sebagian orang, telur memengaruhi kesehatan jantung. Bahkan, ada peneltian yang menunjukkan bahwa makan telur menurunkan kadar kolesterol. Mengapa?
Banyak variasi terhadap respons kolesterol telur belum dapat dijelaskan. Yang pasti, respons tersebut masih bersifat individual. Bagi orang normal yang tak sensitif terhadap kolesterol dan lemak jenuh, kandungan lemak jenuh telah memberikan nilai aman karena telur mengandung antara lain 4 gr lemak tidak jenuh dan lemak jenuh yang terdapat dalam kuning telur.

Telur mentah atau matang
Memakan telur sebaiknya dalam keadaan matang karena telur mentah tidak baik untuk kesehatan. Putih telur yang mentah mengandung senyawa avidin, suatu senyawa yang dihasilkan oleh selaput lendir saluran telur ayam ke dalam putih telur.
Avadin ini menghalangi penyerapan biotin —koensim yang mengakalisis karbon dioksida dan karboksilasi— dalam karboksilasi yang mengakalisasi fiksasi karbon dioksida. Sehingga bila seseorang memakan putih telur mentah, ia akan mengalami defisiensi biotin pada tubuhnya dan bila tubuh terus-menerus kekurangan biotin akan menyebabkan serangan dematitis pada sekeliling mata. Untuk menghindari hal ini, sebaiknya kita memakan telur matang atau dipanaskan terlebih dahulu. Dengan pemanasan avidin akan rusak dan penyerangan biotin tidak dihalangi.

Ibu hamil membutuhkan telur
Karena kandungan gizi yang cukup lengkap, telur berguna untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, dan anak remaja. Ibu hamil membutuhkan sejumlah tambahan vitamin dan mineral untuk pertumbuhan organ bayinya dan produksi ASI-nya.
Sedangkan anak balita terutama pada saat berusia 6 bulan, memerlukan gizi berkualitas baik yang digunakan untuk pertumbuhan otaknya. Karena pada umur tersebut, pertumbuhan otak sedang berkembang pesat. Kebutuhan gizi yang berkualitas baik ini terutama berupa protein dapat diperoleh dari telur.(Sumber: Pikiran Rakyat)***

Sunday, November 03, 2002

Memperlambat Munculnya Uban

Oleh Syae

UBAN kerap diidentikkan dengan ketuaan karena hampir tak ada orang yang mengharapkan kehadirannya. Bila memungkinkan, rambut ingin tetap hitam sampai tua. Namun, apa boleh buat toh ada sebagian dari kita yang harus ”menderita” ubanan, bahkan pada usia yang dini (muda).
Penyebab uban sampai saat ini masih teka-teki. Oleh karena itu, sampai saat ini pun belum ditemukan cara yang jitu untuk mengatasinya selain hanya dengan cara menyemir rambut yang putih itu. Untuk memahami hal itu, agaknya yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah tindakan pencegahan, di antaranya dengan pendekatan gizi.

Ketidakcukupan elemen Cu
Karena proses ubanan erat kaitannya dengan degradasi melanosit, timbul logika bahwa dengan menjaga secara tetap fungsi sel itu secara baik, proses ubanan bisa dicegah atau setidaknya diperlambat. Bagaimana caranya?
Peneliti Denks dan Stevens menyebutkan, demi terjadinya aktivitas tyrosin, tubuh membutuhkan masukan mineral tembaga (Cu) yang cukup. Tyrosin berperanan besar dalam mendukung kerja sel melanosit. Aktivitas tyrosin yang menurun mengakibatkan menurun pula aktivitas melanosit.
Kedua peneliti tersebut mendapati bahwa ketidakcukupan elemen Cu dapat berakibat terjadinya depigmentasi rambut yang salah satu tandanya adalah munculnya uban.
Makanan yang kaya Cu antara lain hati, ginjal, tiram, kerang, kacang-kacangan, dan polong-polongan kering. Disebut kaya karena mengandung Cu lebih dari 100 ug Cu per 100 kcal.
Kebutuhan normal Cu bergantung pada usia seseorang. Bayi kecil lebih besar memerlukan Cu yaitu 50 ug/kg/BB/hari. Sementara itu, anak besar (umur 5-15 tahun) membutuhkan 40 ug/kg/BB/hari dan 30 ug/kg/BB/hari untuk orang dewasa. Oleh karena itu, untuk mencegah ubanan, Anda dianjurkan untuk tidak berlebihan mengonsumsi Cu, tetapi cukup dengan kebutuhan-kebutuhan normal saja.
Akan tetapi, dalam mengonsumsi Cu ini, kita perlu memperhatikan agar pada saat yang bersamaan menghindari makan yang mengandung seng (Zn) terlalu tinggi karena mineral terakhir ini bisa berfungsi antagonis yaitu bisa meningkatkan pengeluaran Cu lewat feses.
Beberapa cara untuk menekan berlebihnya asupan seng ini yaitu dengan berolah raga, mengonsumsi makanan kaya vitamin, serta karbohidrat kasar karena semua ini mampu menghambat absorpsi seng oleh tubuh.
Kecuali kekurangan Cu, kenyataan lain menunjukkan bahwa penyakit anemia pernisiosa (salah satu penyakit kurang darah) juga dapat mempercepat lahirnya uban.
Penyakit tersebut tidak lain disebabkan tubuh kekurangan masukan vitamin B-12 yang kronis. Penyakit ini sebenarnya mudah diatasi sebagaimana disarankan oleh Minot dan Murphy (pemenang hadiah Nobel) dengan memakan hati dalam jumlah banyak. Selain hati, makanan sumber vitamin B-12 adalah daging dan produknya serta dalam jumlah sedikit pada susu dan produknya.
Perlu diketahui, vitamin B-12 tidak pernah didapati pada tanaman, kecuali jika ada kontaminasi dengan mikroba (misalnya nodula yang terdapat pada jenis kacang-kacangan tertentu yang mengandung sedikit vitamin B-12).
Untuk mendapatkan manfaat optimal vitamin B-12 ini, sebaiknya dihindari mengonsumsi vitamin C dosis tinggi yang menurut penelitian bisa memberi pengaruh berlawanan pada pemanfaatan vitamin B-12. Bahkan, pasien yang diberikan dosis lebih tinggi (1 gram setiap hari) akan menderita defisiensi vitamin itu.
Zat gizi lain yang disarankan untuk mencegah kehadiran uban adalah protein. Sebaiknya, jangan mengonsumsi protein kurang dari 1-1,5 gram kg/BB/hari. Selain itu, disarankan mengonsumsi vitamin B-2, seperti yodium dan minyak ikan karena membantu memelihara kesehatan rambut.
Vitamin B-2 banyak ditemukan pada yoghurt, produk hewani, dan sayur-mayur berdaun hijau. Selain itu, yodium terdapat pada udang dan hasil laut lainnya, bawang bombay, dan sayuran yang ditanam di tanah beryodium. Akan halnya minyak ikan atau minyak tumbuhan, vitamin ini berfungsi baik dalam membuat rambut berkilau dan lembut. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Membuat Gula dari Singkong

Oleh Handri
(mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas Padjadjaran)

KRISIS ekonomi di negara kita sampai saat ini masih terus berlanjut. Dampak negatif yang paling dapat dirasakan oleh masyarakat dari keadaan ini adalah terus menanjaknya harga-harga terutama bahan bakar minyak dan sembilan bahan pokok.
Gula pasir sebagai salah satu komoditas sembilan bahan pokok juga tak luput mengalami kenaikan harga. Sejak dulu, sebenarnya negara kita memang sudah mengalami kekurangan suplai gula pasir karena tingkat produksi dalam negeri masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya areal tanah yang sesuai untuk tanaman tebu ditambah dengan besarnya modal yang diperlukan untuk mendirikan atau merehabilitasi pabrik-pabrik gula.
Dalam keadaan seperti itu, diperkirakan Indonesia tetap akan menghadapi masalah kekurangan gula sampai beberapa dasawarsa mendatang. Salah satu solusi yang mungkin dapat ditawarkan adalah mencari alternatif lain bahan pembuat gula selain tebu, seperti nira sadapan pohon lontar atau bahan pati. Bahan baku pati bisa diperoleh dari beberapa jenis tanaman pangan dan salah satunya adalah ubi kayu atau singkong.
Sebagaimana kita ketahui, singkong mudah ditanam dan budidayanya tidak terlalu sulit serta jarang terserang hama penyakit. Singkong sudah sangat memasyarakat di seluruh tanah air, harganya relatif murah, dan telah banyak dijadikan makanan olahan tradisional.
Singkong merupakan komoditas pertanian yang memiliki prospek cukup baik. Tahun 1982 sampai 1987, Indonesia mendapat kuasa ekspor gaplek ke negara-negara MEE dalam jumlah mencapai 825.000 ton. Penduduk Indonesia sendiri masih mengonsumsi singkong sebagai komoditas pangan sebesar 8,25 juta ton atau sekira 51% dari kebutuhan nasional sebanyak l5,06 juta ton pada tahun l988. Singkong digunakan untuk pakan ternak sebesar 272.000 ton, industri nonpakan 1,13 juta ton, dan industri tapioka 3 juta ton (1989).
Dari segi kandungan kimia dan gizi, singkong kaya akan karbohidrat dan vitamin C serta rendah lemak. Berdasarkan FAO Food Balance Sheet 1964-1968, singkong dapat mencukupi 50% kebutuhan kalori total atau 90% kebutuhan kalori berupa karbohidrat bagi penduduk Afrika Tengah. Di Indonesia, singkong memenuhi 15% kebutuhan kalori total atau 31% kebutuhan kalori berupa karbohidrat.
Berikut kandungan nilai gizi tanaman singkong:
Zat Makanan Jumlah
Kalori (joule) 567,0Air (g) 65,5Protein (g) 1,0Karbohidrat (g) 32,4Lemak (g) 0,2Serat (g) 1,0Abu (g) 0,9Kalsium (mg) 26,0Fosfor (mg) 32,0Besi (mg) 0,9Thiamin (mg) 0,05Riboflavin (mg) 0,04Niacin (mg) 0,6 Asam Askorbat (mg) 34,0
DARI data-data di atas, sangat jelas bahwa pemanfaatan singkong sebagai salah satu komoditas pertanian yang melimpah masih sangat kurang. Untuk itu, pembuatan gula dari singkong menjadi salah satu usaha dalam peningkatan nilai tambah singkong agar lebih dimanfaatkan, selain dari tujuan utama untuk mencari alternatif bahan pembuat gula nontebu.
Pembuatan gula dari singkong pada dasarnya sama seperti pembuatan sirup glukosa dan maltosa dalam sebuah industri. Prinsipnya adalah menghidraulis pati dari singkong menjadi glukosa melalui proses pengolahan tertentu. Dalam hal ini, untuk skala rumah tangga, prosesnya dapat kita sederhanakan dengan memasak susu pati dari singkong sehingga didapat cairan glukosa yang rasanya manis. Bahan yang diperlukan hanya singkong, air, dan sedikit HCl (asam klorida). Adapun alat yang digunakan antara lain pisau, panci, parutan, kain penyaring, dan kompor.
Langkah pembuatannya sebagai berikut:
1. Singkong dipotong dari batangnya.
2. Dikupas kulitnya dan dicuci.
3. Singkong dihancurkan dengan parutan. Penghancuran ini bertujuan mendapatkan sari pati dari singkong.
4. Hasil parutan dicampur dengan air kemudian disaring menggunakan kain penyaring sehingga air yang bercampur pati akan lolos.
5. Air perasan yang diperoleh tersebut lalu disaring kembali agar benar-benar bersih. Hasil peyaringan kedua ini adalah susu pati.
6. Susu pati yang didapat kemudian dimasak selama beberapa jam setelah itu tambahkan sedikit HCl.
7. Hasil pemasakan susu pati merupakan cairan dengan rasa sangat manis yang terjadi akibat perubahan sebagian besar pati menjadi gula (glukosa).
Catatan: Saat pemasakan, dijaga agar kandungan air dalam susu pati tidak terlalu banyak yang hilang (menguap). (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Ekstrak Serai, Pengusir Nyamuk Alamiah

Oleh Budi Imansyah
(sanitarian dan dosen pembimbing pada AKL Kutamaya, Bandung)

SERAI merupakan tumbuhan herba menahun dan merupakan jenis rumput-rumputan dengan tinggi antara 50-100 cm. Daun tunggal berjumbai, panjang sekira 1 m, lebar 1,5 cm, tetapi kasar dan tajam, tulang daun sejajar, permukaan atas dan bawah berambut, serta berwarna hijau. Batang tidak berkayu, berusuk-usuk pendek, dan berwarna putih. Akar serabut, perbanyakan dengan pemisahan tunas atau anakan.
Manfaat serai terutama pada batang dan daun yang kering digunakan untuk bumbu masak, minyak wangi, bahan pencampur pada jamu, juga dapat dibuat minyak asiri. Selain itu, ramuan serai dapat dimanfaatkan sebagai pengusir (mengendalikan) serangga, contohnya nyamuk sebagai vektor (pembawa) penyakit.
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional. Tujuan pembangunan kesehatan pada intinya adalah mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk Indonesia. Salah satunya adalah dalam pengendalian vektor penyakit. Hal ini sesuai dengan UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 22 ayat 2 yang berbunyi, ”Pengendalian vektor penyakit merupakan tindakan pengendalian untuk mengurangi atau melenyapkan gangguan yang ditimbulkan oleh binatang pembawa penyakit, seperti serangga (nyamuk malaria dan nyamuk demam berdarah), binatang pengerat.
Demam Berdarah Dengue (DBD), misalnya adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue dan terutama menyerang anak-anak dengan tanda-tanda demam tinggi mendadak dan manifestasi pendarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan (shock) dan kematian. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.
Pemberantasan vektor ini adalah dengan memutuskan rantai penularannya, yaitu melalui pemberantasan vektor dengan bahan kimia, masyarakat secara aktif berperan berusaha menghindari gigitan nyamuk penular dengan menggunakan kelambu waktu tidur, mengoles kulit dengan obat antinyamuk, menghilangkan tempat perindukan, dan peristirahatan nyamuk penular.
Untuk menghindari vektor penyakit (nyamuk) tentu dengan menggunakan bahan kimia dan ekstrak serai (andropogen nardus)merupakan senyawa kimia alamiah yang dapat digunakan dalam upaya pengendalian dan pemberantasan vektor penyakit tersebut.
**
NYAMUK yang berperan sebagai vektor penyakit biasanya kita berantas dengan cara penyemprotan dengan menggunakan insektisida sintesis sebagai racun serangga. Obat nyamuk semprot, obat nyamuk bakar ataupun obat antinyamuk yang dioleskan tentunya mengandung insektisida beberapa senyawa kimia. Namun, bagi mereka yang tidak tahan, insektisida ini menimbulkan bau yang menyengat dan bisa menimbukan sesak napas atau alergi pada kulit sehingga akan berpengaruh terhadap kesehatan.
Nyamuk jenis culex sp, aedes aegypty, biasanya diberantas dengan penyemprotan racun serangga. Namun, di samping adanya dampak positif —seperti dapat membunuh nyamuk penular— juga mempunyai khasiat tergantung macam, bentuk, dan konsentrasi insektisida serta masuknya ke tubuh.
Ada pula dampak negatifnya, di antaranya keracunan pada manusia, hewan ternak, polusi lingkungan, dan hama menjadi resisten (tahan). Di samping itu, penyemprotan dengan insektisida sintesis juga membutuhkan biaya yang cukup besar.
Berbeda dengan serai yang mengandung senyawa kimia yang alamiah. Kandungan kimia tanaman serai lebih banyak dilakukan pada batang dan daun. Caranya, batang dan daun dihaluskan, kemudian dicampur dengan pelarut dan menghasilkan minyak asiri yang mengandung senyawa sitral, sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farsenol methil heptenon, dan dipentena.
**
SERAI mengandung senyawa berbentuk padat yang mempunyai bau yang khas, minyak asiri yang merupakan produksi serai terdiri dari berbagai senyawa —salah satu senyawa yang dapat membunuh nyamuk adalah sitronela. Sitronela mempunyai sifat racun (desiscant). Menurut cara kerjanya, racun ini seperti racun kontak yang dapat memberikan kematian karena kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan.
Dalam pembuatannya, serai ini dibuat dalam bentuk ekstrak. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari.
Ekstrak kering harus mudah digerus atau campuran etanol dari air. Yang paling mudah adalah dengan menghaluskan bahan ekstrak (diblender), kemudian dicampur dengan air sebagai pelarut.
Pengadaan ekstrak serai dilakukan dengan cara:
(1) Daun dan batang serai sebanyak 1 kg, dicuci kemudian ditiriskan sampai kering dan dihaluskan dengan menggunakan blender;
(2) Hasil blenderan kemudian dilarutkan ke dalam air sebanyak 250 ml dan direndam selama satu malam;
(3) Rendaman tersebut kemudian disaring, hasil saringan kemudian disimpan dalam botol dan diencerkan dengan aquadest.
Bahan inilah yang nanti digunakan dalam penyemprotan nyamuk dengan konsentrasi senyawa kimia yang cukup rendah dan alamiah. Di samping tidak mengeluarkan biaya yang cukup besar, bahan ini bisa dibuat dengan cara yang sederhana dan banyaknya cairan ini disesuaikan dengan kebutuhan yang kita inginkan. ()***

Kapan Gigi Susu Mesti Dicabut?

Oleh drg. Gandung Perkasa A.

GIGI susu atau gigi sulung, yang oleh awam lebih dikenal sebagai gigi anak-anak, keberadaannya sering dianggap sepele dengan asumsi kalau ada apa-apa toh masih ada pengantinya. Bahkan, orang tua sering mempunyai persepsi yang keliru, datang ke dokter gigi meminta gigi anaknya untuk segera dicabut karena kondisinya yang berantakan atau karies di banyak permukaan gigi.
Memang, gigi susu kelak pada saatnya akan diganti dengan gigi tetap. Namun, ini bukan berarti begitu ada kerusakan lalu satu-satunya alternatif harus dicabut. Gigi susu mempunyai ”jatah waktu” tertentu untuk tanggal sehingga keberadaannya harus dipertahankan sampai tiba saatnya untuk tanggal. Meskipun kerusakannya sudah parah, dokter gigi masih akan berusaha mempertahankan. Bahkan, bila memungkinkan, akan dilakukan perawatan seperti aplikasi fluor ataupun penambalan. Bila dokter gigi tidak mengabulkan permintaan orang tua untuk mencabut gigi anaknya meskipun kondisinya dianggap sudah sedemikian parah, itu karena memang ada pertimbangan tertentu sehingga belum diindikasikan untuk dicabut.

Fungsi istimewa
Gigi susu mempunyai fungsi istimewa yang tidak dimiliki gigi tetap. Sama halnya dengan gigi tetap, gigi susu secara umum berfungsi membantu proses pencernaan, pengucapan, dan estetika. Di samping itu, fungsi istimewa yang tidak dimiliki oleh gigi tetap adalah sebagai petunjuk gigi tetap agar kelak tumbuh (erupsi) pada tempatnya dan menjaga pertumbuhan lengkung rahang.
Bila gigi susu tanggal sebelum saatnya, baik karena karies ataupun dicabut, gigi tetap yang akan tumbuh tidak mempunyai petunjuk sehingga sering salah arah dan rahang yang ditinggal gigi susu jauh sebelum saatnya. Ini akan mengalami penyempitan sehingga tidak cukup untuk menampung semua gigi dalam susunan yang teratur. Akibatnya, susunan gigi-geligi menjadi crowded (tidak beraturan).

Periode pertumbuhan gigi
Orang tua yang mengetahui periode pertumbuhan gigi-geligi — baik gigi susu maupun gigi tetap — akan sangat membantu. Bukan hanya dalam segi perawatan dalam menjaga kebersihannya, tetapi juga mencegah agar anak-anak tidak melakukan kebiasaan buruk misalnya mengisap jempol yang bisa mengakibatkan gigi depan maju (tonggos=Sunda), menggigit pensil atau benda lain yang bisa mengikis email atau timbulnya celah gigi (distema).
Gigi susu yang tumbuh pertama kali adalah gigi seri tengah rahang bawah. Biasanya tumbuh saat bayi berusia sekira enam bulan. Hal ini sering ditandai dengan gejala bayi sering rewel, bahkan badannya disertai panas. Gusinya terasa gatal sehingga ingin menggigit setiap benda yang dipegang. Untuk mengatasinya, bayi tersebut bisa diberi mainan yang lunak dan dijauhkan dari benda-benda yang membahayakan keselamatannya.
Gigi susu diharapkan sudah tumbuh lengkap saat anak berusia dua tahun. Namun, usia yang tercantum dalam tabel tersebut hanyalah sebagai patokan perkiraan. Kadang-kadang, ada bayi yang usianya belum genap enam bulan giginya sudah mulai tumbuh, sedangkan yang lain sudah menginjak satu tahun giginya belum tumbuh sama sekali. Kondisi ini tidak perlu dirisaukan karena ada pengaruh beberapa faktor misalnya nutrisi, hormonal, ataupun keturunan.
Gigi susu bila tumbuh lengkap berjumlah dua puluh gigi yang macamnya terdiri dari gigi seri, taring, dan geraham. Gigi geraham pada gigi susu hanya satu macam, sedangkan pada gigi tetap terdapat dua macam sehingga dibedakan menjadi gigi geraham besar dan gigi geraham kecil.
Gigi tetap bila tumbuh semua (termasuk gigi bungsu/geraham ketiga/terakhir) berjumlah 32 gigi. Jumlah yang lebih besar ini disebabkan pada gigi tetap dijumpai gigi geraham kecil dan gigi geraham besar ketiga (gigi bungsu).
Saat gigi susu tanggal, biasanya bersamaan dengan saat gigi tetap tumbuh, tetapi ada pengecualian pada gigi geraham besar. Patut digarisbawahi bahwa gigi geraham besar pertama mulai tumbuh pada umur enam sampai tujuh tahun. Gigi geraham ini bukan gigi pengganti. Artinya, gigi ini langsung muncul pada deretan di belakang gigi-gigi susu, baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Jadi, gigi ini (dan juga gigi geraham besar lainnya) tumbuh tidak menggantikan gigi susu, sedangkan gigi lainnya, geraham kecil, taring, dan seri akan tumbuh menggantikan gigi pendahulunya (gigi susu).
**
BANYAK kasus menunjukkan bahwa orang tua sering kecolongan karena tidak mengetahui gigi putra-putrinya sudah rusak parah. Padahal, gigi yang bersangkutan merupakan gigi tetap. Selain itu, letak gigi-geligi secara keseluruhan tidak beraturan sehingga mengganggu bukan hanya secara estetika, tetapi juga fungsinya.
Sebagai patokan utama, ketika anak mulai masuk TK, anak perlu lebih diperhatikan secara intensif. Usia 5,5-11 tahun adalah periode gigi campur. Gigi kelihatan tidak beraturan karena berada pada masa peralihan saat tanggalnya gigi susu dan saat tumbuhnya gigi tetap. Usia ini dianggap rawan dan penentu. Kelainan gigi-geligi bisa terdeteksi saat ini yang juga merupakan saat yang tepat untuk mengoreksinya.
Sesungguhnya, hal ini tidak perlu dikhawatirkan sejauh rahang cukup menampung semua gigi yang tumbuh. Bila ada gigi yang ”nakal” tumbuhnya, biasanya masih bisa ditangani tanpa perlu bantuan alat. Si anak dianjurkan untuk mengembalikan posisi gigi ke posisi gigi semula dengan bantuan lidahnya.
Namun, bila posisi gigi mengganggu sedemikian rupa, baik untuk fungsi maupun estetika secara ”serius”, inilah saat yang tepat untuk mengaturnya dengan perawatan pengawatan (orthodonti). Seusia anak-anak masih memungkinkan untuk dilakukan perawatan secara maksimal mengingat tulang anak-anak masih dalam periode pertumbuhan sehingga masih bisa dibentuk dan diarahkan. Dengan demkian, kemungkinan keberhasilannya lebih besar.

Kapan mesti dicabut?
Anak-anak belum mampu merawat gigi-geliginya secara maksimal dan tentunya peran orang tua sangat menentukan. Begitu gigi susu menunjukkan gejala mulai tumbuh, saat itu juga harus mulai diperhatikan.
Ketika gigi susu telah tumbuh dan sementara si anak masih minum ASI ataupun susu botol, jangan lupa untuk membersihkan giginya dengan cara mengusapnya dengan kain atau tisu yang telah dibasahi air ketika dia akan tidur. Email gigi susu lebih tipis dibandingkan gigi tetap karena itu tidak mengherankan bila gigi anak-anak sangat mudah mengalami karies. Apabila membiarkan mereka tertidur dalam keadaan rongga mulut terdapat sisa-sisa susu atau makanan, hal ini akan ikut memperparah keadaan.
Anak-anak harus dibiasakan menyikat giginya secara benar dan teratur sejak dini. Selain itu, akan sangat bijaksana jika mulai mengenalkannya dengan dokter gigi meskipun tidak mengalami kerusakan atau kelainan apa-apa. Bahkan, kedatangannya pertama kali tidak diapa-apakan, suasana keramahtamahan akan membuatnya bersahabat dengan dokter gigi, dan segala ”pernik-perniknya”. Hal ini akan membuat si anak merasa ”nyaman” sehingga kelak tidak mengalami kesulitan bila harus melakukan perawatan. Kesan trauma bisa timbul bila anak dibawa ke dokter gigi dalam kondisi ”kesakitan” serta dipaksa melakukan perawatan yang justru akan membuatnya kapok.
Gigi susu harus dicabut bila sudah terjadi resorbsi akar gigi susu oleh gigi tetap di bawahnya yang akan tumbuh. Biasanya ditandai dengan kegoyahan gigi. Pencabutan akan memberi kesempatan gigi tetap tersebut tumbuh dengan leluasa.
Namun, meskipun gigi susu belum goyah sama sekali bahkan masih kuat tertanam, sementara gigi tetap telah terlihat mulai tumbuh, gigi susu tersebut juga harus segera dicabut. Kondisi seperti ini disebut presistensi (kesundulan). Keterlambatan pencabutan mengakibatkan gigi akan tetap terhambat pertumbuhannya. Sama halnya dengan pencabutan yang belum saatnya, kondisi ini juga bisa mengakibatkan gigi-geligi susunannya tidak beraturan.
Sering dijumpai, gigi taring tetap atas seseorang, tumbuh tidak pada tempatnya (gingsul=Jawa). Kondisi ini kadang bisa mempermanis penampilan seseorang. Namun, bila letaknya sedemikian rupa sehingga mengganggu penampilan, hal ini akan menimbulkan rasa risih.
Beberapa kasus menunjukkan bahwa hal tersebut ternyata diakibatkan yang bersangkutan masih menyimpan gigi taring-gigi susu di bawahnya. Hal ini bisa terjadi karena bagi orang awam kadang tidak bisa membedakan secara pasti antara gigi susu dan gigi tetap karena tidak mengalami kegoyahan dan dianggap gigi tetap sehingga ”disimpan” lalu menghalangi gigi taring yang akan tumbuh. Dengan demikian, akan sangat membantu bila orang tua bisa membedakan gigi susu dengan gigi tetap. Secara sepintas, gigi susu bisa dibedakan dengan gigi tetap karena warnanya lebih putih, bentuknya lebih kecil, dan permukaannya cenderung menguncup. (Sumber: Pikiran Rakyat)***

Jangan Hardik Narkoba! Ia tidak dan belum Pernah Bersalah

Oleh Wawan Gunawan

DI Kolombia, gara-gara seorang Pablo Escobar, tidak kurang dari sebelas ribu rumah digeledah untuk mencarinya. Dan, 1.700 orang yang diperkirakan ada hubungannya dengan Escobar ditangkap. Para penyelidik —lengkap dengan peralatan canggih sumbangan pemerintah AS yang telah teruji di medan perang teluk— memburunya ke segenap penjuru. Akan tetapi, sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga. Inilah salah satu drama perang melawan narkoba (tepatnya gembong narkoba).
Perang melawan narkoba sepertinya sudah menjadi kesepakatan bersama, bahkan secara internasional, narkoba telah dinobatkan sebagai salah satu musuh peradaban manusia. Namun, terpikirkah oleh kita bahwa ada yang salah kaprah dalam hal itu semua.
Narkotika (selanjutnya sebut saja narkoba) telah menjadi objek salah sasaran dari common sense kita. Seolah narkoba telah menjadi momok yang amat mengerikan dan menakutkan. Kita telah salah tuding, calah caci. Padahal, narkoba sama sekali bukan pokok persoalan, bukan sasaran tembak yang sebenarnya. Jangan hardik narkoba, ia tidak dan belum pernah bersalah. Yang salah adalah sikap dan mental busuk para pemakai/pengguna narkoba. Mengapa kesalahkaprahan ini bisa terjadi?

Cara berpikir yang salah?
Benarkah hal itu merupakan refleksi dari cara berpikir kita yang salah? Atau, diam-diam cara berpikir yang salah itu sengaja dibentuk dan dipelihara agar para produsen narkoba tetap dapat mencari mangsa (pengguna). Artinya, ketika kita ribut —dan seolah sengaja dibuat ribut— untuk berperang terhadap narkoba, para produser dan pengedar narkoba dengan tenang menjerat mangsa-mangsa baru hingga ke tingkat anak-anak sekolah dasar.
Terbentuklah kemudian opini masyarakat yang benci terhadap narkoba (sebuah bentuk kebencian yang tidak pada tempatnya, salah sasaran) dan kalau toh ada pengguna dan pengedar yang tertangkap oleh aparat, bisa dipastikan adalah mereka dari kalangan kelas teri. Kalaupun suatu waktu ada kelas kakap yang terjaring, proses hukumnya menjadi raib, entah bagaimana, kasusnya menjadi buram alias tidak jelas.
Sudah saatnya ada pencerahan terhadap masyarakat agar tidak menghardik dan membenci narkoba, terutama dalam hubungannya dengan kebutuhan medis. Mulai sekarang harus ada penyuluhan yang benar dan berbasis kepada akal sehat, bukan melalui kata-kata yang menyesatkan.
Seharusnya tidak ada kalimat perang atau kampanye antinarkoba. Namun harus digalang kampanye antipenyalahgunaan narkoba. Dibangun upaya sistematis dari semua pihak agar perang terhadap mental busuk penyalahgunaan narkoba.
Artinya, kata-kata dalam poster perang terhadap narkoba sesungguhnya merupakan refleksi dari ketidakcerdasan cara berpikir. Dalam bahasa lain, apabila kita salah berpikir dan salah kaprah terhadap suatu persoalan maka selama itu kita tidak mungkin bisa menyelesaikan persoalan yang bersangkutan. Itulah sebabnya mengapa selama ini kita tidak juga mampu menyelesaikan persoalan ini. Sekali lagi, kita telah salah alamat. Kita telah salah mengidentifikasi musuh. Musuh kita bukan narkoba, musuh kita adalah mental busuk. Mental busuk semua kalangan sebab persoalan penyalahgunaan narkotika merupakan siklus yang multikompleks. Inilah sebenarnya yang harus kita jadikan musuh bersama.

Membangun kesadaran masyarakat
Dalam perspektif seperti itulah, membangunkan kesadaran masyarakat dalam relasi antiterhadap mental busuk menyalahgunakan narkoba harus segera dibentuk secara komprehensif. Dalam hal ini, peran keluarga yang dinakhodai ayah-ibu memiliki tanggung jawab yang besar dalam memberdayakan mental positif setiap anggota keluarganya. Sebab, apa pun narkoba, ia akan tidak berdampak apa-apa apabila setiap anggota keluarga telah memiliki mental positif. Tumbuhlah kemudian jenis keluarga yang bebas dari penyalahgunaan narkoba tetapi sekaligus tidak membenci narkoba.
Memang harus diakui, cara berpikir seperti ini terbilang langka. Akan tetapi harus kita yakini, cara inilah yang dapat dijadikan bekal awal dalam menahan laju penyalahgunaan narkoba di negara ini. Kemudian elemen sekolah. Inilah elemen kedua terpenting setelah keluarga, sebab pada institusi sekolah terdapat berbagai bentuk tanggung jawab terhadap keberlangsungan sekaligus perkembangan mental dan moralitas setiap anak didik.
Jangan cekoki anak dengan sikap salah kaprah terhadap narkoba. Justru setiap anak memiliki hak memperoleh pengetahuan tentang narkoba secara benar. Artinya, menumbuhkan kesadaran anak dalam rangka membangun moralitas dan mentalitas anak lebih memiliki penting ketimbang menjejali anak dengan larangan akrab pada narkoba.
Kalau kita tidak jeli mencermati fenomena yang memprihatinkan ini, kita malah akan terjerumus untuk membincangkan yang sebenarnya bukan topik bersama. Kita mengharamkan narkoba, kita takut-takuti anak-anak dengan narkoba, tetapi kita pelit terhadap informasi (barangkali kita memang tidak mengetahuinya?) tentang narkoba yang seharusnya diberikan kepada anak-anak kita. Bagaimanapun membentuk kesadaran akan bahaya penyalahgunaan narkoba jauh lebih penting ketimbang menghambur-hamburkan kalimat yang tidak efektif.

Menegakkan hukum
Di sinilah kemudian peran pemerintah —melalui lintas departemen— memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat besar. Pemerintah harus berpikir ulang tantang bagaimana memberantas penyalahgunaan narkoba. Dalam hal ini penindakan tegas terhadap kalangan yang sengaja meraup keuntungan lewat bisnis narkoba harus diberantas sampai ke akar-akarnya. Perlihatkan kepada publik bahwa aparat penegak hukum juga berani menindak para bandar besar hingga kalau perlu menghukum mati.
Dalam konteks aparat inilah sering kita dengar praduga adanya kongkalikong antara bandar besar dengan aparat keamanan. Kita seharusnya sadar betul bahwa salah satu kunci memberantas penyalahgunaan narkoba adalah penegakan supremasi hukum. Tentu saja akan kita dapatkan dua keuntungan sekaligus apabila supremasi hukum dapat kita tegakkan.
Pertama, akan lahir efek jera dari mereka yang meraup keuntungan dari bisnis ini dan kedua, adanya kepercayaan dari masyarakat terhadap aparat penegak hukum. Selama hal penegakan hukum ini kita abaikan, selama itu pula kita tidak mungkin berharap banyak akan adanya penurunan penyalahgunaan narkoba.
Itulah sebabnya, barangkali cara kita yang salah kaprah dalam mengungkapkan kebencian kita terhadap narkoba, berbanding lurus dengan belum cakapnya aparat penegak hukum dalam menindak secara tegas mereka yang terlibat dengan segala bentuk penyalahgunaan narkoba. Ini memang patut kita sayangkan.
Jangan hardik narkoba! Perbaikilah mental busuk kita! (Sumber: Pikiran Rakyat)***